Abigail terus memandang dua sejoli dengan raut penuh amarah. Rasa iri memenuhi seluruh rongga dadanya. Nafasnya memburu mengingat semua usahanya dalam mendekati Jayden yang berujung kehampaan. Pria itu bahkan enggan meliriknya. Jayden malah tertarik dengan gadis rendahan, Celine. Gadis yang bahkan tidak tahu caranya makan dengan etika bangsawan. Apa Jayden memang menyukai gadis muda, ya? Kalau begitu jelas Abigail kalah. Sekarang usianga telah menginjak usia yang sama dengan Jayden. Dunia memang tidak adil bagi wanita dewasa! Abigail yang berasal dari keluarga bangsawan, sedari kecil mengenyam pendidikan bangsawan, tidak lupa bonus wajah rupawan, malah kalah dengan gadis belia yang polos.
Tidak tahan melihat kemesraan itu, akhirnya Abigail pergi dari pesta teh sialan ini. Tidak peduli dengan etika sopan santun lagi. Wanita bergaun indah ini segera menaiki kereta kuda untuk menemui Claire, satu-satunya sahabatnya. Jelas, semua wanita hanya menjilat kepadanya untuk naik kelas sosial. Namun hanya Claire yang jujur dan tulus berteman padanya. Awalnya Abigail juga tidak menyukai Claire yang bukan bangsawan, apalagi Claire sempat menghinanya. Katanya Abigail mirip beruang yang bangun dari hibernasi, pemarah dan suka mengamuk. Abigail tentu marah, karena disamakan dengan beruang gendut. Ia pun balas menghina Claire dengan sebutan nenek sihir. Ternyata Claire tidak marah, karena memang dia penyihir. Setelah itu Abigail pingsan, dia takut bila Claire akan mengutuknya menjadi katak.
"CLAIRE!"
Abigail meneriakkan nama sahabatnya itu. Claire yang sedang berkebun dan memetik beberapa buah di halaman belakang menjadi terkejut dibuatnya. Bahkan Abigail sudah memeluk tubuhnya dengan erat. Claire hanya bisa membalas pelukan itu dengan elusan saja. Bukannya apa, nanti past Abigail mengomel karena Claire bau matahari.
"Ada apa, Abby? Kenapa kau menangis? Jayden si pangeran itu menyakitimu lagi?"
Abigail mengangguk, diikuti dengan helaan nafas Claire. Sudah hafal jika sahabatnya ini akan menangis sesenggukan bila ditolak oleh pangeran itu. Kenapa ya, Abigail tidak mencari pria yang lain. Banyak pria yang lebih menarik dari Jayden. Claire merasa Jayden itu palsu. Entah, dia bisa merasakan bahwa senyum lebar itu palsu. Mungkin Jayden hanya ingin memamerkan lesung pipinya? Tidak ada yang tahu, kan.
"Keluarga Jayden mengadakan pesta teh. Tentu mereka mengundangku, karena keluargaku adalah keluarga bangsawan. Aku yang sudah menyiapkan segalanya bahkan mengenakan gaun terbaik, malah diabaikan. Jayden lebih memilih Celine. Bahkan gadis itu tidak tahu caranya minum teh yang benar."
Claire merotasikan bola matanya, merasa jengah dengan curahan hati Abigail yang begitu-begitu saja. "Cari saja pria lain! Tinggalkan Jayden jika memang dia tidak mencintaimu. Mengejar pria itu tidak keren, tahu! Kau bilang kau itu cantik, kan? Pasti banyak pria yang lebih mencintaimu, Abby."
Abigail berdecak sebal, "Ah kau ini memang penyihir yang kejam! Memangnya ada pria lain di sini yang mewarisi tahta kerajaan, berwajah tampan dan berlesung pipi seperti Jayden? Tidak ada, kan! Makanya aku hanya mau Jayden saja yang menjadi suamiku! Seharusnya kau menyemangatiku, bukan menghinaku! Kau ini sahabatku atau bukan!"
"Justru sebagai sahabat, aku ingin menyelematkanmu! Kau pasti ingin bersama Jayden karena ingin menjadi ratu, bukan?"
Bukannya menjawab, Abigail hanya menatap rumah Claire. Matanya memandang ke segala arah. Membuat Claire berdecih, memang benar tebakannya tidak salah lagi.
"Rumahmu kotor, sini aku bantu bersihkan."
Abigail mengalihkan pembicaraan seolah Claire tidak tahu menahu. "Hentikan tingkah bodohmu, Abby! Rumahku tidak pernah kotor! Aku bukan penyihir hitam yang hidup di tempat gelap!"
"Ya ya ya! Aku tahu, Claire. Kau kan penyihir yang gila dengan bunga."
"Itu karena aku memang klan penyihir alam, bodoh!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Clouds [Tamat]
FantasyClaire yang awalnya hidup tenang harus terusik karena kecerobohan sabahatnya. Abigail yang termakan rasa iri dan ingin memiliki Jayden, nekat mencuri ramuan sihir di rumah Claire. Bencana itu terjadi karena Abigail tidak mengikuti instruksi pengguna...