[SoD] 8

183 16 4
                                    

Happy Reading^^

"Ku denger tadi subuh ada yang teriak, siapa ya?" Tanya Rimba, disebelah nya ada Sopan, Taufan, Gentar, dan Blaze.

Mereka sedang bersantai dikamar Sopan dan Gentar, awalnya hanya obrolan random seputar kegabutan mereka namun Rimba mengalihkan topik pembicaraan dan bertanya tentang teriakan yang ia dengar tadi subuh dari kamarnya.

Karena hanya Taufan yang tahu diantara mereka kejadiannya; karena tadi subuh ia ikut Gempa menjenguk sang korban. Jadi Taufan menjelaskan kejadian yang menimpa Solar dari subuh.

"Kalau aku yang ngalamin kayak gitu, udah pasti aku minta pindah kamar" Sela Gentar dengan nada takut yang dibuat-buat.

"Itu tuh kamu nya aja yang penakut, kak solar aja ga sampe pindah kamar" Kata Sopan dengan diselingi nada ejekan, namun ia mengatakan nya sembari tersenyum.

Gentar yang tahu bahwa ia sedang diejek oleh Sopan, cemberut dan memalingkan wajahnya dari Sopan.
Mereka semua tertawa kecuali Blaze, Taufan yang sadar bahwa sepertinya Blaze tidak tertarik dengan pembicaraan mereka, sontak bertanya kepada Blaze.

"Blaze, tumben diem aja? biasanya kamu paling banyak komen" Mendengar pertanyaan dari Taufan, Blaze pun menoleh dan mendapati Taufan yang memandang nya dengan cemas begitu pun dengan yang lain.

"Eh, aku gapapa kok. Mungkin aku ga denger ada yg jerit tadi subuh" Kata Blaze seraya memasang pose berfikir.

"Ihh ga mungkin kamar nya kamu, supra, sama frostfire kan sebelahan sama kamarnya thorn dan solar, aku yang tidur dilantai satu aja denger" Blaze mengangkat alisnya.

"Dan blaze, kamu udah ikhlasin ice kan" Lanjut Taufan dengan berbisik.

Blaze menunduk dan menghela nafasnya, ia angkat lagi kepalanya menatap seluruh saudara nya, kurang dari dua detik ia tersenyum menampilkan gummy smile yang sudah beberapa hari belakangan ini tidak pernah lagi ia tampakan.

"Aku udah ikhlasin ice dari lama kok, aku tau ice bakalan sedih kalau aku terus mikirin dia sambil nangis-nangis" Tiba- tiba saja punggung Blaze di rangkul oleh Taufan dan Gentar.

"Nah gitu dong, jangan dibawa sedih mulu!" Ujar Taufan dengan riang, Blaze terkekeh.

Dan tiba-tiba lagi pintu kamar Sopan dan Gentar dibuka dengan keras oleh seseorang menimbulkan suara benturan yang cukup keras.

BRAKK...

Pintu terbuka dengan lebar, menampilkan sesosok orang memakai baju berwarna putih hijau bergambar durian sedang membawa sebuah kotak, entah apa isi nya. Semua orang yang ada di dalam kamar sana sontak menghela nafas se dalam-dalam nya.

"Hayy kalian! lihat sori bawa ular tangga"

Semua yang berada didalam kamar berbinar melihat Sori datang membawa sebuah permainan favorit mereka.

SoD

Disebuah mansion seorang lelaki berkacamata ungu sedang duduk di sofa dengan ponsel ditangan nya. Rambut ungu nya yang tampak rapi menutupi sebagian matanya.

Ia terus me scroll sebuah situs internet yang menjual rumah-rumah dengan harga miring.

"Apa kau ingin pindah rumah, fang?" Yang ditanya menoleh sebentar, lalu ia kembali menatap layar ponsel.

"Kalau aku menjawab iya bagaimana, kak?" Mendapati jawaban adik nya yang seperti melibatkan dirinya itu, Kaizo pun mengambil posisi duduk disamping Fang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Save or Death [ Hiatus ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang