apa?

958 119 8
                                    

Malam kini menjelang pagi, Freen kembali berangkat menuju tempat gelap dan dijaga ketat. Ia menggunakan jas Hitam dan juga wig, lalu tak lupa memakai topeng untuk bisa masuk kesana.

Sesampainya ditempat tersebut, ia dicegat oleh dua orang pria besar berotot. Tapi, Freen tidak panik, ia cukup mengucapkan nama orang yang telah membuat janji dengannya. Setelah itu akhirnya ia diperbolehkan masuk dengan membawa plastik hitam.

Freen menelusuri tempat itu, sebuah bangunan dengan beberapa ruangan. Disini cukup ramai dengan orang orang yang juga memakai topeng dan jas hitam. Jika hidung mereka peka, disini pun bau amis tercium dimana mana. Walau samar samar dan bercampur dengan pewangi ruangan.

Akhirnya Freen sampai diruangan nomor 128, tempat orang yang membuat perjanjian dengannya.

Tok...tokk..

Ia membuka pintu dan bau amis langsung masuk ke dalam penciumannya. Dia berjalan menuju meja yang terdapat seorang pria dengan wajah ditutup topeng juga.

"Saya V, saya mempunyai barang bagus hari ini."

"Berapa bayaran yang kamu inginkan?"

"Sepadan dengan apa yang saya bawakan kehadapan anda."

Plastik hitam itu Freen letakan diatas meja, pria itu dengan sarung tangannya mulai membuka dan mengeluarkan barang yang dibawa Freen.

Senyum tercetak diwajah Freen, ia tau bahwa seseorang sedang mencari ginjal untuk dijual kembali kepada oknum dirumah sakit.

"Bagus, bagus, ini yang saya harapkan. Saya akan membayar mahal untuk ini."

Pria itu mengeluarkan ponselnya dan mengetik nominal angka dan juga meminta nomor rekening kedua yang Freen gunakan dengan data palsu.

Getaran diponselnya mulai terasa, setelah mendapatkan bukti bahwa transaksi mereka selesai Freen segera pergi dari tempat itu. Ia melewati dua pria yang tadi berada dipintu depan.

Sudah cukup jauh dan ia sudah masuk ke dalam mobil pribadinya, Freen melepaskan topeng dan wig yang membuatnya sidikit gatal.

"Huft, berapa kira kira yang aku dapatkan?"

Freen membuka rekeningnya dan terlihat ada uang masuk. Ia membuka matanya lebar lebar.

"Ini? Beneran? 10 M?"

Ia berteriak senang, ini sudah sangat cukup untuk membayar seluruh biaya yang Becky butuhkan. Ia tersenyum senang, membayangkan Becky yang bisa melihat kembali membuat hatinya menghangat.

Ia segera meninggalkan kawasan itu menuju rumah ibunya, agar Arlan tidak menaruh curiga padanya jika saat pagi hari Freen tidak berada disana.

~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Freen, Freeen!"

Yang dipanggil membuka matanya perlahan , ia melihat ibunya menggoyang goyangkan badannya pelan. Sinar matahari mulai masuk ke penglihatan Freen.

"Bangun sayang, kamu mau ikut pak Arlan ke TKP kan? Sebentar lagi pak Arlan akan datang."

Segera Freen duduk dengan tegak, ia celingukan mencari keberadaan Arlan.

"Belum dateng kan bu?"

"Belum, udah gih, kamu siap siap dulu. Ibu mau masak sarapan buat kamu."

Freen mengangguk lalu bergegas menuju kamarnya, masih tersisa banyak baju miliknya disini. Jadi ia masih bisa tinggal disini sebenarnya.

30 menit kemudian Freen sudah siap dengan kemeja putih dan celana jeans berwarna biru dipadukan dengan sepatu sneakers berwarna putih.

"Sini , sarapan dulu."

Do you still love me? (21+) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang