Sedikit cerita tentang Jeje____
"Sana ngadu sama mama kamu anak cengeng. Masa gitu aja nangis sih. Wuuu dasar cengeng..."
"Eh eh, tapi kan, Jeje nggak punya keluarga. Dia yatim piatu, mama sama papanya udah meninggal tau."
"Oh iya lupa. Dasar Jeje cengeng."
"Aku nggak cengeng. Mama sama papa Jeje masih hidup."
Anak kecil berusia lima tahun itu berusaha membela diri. Teman-teman yang ada disekelilingnya terus-terusan mengejek. Baik anak laki-laki maupun perempuan.
Jeje tidak ingin dikatai anak yatim, karena kedua orang tuanya masih sehat dan hidup. Hanya saja jarang pulang ke rumah.
"Jeje cengeng. Jeje anak yatim."
"Jeje cengeng."
"Jeje anak yatim."
Nama anak laki-laki yang mereka sebut hanya bisa menutup telinga sepanjang ia berjalan pulang menuju rumah.
Lima anak-anak yang suka mengejek itu terus mengikuti. Sesekali melempari Jeje dengan kelereng. Bahkan tidak tanggung-tanggung menyiram Jeje dengan air urin yang mereka masukkan ke dalam botol air mineral.
Dia hidup sendiri seperti sebatang kara.
Setiap kali ia pulang sekolah, ia tidak mau dijemput supir pribadi kedua orang tuanya. Sebab itu ia berjalan sendirian, karena yang ia butuhkan hanyalah kecupan ibunya, digendong oleh seorang ayah, menerima hadiah ketika ia mendapatkan peringkat pertama.
Tapi itu semua hanya mimpi. Mimpi yang sangat mustahil sekali untuk terjadi. Seperti waktu itu, hujan lebat sepulang sekolah, Jeje tidak keberatan menelusuri rintik hujan yang jatuh deras tanpa payung. Mata kelamnya hanya sibuk menyaksikan para orang tua tengah kalang kabut karena takut anak mereka demam. Tidak membiarkan buah hati mereka sedikitpun terkena cipratan hujan. Takut anak tersayang mereka jatuh sakit dan tidak bisa sekolah.
Jeje, yang selalu merasa dirinya terasingkan, hanya menghembuskan napas lelah dan segera berlalu agar cepat sampai di rumah meski harus diguyur hujan. Hatinya berkata bahwa ia anak laki-laki yang sangat kuat dan tegar. Namun pada akhirnya, ketika sepasang telinganya mendengar petir, detik itu juga ia meluaskan tangisnya. Mengeluarkan semua kesal dan amarah yang sejak tadi ia simpan.
Sesenggukan.
Berteriak memanggil ibu dan ayahnya.
Ia tidak pernah di dengar, apalagi di dekap hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang Tanpa Terang (Jeongwoo's Version)
Novela JuvenilAku harap dia hidup dengan bahagia, Daren-ku, si lelaki yang tidak tahu caranya mengeluh. Semoga dia panjang umur! Semoga! Januari @2024