TW: r*pe
Anggara memasuki ruangan sidang yang sunyi karena sedang menunggunya, langkah kaki yang terdengar menggema itu dengan gagahnya berjalan mendekati pelaku dan suara peluru terdengar 17 kali.
Di tembakan ke 17 tubuhnya ditahan secara lembut. Pelaku itu menyentuh Agra, adiknya, mataharinya, kesayangannya, dan dunianya.
Ver langsung memeluk Anggara yang terus menatap tubuh pelaku yang sudah berlubang karena hampir semua pelurunya mengenai tubuhnya.
Sidangnya sudah selesai, dan mereka memang menunggu Anggara untuk datang dan membunuhnya karena hukuman yang setimpal.
Agra digilir oleh 17 orang, dan semuanya akan ditembak sesuai dengan perlakuan bejat mereka pada adiknya.
Tubuh Anggara melemas, ia langsung terjatuh ke bawah saat mengingat seberapa takutnya Agra ketika ditemukan.
Walaupun bukan Agra yg merasakan sakitnya, tapi tetap saja ia bisa melihat apa yg terjadi ketika Asa memaksa menggantikannya.
Untuk pertama kalinya, Asa menangis karena merasa sakit dan jijik kepada tubuhnya. Ia membenci mereka yg menyentuh Agra, ia tak bisa membunuh mereka karena tubuhnya sudah lemas.
Jika melawan pasti tubuhnya akan langsung digilir lagi, begitu terus sampai tubuhnya tak bisa bergerak.
Dan Asa langsung pingsan setelah itu, menyisakan Agra yg melihat semua hal itu dengan jelas.
Ia bisa melihat darah mengalir dari dalam tubuhnya, tubuhnya memar, bibirnya terhias sperma kering.
Ia langsung gemetaran mengingatnya. Sebelum pingsan, saat Asa digilir ia memejamkan matanya agar Agra tak melihat kejadiannya.
Namun matanya dipaksa terbuka dan diarahkan untuk melihat kearah mereka yg sedang memperkosanya.
Banyak ucapan merendahkan mengudara untuknya, dan ketika mereka keluar dari ruangan itu Asa langsung tak sadarkan diri.
Ver, Fian, Asta dan Anggara bergantian menembaki para pelaku. Pelaku ke 17 di beri racun yg menyakitinya secara perlahan hingga mati, ia adalah seseorang yg merencanakan ini.
Dan tentu saja, Anggara akan memberikan sesuatu yg setimpal.
Perjalanan hari ini selesai dan saatnya beristirahat
Termasuk alur, cuma agak mundur beberapa tahun. Ini GK sengaja kebikin karena trauma Pia sama cowok.
Kemarin waktu lagi main bertiga kita ketemu Ama seseorang yg pernah merkosa Pia, dia langsung histeris. Aku sama Leon pernah nanya, kenapa GK bilang aja ke ortunya dia, dan katanya tuh dia GK mau ngehancurin masa depan cowok itu.
Leon langsung marah pas tau, jadi waktu kemaren dia langsung jalan ke arah cowok itu terus di tabok. Leon langsung narik Pia buat ninggalin tempat itu, aku minta maaf sama cewek yg disampingnya terus nabok cowok itu juga lah.
Kesel. Terus ya Pia makin nangis, dia ngira Leon marah sama dia dan pas Leon mau nelpon ortu Pia dia malah nangis bujuk Leon biar GK nelpon ortunya. Dan Leon jadi bingung juga, ortunya cowok itu temenan sama ortu Pia dan pia GK enak kalo ngasi tau itu.
Dan berakhir dengan Leon GK ngasih tau ke ortunya, karena ngeliat Pia udah sesenggukan sambil terus minta dirahasiain. Pia sebaik itu sama orangnya karena waktu kejadian itu terjadi, orang itu lagi SNMPTN dan dia GK tega ngeliat kerja kerasnya. Leon akhirnya ikut nangis karena emosi sama Pia yg terlalu baik, dan sampai sekarang ortu Pia masih nggak tau.
Dah kepanjangan, maaf ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asa (Hiatus)
RandomBapak anak tapi panggilannya Abang Adek Notes: Nggak suka silahkan pergi, lebih baik habiskan waktu dengan yg lebih penting daripada ngetik hal jahat disini. BL tipis tipis (bukan incest) suka ada AU tiba tiba WANJAI BUKU GW MASUK PERINGKAT SATU WO...