Chapter 04

4.2K 363 12
                                    

[ Yohan ]

________×

"Sebenernya.. saya kebelet boker."

   Lontaran dengan kekehan dari Yohan sebelumnya tak berhasil mencairkan suasana, melainkan semakin membuat ketiga pria itu menatapnya dengan begitu tajam dan dingin.

Yohan mengutuk dalam hati atas nasibnya yang selalu naas, di kejar satpol pp, masuk ke hutan, kelaparan, di bunuh psikopat dan sekarang harus berpura-pura menjadi roh dari tubuh ini.

lagipula namanya jelek, kenapa tidak Yohan saja?

"Okay, jadi.." manik hitam kelam itu melihat ketiga manusia yang menunggu jawaban, ia menghela nafas dengan pasrah, ".. saya ga inget apa apa, he.. he.. "

pria dengan luka di rahang mendengus kasar dan memijat keningnya, "Kembali ke kamar mu."

Yohan mengerjap bingung, menatap sekeliling ruangan yang begitu besar dan mewah lalu menoleh ke arah pria dengan manik biru yang sedang menatapnya.

"Bang, anterin dong."

pemuda itu menghela nafas lalu berdiri, membiarkan Yohan mengikutinya dari belakang, mereka berjalan beberapa langkah hingga mencapai tangga dan membuat Yohan ternganga karena tangga ini benar benar banyak.

"Rumah gedong doang kagak punya lift, miskin amat."

sadar diri, han.

pemuda di depannya memutar bola matanya dengan malas lalu membelokkan arah jalan mereka, menuju lift yang ternyata tersedia di samping tangga lalu menyuruh Yohan masuk dengan cepat.

Yohan melihat lift yang kini bergerak dengan wajah kampungannya dan merasa sangat takjub. Sepertinya jika ia bisa merampok rumah ini akan dia rubah menjadi mall.

  Pintu lift terbuka, mereka berjalan di sekitaran lorong dengan meja meja yang di hiasi vas bunga cantik juga beberapa pintu. Hingga keduanya berhenti di depan pintu putih dan pemuda bermata biru itu pergi menjauh, meninggalkan Yohan sendirian.

"Tuh orang kagak takut gua rampok kali rumahnya ya? lagian, ini gua dimana si?"

Yohan perlahan membuka pintu kamarnya, dan menganga dengan lebar saat menemukan kamar luas yang mewah tapi hanya berisi kasur polos dan lemari kecil juga meja belajar.

memang miskin.

"Masa kamar gua gini doang? sedia in poster cewe seksi kek di dinding atau kasih rak buat kaset vidio porno kek," Yohan menggerutu namun tak ayal dia berlari masuk dan merebahkan dirinya di atas kasur yang begitu empuk dan lembut.

manik hitam kelam itu menatap pada langit langit kamar, kedua tangannya ia jadikan bantalan kepala.

"Gua ini hidup lagi? gimana sih, kok gua gak paham," Yohan mendecak kesal.

"Kayaknya sih iya gua hidup lagi, gak mungkin kan kehidupan gua yang punya mama cantik dan temen temen di sekolah itu cuma mimpi? gak mungkin banget, soalnya gua masih inget jelas pas kecil di hukum karena ngintip rok si amel."

Yohan mendesah frustasi, "Hidup lagi? itu kayaknya hal paling mustahil. tapi.. tapi gua hidup lagi ini.." ia mendengus kesal, ".. walaupun jadi manusia cebol."

YohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang