01 Awal

7.4K 308 7
                                    

Tolong jangan hujat, Lulu ini emang suka nambah kerjaan😭🙏

Vote, komen, and happy reading 🖤
.
.


Suara khas resleting tertutup terdengar jelas di kamar yang tak berpenghuni. Haechan menatap sekeliling ruangan yang benda-benda didalamnya ditutup dengan kain putih. Kamar yang sudah lama tidak terdengar lagi suara tawa dari adiknya.

Netra Haechan menangkap pajangan polaroid yang penuh dengan potret laki-laki manis yang tampak dengan orang-orang asing. Haechan yakin itu teman-temannya, atau mungkin salah satu orang yang adiknya sukai.

Namanya Yang Jeongin, mereka bersaudara namun beda ibu. Mengingat dulu ayahnya sempat menikahi perempuan lain atas persetujuan bundanya, Ten. Perempuan itu adalah ibunya Jeongin yang hidup sebatang kara dan merupakan sahabat bunda dan ayahnya.

Pernikahan Johnny dan ibu Jeongin adalah karena perempuan itu tak punya kesempatan hidup lebih lama. Gagal ginjal kronis yang dideritanya membuat Ten ingin merawat perempuan itu. Dan berakhirlah meminta Johnny untuk menikah lagi.

Lalu mereka punya tambahan keluarga, yakni Yang Jeongin.

Haechan tak membenci adiknya, justru ia sangat menyayangi lelaki manis itu.

Apalagi ketika pemuda itu tersenyum, matanya akan ikut tersenyum. Tersenyum kecil, Haechan merasa merindukannya.

"Sayang, perlu bunda antar?" Suara pria cantik menyapa indra pendengaran Haechan. Ia menoleh, lalu terkekeh pelan.

"Aku bukan anak TK bund, aku bisa sendiri." Ten mendekat sedikit merasa khawatir, pria itu ikut berjongkok menyamakan posisi Haechan yang tengah menyiapkan barang-barang di dalam tasnya.

"Tapi tetap aja sekolah baru, kamu kan jadi anak baru di sana. Kalau kamu dibully gimana?" Haechan mendengus geli, lihat bundanya mulai berlebihan.

"Bund, aku jago boxing, kan udah sering latihan sama ayah," balas Haechan.

"Tapi itu kan nggak akan mengubah kalau kamu pihak bawah," cibir Ten.

"Walaupun gitu aku tetap laki-laki bunda, udah ah. Ayo kita sarapan," ajak Haechan.

"Dasar anak Johnny," gumam Ten. Haechan tertawa kecil, lalu menggandeng tangan Ten untuk turun sarapan.

"Ayah masih di luar kota bund?" tanya Haechan, karena tak melihat penampakan ayahnya di meja makan.

"Iya, berasa janda bunda tuh, apa kita cari ayah baru aja ya, Chan?" gurau Ten.

"Emang yakin bunda bisa cinta sama orang lain selain ayah?" balas Haechan.

"Nggak. Kamu sih, jadi kangen bunda sama ayah kan." Ten memberengut, sungguh Haechan merasa kagum dengan kadar kecantikan pria itu. Sudah bertahun-tahun bundanya terlihat masih cantik dan seksi kalau kata ayah Johnny.

Sarapan berlangsung dalam keadaan hening, karena memang dibiasakan untuk makan dalam diam. Haechan meneguk susunya lalu meraih ransel di bangku samping.

"Berangkat sama siapa?" tanya Ten.

"Dijemput Felix, bund."

"Felix si bule manis itu?" Haechan mengangguk, memang dulu ia punya teman yang bernama Felix semasa SMP, tapi pemuda itu sempat pindah keluar negeri, lalu kembali ke Indonesia saat SMA.

"Titip salam sama Felix ya, bunda harus siapin orderan." Haechan mengangguk, bundanya memang punya toko kue, lumayan terkenal dan musim-musim hari valentine seperti ini toko kue ibunya akan ramai. Orang-orang sekarang lebih berminat membeli kue daripada coklat untuk sang kekasih. Tapi tak apa untung bagi keluarganya juga.

Puzzle Piece | MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang