19. Menyadari Perasaan

3.9K 368 7
                                    

Amanda memandang heran keduanya yang kompak menolak usulnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Amanda memandang heran keduanya yang kompak menolak usulnya. Sambil bersidekap gadis itu bertanya pada keduanya.

"Kenapa kalian menolak?"

"Bukan menolak, tapi tidak usah terburu-buru, kita fokus saja pada tujuanmu"

'Benar kata Kak Abi. Kak Manda, ini bekal buat makan siang nanti, ada juga buah buat cemilan kalau Kakak lapar nanti. Jangan lupa minum air putih hangat biar perutnya enakan" Mahi menimpali guna mengalihkan topik dan untung saja berhasil karena Manda kini fokus melihat isi kotak yang diberikannya.

"Manda ayo kita pergi sekarang, sudah hampir setengah delapan, Mahi juga harus membuka tokonya" ajak Abi yang langsung disetujui gadis yang tampak manis mengenakan blouse hijau muda dan kardigan tipis berwarna putih gading.

"Ok, kami duluan ya Mahi, sampai ketemu nanti sore" ucap Amanda mulai membereskan tas dan kotak bekalnya sedangkan Abi hanya mengangguk singkat seraya tersenyum ketika matanya bertemu dengan gadis yang gemar sekali memakai baju oversize itu.

Baru saja Abi hendak membuka pintu mobilnya, sebuah motor besar datang dan parkir di sebelahnya. Pria yang tidak lain adalah Bagas itu sempat tersenyum singkat pada mereka berdua sebelum menghampiri Mahi dan membantunya membuka rolling door.

Pria itu memang terlihat macho, kulitnya sedikit gelap, namun hal itulah yang membuatnya tampak maskukin. Tingginya dan Abi tidak berbeda jauh, tapi tubuh Bagas lebih berotot dan kekar.

"Itu pasti Bagas yang di ceritakan Mahi kemarin, ganteng maksimal sih, perhatian dan cepat tanggap lagi, sat-setnya mantul, beda sama orang yang kebanyakan mikir" sindir Manda lalu masuk ke mobil dengan sedikit membanting pintu.

Pria yang sudah berseragam rapi itu mengepalkan tangannya dan menatap tajam ke arah Mahi dan Bagas yang sudah mulai bertukar kata dengan akrab. Ia menarik hembuskan napas guna meredam panas di hatinya sebelum ikut masuk ke dalam mobil.

Dalam perjalanan pulang, bukannya duduk tenang, Amanda malah makin memperkeruh galaunya dengan memutar lagu patah hati sambil ikut bersenandung.

"Diamlah, suaramu jelek!" Ucapnya sinis, tapi Manda malah membalasnya dengan senyum mengejek.

🍭

"Sudah dua kali aku melihat PNS itu disini, apa dia langganan tetapmu?" tanya Bagas begitu duduk di bangku setelah menyeruput teh yang di sajikan untuknya.

"Dia Lurah disini Kak, namanya Abiansyah, memang langganan tokoku, selain itu kami cukup kenal karena aku sedang membantu adiknya menurunkan berat badan." jawab Mahi sembari mengelap etalase.

"Apa dia sudah menikah?" mendengar pertanyaan Bagas lagi yang terkesan penasaran membuat Mahi menghentikan kegiatannya dan menatap ke arah pria itu.

"Belum Kak.?" jawabnya singkat.

"Punya pacar?" Kali ini Mahi menghela nafas lalu mengerutkan dahinya.

"Kenapa Kakak jadi kepo soal dia sih, apa ada masalah?"

Langsing is My Dream (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang