The Bride & Spicy Wedding
*****
"Nathan!" Annabelle berteriak dan langsung mendorong pria itu menjauh. "Apa yang barusan kamu lakukan?" Gadis itu menutup bibirnya dengan punggung tangan.
"Apa aku melakukan kesalahan?" Dengan santainya Nathan mengusap ujung bibirnya sambil menatap Annabelle. Tatapan yang belum pernah Annabelle lihat darinya. Terlihat mata gadis itu sembab karena ulahnya.
"Kamu tidak mencintaiku, kenapa kamu menciumku?!"
"Apa tidak boleh? Kamu adalah milikku." Nathan merasa dirinya sudah gila.
"Apa kepalamu itu habis terhantam sesuatu? Apa kamu sudah gila, hah? Beraninya kamu menciumku dengan paksa!"
"Kenapa tidak boleh?!" seru Nathan dengan kilatan matanya. "Aku bahkan tidak tahu kamu bisa berciuman dengan siapa saja. Mungkin dengan teman pelukanmu itu atau dengan nama David yang kamu sebutkan tadi!"
Plak!
Tamparan keras menghantam pipi kiri Nathan.
Nathan yang saat ini ia hadapi benar-benar jauh lebih menyebalkan dari Nathan yang sebelumnya. "Jaga bicaramu. Kamu bahkan belum mengenalku, tetapi berani bicara seperti itu tentangku?!"
"Kamu bilang tidak peduli pendapatku tentangmu!"
Annabelle mengeram pelan. "Aku pasti gila karena sempat goyah dan mengira dirimu adalah pria baik." Annabelle langsung pergi dari hadapan Nathan dan membanting pintu kamar. Ia langsung berlari menuruni anak tangga dengan cepat dan pergi ke taman belakang.
Sementara itu, Nathan masih terdiam di tempatnya. Tatapannya berubah. Matanya berubah lesu dan ia menghela napas panjang. Entah apa yang baru saja ia lakukan pada Annabelle. Kepalanya tidak dapat berpikir jernih.
"Aku pasti memang sudah gila."
"Kamu mungkin harus memperlakukannya sebaik mungkin, sebelum dia diusir pergi jika melakukan hal yang tidak sesuai dengan kontraknya."
Nathan duduk di tepi kursi yang tadi ditempati Annabelle sambil mengacak rambutnya asal. Ia pasti terbawa emosi karena ucapan Lucy di kantor sebelumnya.
***
Nathan membuka pintu ruang kerjanya pelan. Ia tidak bisa memejamkan matanya karena terus merasa gelisah, sehingga ia memutuskan untuk membuat minuman hangat seperti yang pernah dibuatkan Annabelle untuknya pada suatu malam sebelumnya. Dengan pakaian tidur bahan satin berwarna hitam dengan garis kerah lehernya berwarna putih, ia berjalan tenang menyusuri jalan yang gelap. Rumah sudah hampir gelap seluruhnya. Biasanya hanya disisakan beberapa lampu yang menyala saat malam hari.
Pandangan Nathan teralihkan pada kamar utama yang ditempati Annabelle sebelum ia menuruni anak tangga.
"Kamu tidak mencintaiku, kenapa kamu menciumku?!"
"Apa tidak boleh? Kamu adalah milikku!"
"Apa kepalamu itu habis terhantam sesuatu? Apa kamu sudah gila, hah? Beraninya kamu menciumku dengan paksa!"
"Kenapa tidak boleh? Aku bahkan tidak tahu kamu bisa berciuman dengan siapa saja. Mungkin dengan teman pelukanmu itu atau dengan nama David yang kamu sebutkan tadi!"
"Jaga bicaramu! Kamu bahkan belum mengenalku, tetapi berani bicara seperti itu tentangku?!"
Nathan merinding sendiri mengingat apa yang sudah ia lakukan pada gadis itu. Nathan akhirnya melangkah mendekati kamar utama. Ia menahan dirinya untuk membuat minum di dapur. Pintu kamar Annabelle tertutup rapat dan tidak terlihat masih ada cahaya lampu yang menyala dari celah bawah pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bride & Spicy Wedding
Любовные романыNathan adalah seorang pria keturunan keluarga Hamilton yang memiliki perusahaan minyak gas terbesar kelima di dunia. Sehari-hari Nathan hanya sibuk dengan dunia pekerjaannya. Ia hanya tahu bagaimana caranya menjalani perusahaan dengan baik dan membu...