FOLLOW DULU SEBELUM BACA !!!
⚠️IDE ITU SANGAT MAHAL!⚠️
⚠️DILARANG PLAGIAT!!!⚠️
"Nak, apakah engkau bersedia jika Abi menikahkanmu dengan putra kami ini?" ujar Kiai Fatih serius sambil menatap Khanza sekilas.
DEGH!
'Ya Allah apakah ini episode sel...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Gus Zhafi terbangun dari tidurnya ketika merasa tubuhnya begitu hangat. Ia mengerjapkan matanya dan menyesuaikan cahaya yang masuk ke penglihatannya.
Gus Zhafi menoleh ke arah istrinya yang terlihat sangat pucat. Ia mengulurkan tangannya untuk menyentuh dahi sang istri. Gus Zhafi tersentak kaget tatkala merasa suhu tubuh istrinya begitu panas.
Gus Zhafi langsung bangkit seketika. Ia memegang pipi istrinya dengan lembut. "Astagfirullah, kamu demam sayang," ujar Gus Zhafi begitu khawatir.
Gus Zhafi langsung beringsut turun dari kasur. Ia langsung bergegas keluar kamar, pergi menuju dapur.
Setelah beberapa saat kemudian, Gus Zhafi sudah kembali masuk ke dalam kamar dengan membawa baskom yang berisi air untuk mengompres istrinya. Ia duduk di pinggiran ranjang tepat di samping istrinya dan langsung mengompresnya dengan telaten.
Khanza yang merasakan ada yang aneh di dahinya pun langsung mengerjapkan matanya.
"Mas, kamu ngapain? Kenapa belum tidur?" Tanya Khanza begitu lemas.
"Bagaimana aku bisa tidur, kalau kamu sakit begini sayang," ucap Gus Zhafi lembut sambil terus mengompres istrinya.
Tak ada protes maupun penolakan dari Khanza. Ia hanya menghembuskan nafasnya yang terasa panas. Kepalanya terasa berat, dan tubuhnya terasa sakit semua.
Gus Zhafi menoleh ke arah jam diding. Ia melihat jam kini sudah menunjukkan pukul 02.00 AM, tidak mungkin ia membawa istrinya ke rumah sakit malam-malam begini.
"Mas, udah. Kamu tidur aja, ini sudah malam," ucap Khanza yang tak mau membuat suaminya kelelahan.
Gus Zhafi memang butuh istirahat. Tapi, ia tidak mau jika meninggalkan sang istri tidur dalam keadaannya yang sakit. Dan mungkin, dirinya tidak akan bisa tidur.
"Aku sudah gak ngantuk," jawab Gus Zhafi jujur.
Memang benar. Gus Zhafi sudah tidak ngantuk lagi setelah terbangun karena tersentak merasakan suhu tubuh istrinya yang panas.
"Sudah Mas," Khanza menyingkirkan kain yang ada di dahinya.
"Bentar dulu, kamu harus di kompres," ucap Gus Zhafi kembali meletakkan kain kompres itu pada dahi istrinya.