Pukul 02.00 dini hari, jeongwoo terbangun dari tidurnya karena merasa haus. Air minum yang biasanya tersedia di nakas sudah habis tak tersedia, mau tak mau jeongwoo harus turun ke dapur untuk membawa air minum. Sangat menyusahkan memang, kenapa tidak ada dispenser saja di kamar haruto ini.
Setelah turun dan mengambil minumnya, jeongwoo berniat kembali ke kamar tidur. Tapi fokusnya sedikit teralihkan kala melihat pintu berwarna putih yang bibi yumi bilang tidak boleh di masuki sedikit terbuka. Jeongwoo mengambil langkah mendekati pintu tersebut dan karena rasa penasarannya tiba-tiba saja menjadi besar, dia mengintip kedalam pintu tapi tidak melihat apapun.
Aneh. Jeongwoo semakin penasaran dan masuk kedalam ruangan tersebut, benar saja tidak ada apapun didalam, baik orang ataupun barang. Jeongwoo bingung sebenarnya ruangan apa ini? Kenapa tidak boleh dimasuki? Padahal isinya kosong tidak ada apa-apa, hanya ada sebuah kursi di tengah ruangan. Jeongwoo kembali melihat sekeliling, ruangan ini dicat putih bersih dengan lantai marmer berwarna putih juga.
Oh tunggu, ada sebuah pintu kayu yang sangat kontras dengan ruangan putih nan bersih ini. Jeongwoo mendekat ke arah pintu tersebut, meremat gelasnya karena sedikit was-was.
Sebuah suara terdengar dari luar, sepertinya itu anak buah haruto. Maka, buru-buru jeongwoo keluar dari ruangan tersebut dan kembali ke kamarnya.
🦋🐺🦋🐺🦋
Sarapan pagi ini cukup ramai karena rumah haruto kedatangan banyak tamu, lebih tepatnya orang kepercayaan haruto. Biasanya jika weekend seperti ini hanya akan ada jeongwoo dan haruto yang menghabiskan waktu dirumah seharian, tapi kali ini ada asahi, hyunsuk, jihoon, dan tentu mashiho yang memasak.
"Jadi agenda hari ini adalah penandaan jeongwoo?" Tanya jihoon tiba-tiba membuat hyunsuk tersedak karna kaget. Buru-buru jihoon memberikan air pada sang kekasih dan menepuk punggungnya pelan.
"Penandaan apa?" Tanya jeongwoo tak paham, dia menatap kearah jihoon untuk mendapatkan jawaban tapi jihoon malah membuat gesture menujuk haruto menggunakan dagunya, seperti memberitahu jeongwoo untuk bertanya pada haruto bukan dirinya.
"Nanti juga tahu" jawab haruto singkat dan kembali menyuapkan makanan kedalam mulutnya.
"Lo sudah tanya concern jeongwoo terkait ini?" Hyunsuk bersuara, dia sebenarnya tahu bahwa haruto belum menjelaskan apapun pada jeongwoo terkait 'penandaan' ini, jujur saja hyunsuk sangat sayang pada jeongwoo seperti ibu yang sayang pada anaknya, kali ini dia tidak mau menyakiti jeongwoo lagi.
"Tidak perlu menunggu persetujuan, dia bagian dari kita sekarang, sudah seharusnya melakukan itu" terang haruto membuat hyunsuk sedikit geram haruto selalu saja seperti ini.
"Sudahlah sayang, benar kata haruto nanti juga jeongwoo tahu. Lagian asahi yang melakukannya jadi tidak perlu khawatir" ucap jihoon kala melihat hyunsuk yang mulai emosi pada haruto, jihoon jadi merasa bersalah karna membawa percakapan ini sehingga sedikit merusak suasana sarapan pagi yang seharusnya tenang.
🦋🐺🦋🐺🦋
Jeongwoo sedang asik bermain nintendo dengan hyunsuk dan mashiho di ruang tengah, tiba-tiba seorang maid menghampiri dan menyuruh jeongwoo untuk pergi ke ruangan kerja haruto. Jadilah mereka semua harus mengakhiri sesi bermain ini, jeongwoo ditemani oleh hyunsuk dan mashiho pergi ke lantai 2.
Tok tok
Terdengar suara orang mempersilahkan masuk, hyunsuk masuk terlebih dahulu diikuti oleh jeongwoo dan mashiho. Disana ada asahi yang sedang sibuk dengan sebuah koper dan peralatan yang entah apa jeongwoo tidak mengetahuinya, lalu jaehyuk yang bermain handphone di sofa dan haruto yang duduk di kursi kerja lengkap dengan layar monitor yang sedang menyala.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Red Butterfly
FanfictionKupu-kupu merah merupakan lambang gairah, kebahagiaan dan romansa yang tak terbatas. Namun dalam beberapa kepercayaan, kupu-kupu merah ini menandakan bahaya atau kejahatan. Sebuah kisah tentang Park Jeongwoo yang harus terjebak dalam sangkar emas mi...