"Apa yang anda pikirkan sampai melamun seperti itu?" pertanyaan Lorenzo membuat Felix tersadar dari lamunannya
Felix menoleh kesamping "Bukan apa-apa" jawabnya singkat
"Sebentar lagi dimulai, sebaiknya kita segera berkumpul" ujar Lorenzo menunjuk keaarah kumpulan bangsawan yang sudah menunggangi kuda mereka masing-masing
Felix tak memberi tanggapan, ia melajukan kudanya kearah tengah lapangan tempat bangsawan yang lain berkumpul
***
Setelah acara sambutan selesai, Felix melajukan kudanya kearah hutan untuk mencari hewan buruan. Hutan yang digunakan untuk acara ini adalah hutan khusus yang dikelola pihak istana sebagai tempat perburuan kaum bangsawan, dan hewan buruannya pun adalah hewan tertentu yang memang sengaja dilepaskan untuk di buru.
Kalau biasanya felix dengan mudah mendapatkan hewan buruan, kali ini berbeda. Sudah berapa kali target buruannya lepas, baru kali ini panahnya meleset sebanyak itu. Entah mengapa Ia tak bisa berhenti memikirkan gadis itu.
"Bagaimana cara membuatnya dekat denganku? apa ku kurung saja dia seperti burung dalam sangkar?" gumamnya saat masih melajukan kudanya
Ia kesal lantaran selama ini Evelyn selalu menghindarinya, ia tidak tau kenapa gadis itu bersikap seperti itu. Padahal ia kira bisa menemuinya setiap hari setelah tau kalau gadis itu bekerja di kediamannya, tapi ternyata perkiraannya salah.
"Tuan duke awas! didepan ada sungai!" teriak Lorenzo pada Felix yang masih melajukan kudanya padahal didepannya ada sebuah sungai
Felix segera tersadar dari lamunannya, ia menarik kuat tali kendali kuda untuk menghentikan lari kudanya. Kuda itu sontak menungging tajam kebelakang hingga membuat tubuh Felix yang diatasnya jatuh ketanah cukup keras.
***
Lorenzo segera masuk kedalam kamar felix setelah dokter yang menanganinya keluar. Setelah kecelakaan yang terjadi beberapa saat yang lalu, ia segera membawa felix kembali ke mansion untuk mendapat pengobatan.
Terlihat pria itu duduk di sisi ranjang dengan tangan kirinya yang sudah terlilit perban akibat cedera patah tulang setelah terjatuh dari kudanya sendiri.
"Tidak biasanya anda ceroboh seperti tadi, sebenarnya apa yang anda pikirkan sampai-sampai terjatuh dari kuda?" tanya Lorenzo, ia tak habis fikir kalau Felix akan terjatuh dari kuda karena tidak fokus
"Ini semua salah kudanya yang tidak segera berhenti" timpal Felix singkat
"Anda malah menyalahkan kuda itu. Jika sudah seperti ini bagaimana anda melakukan aktivitas dengan satu tangan?" tanya Lorenzo seraya memijit pelipisnya yang terasa pening
"Kau terlalu berlebihan! tangan kananku masih berfungsi, aku masih bisa menulis" ucapnya santai. Untung saja hanya tangan kirinya yang terluka sehingga ia masih bisa bekerja
Sebelum Lorenzo menimpali ucapan Felix, seorang pelayan mendorong troli berisi makan siang kedalam kamar Felix setelah mendapat izin masuk darinya. Setelah meletakkannya diatas meja, ia pun langsung keluar.
"Sekarang bagaimana anda akan memotong daging itu dengan satu tangan?" Lorenzo menunjuk piring berisi steak yang ada diatas meja
"Kau kan masih ada disini, potongkan itu!" titahnya
"Memangnya saya pelayan anda? Apa anda akan memberi saya gaji tambahan untuk mengurus anda? Pekerjaan saya saja sudah sangat berat" Lorenzo menepuk dahinya
Tunggu! Pelayan. Sepertinya aku bisa menggunakan cara itu pikir Felix
Felix menyunggingkan senyum miring setelah memikirkan sesuatu yang menyenangkan dikepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex-Fiance's Obsession
Historical FictionKehidupan Evelyn yang sempurna berubah setelah kematian kedua orang tuanya. Ia harus menjual harta dan kediamannya untuk membayar hutang keluarga. Setelah kehilangan rumahnya, evelyn dan kedua adiknya tinggal disebuah rumah kecil yang ada di pinggir...