Aku, Sang Anak Haram

1 0 0
                                    

Terlahir di dunia fana
Diriku yang kotor ini
Dari ayah yang terlena
Akan nafsu pribadi.

(Disclaimer: bab ini ada penggambaran mengenai Muslim yang baik dengan Muslim yang tidak baik. Dimohon untuk baca sampai habis agar tidak ada kesalahpahaman)

Malam itu, suara jeritan wanita menyelimuti malam yang gelap di pulau Wallenstein, pulau sebelah St. Jamian Island. Jeritan yang besar itu melolong keras tanpa ampun, menangis tersedu-sedu menahan rasa sakit.

Tangan meremas kain permukaan kasur, mencoba untuk menahannya meski sulit.

"Ibu, tolong bertahanlah, ibu pasti bisa!"

Wajahnya seakan mengatakan bahwa dirinya belum siap akan hal ini mengeluarkan air mata yang banyak, merasakan sakit luar biasa.

Kaki dan perut mulai terlihat. Dia anak perempuan, bertubuh seperti bayi yang polos.

"Mengapa harus terjadi padaku saat ini, Ya Tuhan?!!!" teriak ibu itu kesakitan.

Seorang laki-laki yang ada di luar ruangan menunggu dengan wajah kebingungan. Ketakutan, bingung, teraut di wajahnya.

"Setelah janin itu keluar, segera buang saja kalau kamu tidak mau merawatnya. Kita tidak boleh menerima janin setan, bahkan memberikannya kasih sayang," ucap laki-laki yang terlihat seperti orang pintar.

Beberapa waktu kemudian.

"Bayinya sudah lahir, ibu. Anaknya perempuan."

Wanita yang meraung kesakitan itu langsung memegang bayi itu, tersenyum lega.

"Wajahnya seperti ibu, cantik jelita."

Dia tersenyum seakan ingin menerima anak itu di dunia. Menimangnya dengan kasih sayang.

"Apakah ibu ingin menamai anak ini? Atau dinamai oleh bapaknya--"

"Saya bukan bapaknya!"

Semua orang di ruangan itu tertuju pada pintu geser. Lelaki paruh baya dengan tubuh kayu berdiri sembari bernafas memburu, seperti orang marah.

"Anak itu terkutuk!"

"Sayang! Bukankah katamu kita akan merawatnya? Apalagi kita akan menikah beberapa bulan lagi! Jangan seperti itu, sayang!"

"Iya, aku akan menikahimu! Tapi bukan untuk anak itu!"

Lelaki di sebelahnya yang seperti orang pintar itu, terkekeh. Topi yang mirip seperti topi adat menjadi miring, dan dia mengelus-elus janggutnya.

"Katanya benar, anak itu adalah anak setan! Jelmaan setan paling terkutuk di dunia!"

Wanita tadi menatap lelaki itu, dia mengeluarkan air mata sedikit demi sedikit.

"Apa maksudmu, Pak? Saya sudah tidak ingin mempercayai Anda karena sudah membuat kakak saya mati karena penanganan bapak, lalu bapak dengan beraninya memanggil anak saya ini setan?!"

Perempuan asisten bidan berjalan sedikit. "Benar, Pak! Bapak jangan seperti itu, dia adalah titipan Tuhan paling berharga. Meskipun dia dilahirkan tanpa hubungan yang sah."

"Hah! Hari gini masih percaya Tuhan?" ucap bapak itu. "Kalau tidak tahu apa-apa diam saja, dasar imigran Arab!"

Lelaki dukun itu menunjuk asisten bidan yang memakai hijab, bermaksud menghinanya dan Agamanya.

Pria yang bernafas memburu itu langsung memukul pintu dengan keras. Suara itu menggema hingga keluar rumah sakit.

"Saya tidak akan menerima anak itu dengan kasih sayang, pokoknya tidak akan! Karena kamu adalah perempuan yang tidak terpilih, kamu hanyalah wanita haram!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Severed Wings ~ Machine WingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang