Vote, komen and happy reading 🖤
.
.Minggu pagi, Haechan sudah produktif membersihkan kamar yang lama tak dihuni. Kain putih yang menjadi penutup benda-benda disana perlahan ia singkirkan satu-satu. Haechan sudah bertekad untuk pindah ke kamar Jeongin. Tak ada alasan khusus, ia hanya ingin mengenal Jeongin lebih dalam.
Kemoceng yang Haechan pegang sudah bergesekan dengan lemari. Debu-debu berterbangan membuat suara bersin terdengar.
"Pakai masker, bear," suruh Johnny. Haechan menggeleng, sebenarnya lebih sesak napas membersihkan debu menggunakan masker menurut Haechan, jadi ia tak menuruti perintah sang ayah.
"Kamu yakin mau tidur disini?" tanya Ten.
"Yakin bund, lagipula kamar yang ini lebih gede." Ten mendengus, padahal ukuran kamarnya sama saja.
"Kamu yakin nggak makin sedih kalau tidur di sini?" Haechan menggeleng, ia sudah bertekad tak mungkin berubah dalam sekejap. Lagipula aroma tubuh Jeongin masih ia cium di kamar ini. Wajar bahkan setelah adiknya pergi, Haechan tak sedikitpun mengutak-atik kamar Jeongin. Ini pertama kalinya.
"Perlu bantuan lagi? Mumpung ada tenaga ayah nih. Soalnya bentar lagi kami mau pergi," tawar Johnny.
"Kemana?"
"Kencan dong, kan weekend!" seru Johnny.
"Yah, udah tua, pakai kencan-kencan kaya anak muda," cibir Haechan.
"Kasihan deh yang masih jomblo, nggak bisa mesra-mesraan di hari libur." Haechan mendelik ke arah Johnny, lalu memelas ke arah Ten. Meminta bantuan pria cantik itu untuk dipihaknya, namun apa daya Ten berkhianat kali ini.
"Buruan deh Chan pacarin Mark," sahut Ten.
"Ck, susah, udah suka orang lain dia tuh. Apa aku pacarin Jeno aja ya, bund. Sama-sama ganteng, nggak bisa abangnya adeknya sabi lah." Johnny dan Ten geleng-geleng kepala, mereka tentu kenal siapa Mark, meskipun belum secara personal. Secara kan keluarganya dan keluarga Jung itu bersahabat baik.
"Bunda sih terserah kamu aja, yang penting bahagia." Haechan terkekeh geli, ia bahkan tidak berniat untuk melanjutkan hubungan dengan orang-orang yang di daftar kecurigaannya itu. Terlebih Mark Jung, mana mungkin Haechan jatuh cinta pada targetnya sendiri.
"Siap bundahara! Ya udah ayah sama bunda pergi aja, aku bisa sendiri kok."
"Bener nih? Jangan sampai ketimpa kardus di atas lemari ya? Atau mau ayah bantu dulu?"
"Nggak usah ayah, lagian anak ayah ini udah gede. Kalau nggak sampai kan bisa pakai kursi," balas Haechan.
"Ya udah, kami pergi kalau gitu. Nanti mau nitip apa?" tawar Johnny.
"Gummy bear," balas Haechan.
"Bukannya kamu nggak suka?"
"Tapi Jeongin suka banget, aku penasaran bund, beliin ya nanti." Haechan tersenyum pada orang tuanya, dan dua orang dewasa itu hanya mengangguk, tak ingin membahas lebih lanjut karena bisa melukai hati putranya.
"Ya udah." Haechan mengangguk setelah balasan Ten, dan membiarkan kedua orang itu beranjak dari kamar Jeongin.
Melanjutkan pekerjaan Haechan mulai memeriksa laci-laci di meja belajar milik Jeongin. Bibirnya tersenyum kecil kala menemukan banyak stiker KPop. Adiknya memang fanboy dulu, Haechan pernah dengar ia ingin nonton konser SuperM dan pasti belum pernah terwujud, mengingat ayahnya cukup posesif dan Jeongin terlalu muda waktu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Puzzle Piece | Markhyuck
DiversosBACA WARNING! Keisengan baru🙏 *** Kedatangan Seo Haechan sebagai murid baru di SMA Derlangsa. Tak ada yang istimewa, hanya saja ia menjadi pusat perhatian setelah terang-terangan menyatakan suka pada Mark Jung. Masalahnya cuma satu Haechan menginc...