4. Ujian Chunnin dimulai! -1-

239 30 0
                                    

Tepat pukul lima pagi Mirei sudah terbangun dan saat ini sedang bersiap-siap untuk berpakaian.

Hari ini ujian Chunnin sesi pertama akan dilaksanakan. Percakapan kemarin malam terlintas di benak nya. Dan dari percakapan itu, Mirei mengetahui jika sesi pertama adalah tes tertulis lalu dilanjutkan sesi kedua esok harinya dengan test bertahan hidup selama tiga hari dan merebut sebuah gulungan. Lalu sesi ketiga adalah satu lawan satu.

Percakapan lain juga terlintas di benak nya.

"Apa arti shinobi?"

"Kau akan menemukan jawaban itu seiring berjalannya waktu. Kau harus terus berada di jalan mu, dan..."

"Jangan pernah biarkan, semangat api di dalam dirimu padam. Terus kobarkan semangat api mu, tetaplah menjadi Mirei yang seperti ini. Kau akan menemukan semua jawaban dari pertanyaan mu nanti."

"Kenapa aku harus menemukan jawaban sendiri sementara kau pun juga tidak tau?"

"Setiap orang memiliki pendapat yang berbeda. Dan aku ingin kau menemukan jawaban mu sendiri agar kau bisa mengetahui segalanya."

'Semangat api, huh?' Mirei menghela nafas kemudian melanjutkan gerakan tangan nya yang saat ini sedang mengeringkan rambut panjangnya. Rambut berwarna putih itu sedikit lembab dan setelah dirasa cukup kering, Mirei menyudahi nya.

Kemudian Mirei meletakkan handuk yang dipakai untuk mengeringkan rambut di atas kasur dan beralih mengambil terusan berwarna biru muda dan biru tua lalu memakai nya. Tak lupa dengan obi yang dililitkan di pinggangnya.

Baru saja Mirei keluar kamar dan akan membuat sarapan ketika ia mendengar pintu rumahnya di ketuk.

TOK! TOK! TOK!

Mirei mengernyit sesaat namun tetap melangkahkan kakinya menuju pintu. Dan dibuka nya pintu itu "Iya, sia-- Gin??"

Sementara Gin terkekeh "Maaf bertamu pagi-pagi."

Mirei menggeleng lalu tersenyum "Tidak perlu minta maaf, masuklah. Aku akan membuat sarapan. Kau belum sarapan bukan?"

"Yaa, begitulah." Gin melangkah masuk mengikuti Mirei dari belakang. Tanpa Mirei sadari, Gin menatapnya sendu.

"Duduklah." Mirei mempersilahkan Gin untuk duduk dan Gin menurutinya.

Mirei mengambilkan minuman untuk Gin "Tunggu sebentar." Ucapnya seraya berjalan ke arah dapur.

Meja makan dengan dapur menjadi satu ruangan, sehingga Gin dapat melihat punggung mungil Mirei yang sedang berkutat dengan bahan-bahan masakan.

Gin menopangkan dagunya. Netra merah nya tak lepas memperhatikan gerak-gerik Mirei. Gin menghela nafas pelan lalu tersenyum lembut. Pemandangan ini pasti tidak akan pernah bisa dilihatnya lagi. Biarlah Gin menanamkannya pada bagian terdalam hatinya.

Hingga percakapan terlintas di pikiran nya.

"Aku menyukai Mirei."

"Cih. Kalau begitu mulai saat ini kita adalah rival."

"Terserah apa katamu. Aku yang akan bersama Mirei."

"Jangan harap kau bisa mengambilnya."

"Kita lihat saja."

Dan itu sukses membuat mood nya buruk. Hingga akhirnya Gin beranjak dan mendekati Mirei "Apa ada yang bisa ku bantu?"

Mirei menggeleng pelan "Tidak ada, Gin. Tunggulah saja."

Namun Gin tidak menuruti dan malah mengikuti Mirei seperti anak itik. Mirei mendengus geli melihat tingkah Gin. Sesaat kemudian makanan sudah siap. Baru saja Mirei akan membawa piring ketika dengan cepat Gin mengambil dua piring itu lalu membawanya ke meja makan.

ReiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang