Bab 4: Peraturan

795 108 8
                                    

Red Light

Night Has Come Fanfiction

Bab 4: Peraturan


Youngeun membuka matanya-tidak, apakah dia baru saja berkedip? Youngeun menatap dinding di depannya, penuh dengan sticky notes dan foto yang sengaja ia tempel, penuh dengan semua perencanaan yang ia buat. Netranya beralih ke kalender di atas rak bukunya. Sebuah lingkaran menandai tanggal yang selama ini membuat berdebar, bersemangat untuk memenangkan pertandingannya.

Apa yang bisa lebih sempurna dari memenangkan kompetisi di hari ulang tahunmu? Betapa Youngeun sangat percaya diri saat itu.

Satu minggu lagi, dan Youngeun bisa menaruh medali emas di rak piala miliknya.

Lalu-

Bau terbakar menjadi tanda pertama yang disadari Youngeun. Gadis itu secara otomatis berdiri, bergegas membuka pintu kamar. Asap kelabu tebal menyambutnya.

Api.

Youngeun segera keluar, berlari menuruni tangga. Asap sialan itu masuk ke paru-parunya, membuat Youngeun terbatuk-batuk dan mengaburkan pandangannya. Ia mencapai ruang tamu. Di sana seperti neraka, api menjilati dinding, perabotan terbakar. Kini Youngeun terjebak.

Lalu ia melihatnya-pintu belakang, jalurnya masih bersih. Youngeun mengandalkan kemampuan berlarinya melintasi lantai kayu, tak menghiraukan panas yang mulai menyentuh kulitnya. Sebentar lagi sampai.

Suara retakan terdengar. Youngeun mendongak. Ia tak memeriksa ke langit-langit, tak menyadari api merambat melintasinya. Dengan suara mendesing, balok kayu terjatuh. Youngeun menghindar, namun sial, ujung kayu yang terbakar mendarat tepat di pergelangan belakang kakinya.

Rasa sengatan itu mengejutkan Youngeun. Ia menjerit, tersandung dan terjatuh di lantai.

Lalu sirine sialan terdengar. Petugas pemadam kebakaran datang, membuka pintu dan bergegas masuk. Alarm kebakarannya pasti berfungsi dan otomatis memanggil nomor darurat. Youngeun tak mengatakan apapun saat ia dibawa ke ambulan.

Ia berdoa di sepanjang perjalanan.

Semoga lukanya bisa sembuh sebelum kompetisinya digelar.


...


Bel familiar memenuhi pendengaran Youngeun, membuatnya membuka mata perlahan. Ia menggeser tangannya, meringis kecil saat menyadari telapak tangannya tergores pecahan kaca yang berserakan di lantai.

Pecahan kaca?

Ah sial, sepertinya ia masih berada di tempat terkutuk ini. Mimpi buruk bahkan terasa jauh lebih baik dibanding realitanya.

Youngeun mendorong tubuhnya untuk duduk. Bel dari pengeras suara di koridor masih berbunyi, mulai membangunkan satu persatu siswa yang tergeletak di sepanjang koridor. Tak sedikit yang memiliki bekas cipratan darah di tubuh mereka.

Darah Yul.

Mencoba memastikannya lagi, Youngeun mengintip ke belakang, ke arah luar kaca yang pecah karena semalam seseorang menabraknya. Mata Youngeun sedikit menyipit karena intensitas cahaya dari luar, ia melihat ke bawah sana.

Heo Yul, pemuda malang yang menjadi korban eksekusi tadi malam. Berlumuran darah.

"Apa yang telah terjadi..." gumam Youngeun, memalingkan pandangannya kepada teman-temannya yang sama bingungnya.

𝗥𝗲𝗱 𝗟𝗶𝗴𝗵𝘁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang