Chapter 2: Valerie-Ann

323 10 0
                                    

"Ibu tidak percaya kau melakukan hal yang sangat bodoh seperti itu, Valerie-Ann!" teriak Alexia Branson yang selalu memanggil putrinya dengan 'Valerie-Ann' setiap kali putrinya itu membuatnya murka.

Valerie diam-diam memutar matanya. Berharap ibuku tidak melihatnya, tapi ternyata ia ketahuan.

"Berhenti melakukan itu disaat ibumu sedang berbicara. Paham?"

Fuck.

"Paham, Mom. Tapi aku hanya ingin beristirahat untuk sebulan, for God's sake! Bukan selamanya. Hanya satu bulan. Tiga puluh hari."

Lexi Branson selalu memikirkan pamornya sebagai aktris sekaligus mantan model papan atas. Ia selalu memastikan putrinya untuk tidak macam-macam, apalagi karena akan banyak kamera yang menyorotnya.

Sebenarnya bukan ibunya yang memaksa Valerie untuk mengikuti jejak ibunya menjadi seorang aktris, tapi memang keinginannya sendiri dan juga mungkin DNA ibunya yang terdapat didalam tubuhnya dominan.

Namun, yang membuat Valerie terkadang tidak menikmati pekerjaannya adalah The 90s Chick Flicks Queen, alias ibunya. Itu merupakan sebutannya di dunia entertainment.

Disaat semua orang menyebut ibunya 'The Bla Bla Alexia Branson', mereka menyebut Valerie 'Nepo B' yang artinya Nepo Baby atau Nepo Branson.

Ibunya tidak mau jika ia hanya sekedar menjadi aktris saja, melainkan menjadi panutan juga. Role model. Bukankah itu yang diinginkan oleh semua figur publik? Ya, Valerie tahu ia tidak salah. Ia hanya ingin yang terbaik untuk anaknya. Tetapi caranya terkadang salah.

Wanita yang sedang menatap putrinya dengan tajam itu tidak membiarkan Valerie menjadi dirinya sendiri.

Disaat Valerie ingin menyapa penggemarnya atau mungkin tersenyum pada paparazzi, ibunya melarang. Katanya, lebih baik untuk tidak terlalu banyak berinteraksi. Ia mengharuskan Valerie untuk menjadi anggun, tidak banyak bicara, dan pelit senyum agar Valerie mempunyai personality image yang berbeda.

100% salah, bukan?

Sedangkan, Valerie adalah sebaliknya. Valerie tidak anggun, suka sekali berbicara, dan murah senyum. Menurut Valerie, disaat ia tersenyum, ia sedang menularkan kebahagiaan di sekitarnya. Seperti apa yang selalu dilakukan oleh sahabatnya, Stella Mikaelson.

Sebenarnya nama belakangnya belum resmi menjadi 'Mikaelson', tetapi berhubung mereka sudah bertunangan dan kemungkinan besar mereka sebentar lagi akan menggelar pernikahan—ia berharap seperti itu, jadi Valerie anggap itulah nama belakang Stella sekarang.

"Valerie-Ann, dengarkan ibumu sekali saja–"

Dengan cepat Valeri membantah. "Aku selalu mendengarkanmu, Mom. Dan selalu mengikuti apa maumu."

"Maka itu kau harus mengikuti apa mau ibu, seperti apa yang selalu kau lakukan!"

"Sekarang bukan saatnya lagi aku mengikuti apa mau ibu, okey?" Valerie menghela napasnya, berhenti sejenak dari perdebatan ini.

"Ibu bilang tidak, Val–"

TING!

Bel lift penthousenya berdenting, menandakan ada yang datang. Dan satu-satunya orang yang pasti datang adalah seseorang yang kini tinggal dengan Valerie, jika mereka sama-sama sedang di New York.

Ibunya refleks mengarahkan pandangan ke lift.

"Greyson?" Lexi Branson mengeryitkan dahinya, lalu melirik pada putrinya dengan ekor matanya. Ia tahu mengapa Greyson kemari.

Irresistible Sight | Irresistible Series #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang