Pembunuh

6.8K 414 71
                                    

ゑ⎛⎝ ﷽ ⎠⎞ゑ

Happy Reading

*
*
*

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Apa!" sentak Bu Fatma sehingga membuat Khanza terlojak kaget.

"Astagfirullahaladzim, ada apa Bu?" Tanya Khanza seraya memegang dadanya.

"Sebentar. Ibu kamu ada di mana sekarang?" Tanya Bu Fatma semakin membuat Khanza heran.

"Kenapa Ibu tiba-tiba bertanya seperti itu?"

"Jawab saja!" Ketus Bu Fatma sehingga membuat mata Khanza sedikit melebar.

"Ibu saya sudah meninggal sejak melahirkan saya," ungkap Khanza berkata jujur.

Bu Fatma kembali melebarkan kedua matanya tatkala mendengar ucapan Khanza.

Bu Fatma langsung bangkit dari tempat duduknya dengan nafas yang memburu. "Jadi kamu orang yang telah membunuh kakakku!" Teriak Bu Fatma seraya menunjuk-nunjuk wajah Khanza.

Nafas Khanza tercekat. Ia sangat bingung ketika tiba-tiba dituduh sebagai pembunuh. Perasaannya semakin kalut ketika melihat wajah Bu Fatma yang sudah semakin berapi-api menatapnya.

"Asal kamu tau, aku sudah lama mencarimu pembunuh!" hardik Bu Fatma dengan tidak sopannya.

Khanza menggelengkan kepalanya. Ia masih belum paham dari semua yang dimakasud ini.

"Sebentar Bu, maksud ibu mengatakan saya pembunuh itu apa ya?" Tanya Khanza yang masih terlihat sangat bingung.

Bu Fatma tersenyum miring ke arah Khanza. "Kelahiranmu ke dunia ini adalah penyebab kematian kakakkku! Hadirmu itu tidak pernah diharapkan! Kamu itu cuma benalu Khanza!" Teriak Bu Fatma dengan amarah yang membuncak sampai ke ubun-ubun.

Mata Khanza memerah. Ia mencerna setiap kata-kata yang keluar dari mulut wanita paruh baya di depannya ini. Apakah ini saudara dari mendiang sang ibu? Apakah sebenarnya dirinya masih mempunyai keluarga? Pikir Khanza.

"Sebenarnya Ibu ini siapa?" Tanya Khanza dengan suara yang bergetar.

"Aku adalah Fatma, adik dari ibu kamu, Hawa." jelas Bu Fatma yang membuat Khanza kembali mematung.

Ternyata, selama ini ia masih mempunyai saudara, tapi ia baru menemukannya sekarang. Tapi, mulai dulu ke mana? Kenapa tidak pernah ketemu.

"Kalau ibu memang benar saudara dari almarhumah ibu saya, kenapa kita tidak pernah ketemu untuk mengikat tali persaudaraan kita?"

Bersamamu hingga ke syurga (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang