45. End

31.8K 2K 283
                                    

Happy Reading

Mereka berdua berbahagia bersama, sembari menyusuri jalanan perumahan yang basah karena hujan sebelumnya. Apalagi Eksha yang merapatkan tubuhnya ke punggung Arkie. Supaya pemuda bersurai hitam itu tidak merasa kedinginan.

"Mau makan apa Sha?"

"Umm... apa yaa.."

Arkie membenarkan spionnya supaya nampak jelas wajah sang kekasihnya. Entah yaa tiada rasa bosan, meski hampir setiap hari mereka bertemu.

"Bakso aja, atau yang anget-anget gitu Kie"

"Bakso yang biasanya?"

"Jangan, kejauhan, yang deket-deket sini aja"

"Liat-liat dulu yaa adanya apa nanti" jawab Arkie dengan lembut.

Eksha hanya mengangguk dengan senyuman yang terus merekah dibibir manisnya. Arkie itu sempurna menurutnya. Sosok tegarnya menjadikannya pribadi yang lembut, sering banget mengalah jika mereka sedang dilanda kesalahpahaman.

Dibalik punggung yang tegap ini tentu menyimpan trauma yang mendalam. Pernah sekali Arkie tiba-tiba datang kerumah Eksha dan langsung memeluk dirinya dengan erat.

Sontak hal itu membuat Eksha bertanya-tanya kenapa Arkie seperti ini. Setelah menenangkan Arkie, dengan lembut Eksha menanyakan perihal Arkie yang tiba-tiba seperti itu.

Setelah dicari tau, ternyata Arkie sedang merindukan sosok ibunya. Kenapa Arkie mendatangi Eksha saat itu, karena pelukan hangat Eksha mengingatkannya kepada ibunya. Tak jarang Arkie diam-diam termenung sendiri.

Eksha pernah sekali menangisi sosok Arkie, kenapa dia selalu menyimpan kesedihan itu sendiri. Jutaan peluh keringat, goresan oli, serta letihnya tubuh sudah Arkie rasakan diwaktu yang seharusnya dia bisa bersenang-senang.

Arkie juga tidak ingin dibantu, Eksha sudah memohon-memohon ke Arkie supaya menerima uangnya untuk kebutuhan Arkie, tanpa harus bekerja hingga larut lagi.

Eksha sangat-sangat bangga dengan sosok Arkie. Dia tidak menghiraukan beberapa celotehan tentangnya. Selagi dia bisa melangkah, dia akan berjalan maju.

Menjadi pribadi yang tulus seperti ini, membuat Eksha menjadi sedikit minder. Pasalnya cuma dia yang sifatnya terlalu kekanak-kanakan. Namun Arkie sering kali bilang kepada seperti ini.

"Cukup lu disamping gue, dan lu gak risih sama bau oli. Itu lebih dari cukup bagi gue Sha. Perihal sifat lu, tingkah lu gue gak mempermasalahkan itu, gue bakal nerima apapun itu, karena itu elu, karena elu Eksha Maliksya yang gue suka."

Meski hubungan mereka terlihat secara diam-diam, tapi itu tidak mengurangi rasa kepercayaan dalam diri mereka. Hubungan seperti mereka jaga dengan kuat.

"Heh kok malah bengong sih Sha, ada apa hm?"

Arkie menepuk pelan paha Eksha dengan tangan kirinya. Khawatir tentu, pasalnya Arkie melihat raut muka Eksha yang sedari tadi seperti terbengong.

"Eh gak, cuma keinget hal-hal yang dulu aja"

"Hal dulu apa?" Arkie semakin memelankan kecepatan motornya, supaya terdengar jelas suara Eksha.

"Ada deh, apasih kok lu kepo banget!"

"Gak boleh ya kepo sama pacar sendiri?"

"Gak boleh!" Eksha terkekeh pelan.

Arkie ikutan terkekeh sambil tangan kirinya menggenggam tangan Eksha. Sontak Eksha kaget namun tidak berniat melepas genggam itu. Karena ini malam hari jadi tidak ada yang akan sadar juga.

"Sha.. tetep bareng gue apapun yang terjadi ya?" ujar Arkie lirih.

"Emang bakal terjadi apa?"

"Ya kita gak tau apa yang bakal terjadi, pokoknya bareng gue terus."

"Ya kalo semisal gue lagi jauh dari lu gimana?"

"Gue samperin lu sampe ke ujung dunia" gelak tawa Eksha kembali terdengar ketika mendengar jawaban Arkie.

"Kok ketawa sih, gue lagi serius juga" sambung Arkie.

Eksha menetralkan ketawanya, kenapa ya omongan Arkie barusan menurutnya lucu. Seperti gombalan abang-abang FB yang dia pernah baca.

"Ya lagian, ngapain juga gue ke ujung dunia Arkiee" kata Eksha sambil meremat tangan besar Arkie, satu sisi Arkie ini sangat menggemaskan baginya.

"Semisal Eksha lu mah gak ngerti"

"Gaada semisal-semisal. Gue masih disini, gue selalu ada kalo gue gak ada berarti gue ketiduran. Gampang aja sih" Eksha berucap dengan bangga, hingga mengundang tawa besar Arkie.

Memang benar, semenjak Eksha sudah membubarkan gengnya itu. Tapi mereka tetap berteman hingga sekarang, hanya saja geng tersebut sudah bubar, ini bukan karena Arkie. Hanya saja dia sadar, sepertinya geng itu hanya membuang-buang waktu untuk mereka. Gak perlu geng, mereka masih berkumpul bersama. Degga maupun Yossa juga masih bermain bersama.

Semenjak Eksha membubarkan gengnya, kerjaan Eksha hanya tidur, tidur dan tidur. Pernah sekali Arkie khawatir karena Eksha tidak ada kabar sama sekali, setelah dia mendatangi rumahnya. Ternyata Eksha malah tertidur pulas.

"Yeh itu mah lu demen tidur daripada gue" sindir Arkie.

"Apasih, gue suka dua-duanya kok!"

"Sekarang pilih gue atau tidur?"

Eksha cemberut sesaat, dia suka tidur tapi dia jauh lebih menyukai Arkie.

"Jelas gue suka sama lu! Pake nanya!"

"Kalo suka peluk dong, hari ini belum ada pelukan sama sekali."

Sedetik kemudian Eksha langsung memeluk punggung tegap itu dengan erat hingga membuat Arkie kehilangan keseimbangan dalam membelokkan setirnya. Dari arah samping juga ada mobil pick up berumuatan batu bata yang melaju sangat kencang kearah mereka.

"ARKIEE MINGGIR KIE, BELOK!"

BRAKK, BRAKK...

Terjadi kecelakaan tragis dijalan Garuda didepan indomaret tepat pukul 19.33. dari para saksi ditempat, kecelakaan itu menimpa mobil pick up dengan pengendara motor yang sedang berboncengan. Sopir mobil pick up akui mengantuk sehingga tidak menyadari keberadaan pengendara motor tersebut.

Hingga saat ini kedua korban masih dilarikan dirumah sakit Resmana, kondisinya masih tidak memungkinkan untuk selamat karena keduanya tertimpa batu bata yang tengah dibawa sang sopir. Sedangkan sopir mobil pick up mengalami patah tulang ditangannya.

Dari data sementara, salah satu korban merupakan anak dari pemilik butik ternama.

Berita tadi sekaligus menutup acara seputar berita malam saat ini. Sekian selamat malam dan terimakasih.

-end-

✎ nv 08/02/24

Enchanted ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang