29. Final Decision

8 3 2
                                    

Bak pengawal pribadi, sedari tadi Puma mengikuti kemana langkah yang Grey ambil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bak pengawal pribadi, sedari tadi Puma mengikuti kemana langkah yang Grey ambil. Pria Kim itu meminta Puma agar terus berada disisinya karena ia ingin mencari sebuah buku yang saat ini sangat ia butuhkan untuk menambah wawasannya dalam dunia kesehatan.

"Sudah berapa tahun kau menggeluti dunia perpustakawan, Puma?" Grey menoleh sejenak guna melihat Puma yang sedang menatapnya lalu ia kembali melanjutkan untuk melihat deretan judul-judul buku yang ingin ia pinjam.

Puma mencoba untuk mengingat kembali berapa lama ia menggeluti dunia tersebut dan berhasil menemukan jawabannya. "Sepertinya kurang lebih empat tahun. Ada apa, Dokter Kim?"

Grey mengulas senyum hangat pada Puma dan mengusap pundak pria itu dengan lembut. "Tidak apa-apa. Hanya saja aku penasaran kenapa kau tidak memilih untuk menjadi seorang perawat atau seorang dokter. Karena dalam satu kali penglihatan saja, aku bisa tahu bahwa kau adalah seorang pria yang cerdas. Apalagi bagaimana caramu dalam memberikan pelayanan."

"Puma!"

Terdengar sebuah gema yang memanggil namanya. Bukan hanya Puma yang menoleh tetapi seluruh pengunjung perpustakaan juga ikut menjatuhkan atensi pada Seo-joon yang sedang berlari untuk mendekat dengan Puma.

Senyum Grey semakin lebar, deretan giginya yang rapi itu terlihat. Euforia bak bahan bakar dalam dirinya saat melihat wajah Seo-joon diselimuti oleh rasa kekhawatiran yang begitu mendalam. Setiap detail yang diambil oleh Seo-joon, Grey tangkap dan tidak ingin melewatkannya sedetikpun.

Seo-joon menarik lengan Puma lalu ia mengambil satu langkah agar anaknya tersebut berada di belakangnya, agar terhindar dari Grey. Puma tidak mengambil tindakan atau sepatah kata apapun. Otaknya terasa mati tidak bisa memberikan respon pada tubuhnya.

"Seo-joon, mengapa kau bertingkah seperti itu? Orang-orang bisa menilai bahwa kau bukanlah seorang pria yang berpendidikan melihat kau berteriak dalam perpustakaan." Grey mengajukan pertanyaan tersebut dan mencoba untuk melihat reaksi seperti apa yang akan Seo-joon berikan untuk memuaskan euforia yang sedang ia rasakan saat ini.

"Orang-orang bisa berkata bahwa aku adalah seorang penjahat. Padahal aku sedang meminta bantuan pada anakmu yang cerdas itu untuk memilih buku kesehatan yang sedang aku butuhkan," lanjut Grey sembari ia menarik langkah dan memperhatikan satu per satu judul buku yang tersusun rapi di dalam rak buku.

Grey terabaikan, Seo-joon berbalik badan dan memegang kedua bahu Puma. Ia menelisik kedua netra anaknya itu lalu menariknya kedalam pelukannya. Pelukan itu terasa sangat erat membuat Puma bisa merasakan degup jantung Seo-joon yang berpacu dengan sangat cepat.

"Ayah, apa yang sedang terjadi?" tanya Puma yang masih di dalam pelukan Seo-joon.

Perlahan pelukan tersebut terurai, Seo-joon menutupi rasa kekhawatirannya itu dengan senyuman tulus yang ia berikan pada anaknya. "Ayah sangat merindukanmu. Makanya Ayah berlari seperti itu karena rasa rindu tersebut tidak bisa lagi tertahankan dan rasanya seperti akan meledak."

Your Favorite VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang