"Bukan mereka yang jahat, tapi lo yang ditakdirin buat jadi orang kuat."
- Haikal Mahendra.
Bel sekolah berbunyi, seluruh siswa - siswi berbondong-bondong keluar dari kelasnya masing-masing karena sudah waktu pulang. Jika di lihat dari atas terlihat seperti lautan manusia. Ketujuh siswa populer di SMA Sumpah Pemuda itu berjalan beriringan menuju parkiran berada.
"Atas nama Ella kesayangan nya Haikal?" gurau Haikal saat melihat Ella menghampirinya.
Ella terkekeh kala Haikal cosplay sebagai abang ojek online. "saya bang, saya Ella tapi nggak tau kesayangan nya kak Haikal atau nggak."
"Tadi sih kata mas Haikal, kalau ada gadis pakai hoodie coksu terus dia cantik, imut berarti namanya Ella. Kesayangan nya Haikal, bang ojol jangan naksir dia loh ya, udah punya saya soalnya. Gitu neng katanya." jelas Haikal yang masih cosplay jadi abang ojek online.
Ella terkekeh singkat, "emang iya bang?"
Haikal mengangguk mantap, "iya atuh neng, mas Haikal mah nggak mungkin bohong." Haikal berucap sambil memasangkan helm di kepala Ella.
"Kalau kak Haikal jadi abang ojol beneran, penumpang nya bakal di pakein helm kayak gini juga, nggak?" Ella mendongak menatap Haikal yang tengah fokus mengaitkan pengait helm milik Ella.
Haikal menunduk menatap Ella dengan jarak yang sangat dekat, bahkan dia dapat merasakan deru nafas gadis itu. "emmm, enaknya di pakein nggak ya?" ucap Haikal dengan ekspresi seolah-olah dia tengah berfikir keras.
"Ih dasar nyebelin." Ella mencubit kecil pinggang Haikal karena merasa kesal dengan jawaban cowok itu.
Haikal meringis pelan, cubitan Ella memang tidak perlu diragukan lagi. Meskipun berbadan mungil cubitan cewek itu panas - panas perih rasanya.
"Kamu mah mainnya gitu, nyubit mulu, sakit sayang." Haikal mengelus pinggang bekas cubitan Ella.
"Biarin wlee," Ella berucap sambil menjulurkan lidahnya.
Haikal yang melihat itu pun ingin sekali mencubit kedua pipi chubby gadis itu gemas. Bener nggak sih, nih gadisnya udah SMA? tapi kenapa masih seperti anak SD?
"Udah kak ayok, nanti keburu mama atau papa pulang."
Haikal mengangguk dan bergegas menaiki motornya, "gue duluan bro." pamitnya pada ke 6 sahabatnya.
"Jangan lupa ke markas." Rey mengingatkan.
"Oke siap." setelahnya motor besar berwarna hitam milik Haikal melaju keluar gerbang Diningrat Internasional School.
Dalam perjalanan pulang, Haikal selalu mengajak ngobrol Ella. Tapi sayangnya jawaban gadis itu selalu jauh dari kata normal.
"Sayang, mau langsung pulang apa kamu mau sesuatu dulu, gitu?" tanya Haikal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Tanpa Jendela [VER LENGKAP DI NOVELTOON]
Ficção AdolescenteVERSI LEBIH LENGKAP ADA DI NOVELTOON, GRATIS!!! "Untukmu Haikal Mahendra, lelaki hebat yang tertawa tanpa harus merasa bahagia." - Rumah Tanpa Jendela. "Gue nggak boleh nyerah sebelum denger kata sayang dari mama papa." - Haikal Mahendra. [PEACEABLE...