Salsa membuka smart lock door sebuah apartemen di hadapannya ditemani oleh salma dan rony di belakangnya. Saat pintu sudah terbuka, salsa dapat melihat sebuah apartemen yang cukup luas dengan interior minimalis.
Salsa menolehkan kepalanya ke belakang, ke arah salma dan rony yang sedang memerhatikan ke seluruh sudut apartemen.
"Gimana kamu suka sal ?" Tanya rony.
"Om ini gak salah ? Ini terlalu besar buat aku. Aku cuman butuh apartemen yang kecil aja" salsa juga ikut memperhatikan apartemennya yang terbilang cukup besar.
"Gak apa-apa, biar kamu nyaman tinggalnya"
"Tapi aku rasa uang aku gak akan cukup buat nyewa ini om"
"Kamu gak usah pikirin biaya sewanya. Kamu bisa tinggal disini semau yang kamu mau. Dan om harap kamu jangan nolak ini. Ini sebagai bentuk terima kasih om buat papa kamu yang dari dulu suka bantuin om. Bahkan saat om baru buka studio foto dulu. Dia yang paling semangat promosiin studio foto om ke semua mahasiswa di kampus om dulu. Dan sampai kemarin pun dia yang selalu bantu promosi dan rekomendasiin jasa perusaahaan om ke temen-temennya. Banyak project yang goal dari promosi papa kamu itu. Jadi ini itu gak ada apa-apanya sal. Jadi om mohon kamu jangan nolak yah"
"Tapi om...."
"Tolong diterima yah sal, kamu boleh pindah dari rumah kami, tapi kamu gak boleh tolak pemberian kami. Lagian gak baik nolak rejeki sal" kini salma yang ikut membujuk salsa.
Salsa terdiam. Hingga akhirnya ia menganggukan kepalanya. Di dalam hati ia bertekad, sesegera mungkin ia harus bisa membalas kebaikan keluarga ronald.
***
Selepas kepulangan rony dan salma yang tadi membantu kepindahan salsa ke apartemen barunya. Kini perasaan sepi sangat terasa. Rasanya ada yang kosong, ada yang hilang. Dan salsa tak suka perasaan ini. perasaan yang selalu ia rasakan saat ibunya dulu sering meninggalkannya.
Salsa menghela nafasnya pelan. Dan mengusap-usap dadanya lembut. Berusaha menyakinkan hatinya kalau ia bisa. Kalau ia kuat, dan ia bisa mandiri.
Gerakan tangannya terhenti. Saat bel apartemennya terdengar berbunyi. Salsa mengerutkan keningnya. Siapa yang mengunjungi apartemennya, padahal ia baru saja pindah. Namun ia buru-buru beranjak dari duduknya, sepertinya salma dan rony yang kembali lagi, mungkin mereka melupakan sesuatu.
Saat salsa membuka pintu, yang terlihat di balik pintu adalah wajah ronald yang kini sedang tersenyum tipis ke arahnya.
"Ron lo ngapain disini ?" Tanya salsa bingung
"Disuruh nyokap gue liatin lo"
"Tante baru juga pulang dari sini, masa udah nyuruh lo liatin gue. Lo bohong kan ? Bilang aja lo modus" salsa menatap ronald dengan penuh selidik.
"Dih, gak percayaan banget. Kudu dikasih bukti mulu" kini ronald membuka handphonenya dan terlihat ia membuka aplikasi whatsapp lalu ia melihatkan isi chatnya bersama dengan salma. Disana ada chat dari salma yang menyuruh ronald untuk mengunjungi salsa beserta dengan alamat apartemennya.
"Gak modus kan gue ?" Tanya Ronald, setelah memastikan salsa membaca chatnya dengan ibunya. Ronald memasukan kembali handphonenya ke dalam saku celana yang ia gunakan.
Tanpa dipersilahkan terlebih dahulu untuk masuk. Ronald sudah melenggang masuk ke dalam apartemen salsa. Terlihat ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru apartemen.
"apart lo nyaman" ronald berkomentar dan menjatuhkan dirinya di sofa yang tersedia di dalam apartemen salsa.
Salsa hanya menatap ronald dalam diam tak membalas komentar ronald mengenai apartemennya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Healer - [End]
Teen Fiction- Sequel of Samely - Bisa membaca cerita samely terlebih dahulu RONALD AXELIO DALMENDRA Dimata kedua orangtuanya ronald adalah anak yang sangat manis dan penurut, selain dia punya wajah yang sangat tampan dia juga pintar. Terbukti ia menjadi asisten...