*******
Kau luka terindah yang tak akan ku sesali
Kau belahan jiwa yang kuakui pernah memberi kebahagiaan meski sesaat
Meski kini kita harus berdiri di tempat yang berbeda, namun satu yang ku inginkan kau tetap bahagia di manapun kau berada.
Munafik
Ya kata itu seakan pantas ku sandang saat aku tersenyum melihatmu menatap pria lain dengan penuh cinta
Munafik
Saat aku mengatakan padamu jika aku ikut bahagia jika kau bahagia
Munafik
Saat aku mengatakan jika aku sudah melepasmu dengan ikhlas menjalani takdir barumu dengan orang lain.
Tapi apa yang bisa ku lakukan, saat aku memang bukan pilihan hatimu.
********
Ancaman Boss rupanya tak berlaku pada sosok Mew, buktinya pria itu kini berdiri dengan helaan nafas panjang di sebuah pesta pernikahan yang Aom dan Puwat lakukan.
Entah apa yang Mew pikirkan saat ini, dia hanya ingin melihat kebahagiaan kedua mempelai itu atau sekedar meyakinkan dirinya jika kisah cintanya bersama Aom memang benar benar terjadi atau...
Mew ingin membawa kabur Aom dari pernikahan itu bak seorang penjahat di sebuah drama televisi.
Mew melangkah pergi saat kini sebuah janji pernikahan sudah sang mempelai ucapan di hadapannya, Mew menghembuskan nafas sepanjang perjalanannya menuju rumah.
Mew duduk kembali di bangku taman, tersenyum tipis menertawakan kembali kisah cintanya hingga sebuah suara kini terdengar di telinganya.
"Kau sudah puas? Jadi apa yang saat ini kau rasakan?"
"Phi Boss, kau di sini?"
"Lalu aku harus di mana? Berkencan dengan pacarku saat Adikku sedang terluka karena menghadiri pesta pernikahan mantan kekasihnya?"
"Oh ayolah Phi, aku baik baik saja."
"Lalu kenapa kau terus menghembuskan nafas seperti pasien sesak nafas?"
Mew terdiam, menatap pepohonan yang daunnya kini terombang ambing karena tertiup angin.
"Kau tahu Phi, aku bagaikan daun di pohon itu saat ini. Terombang ambing kemanapun angin meniupku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Imagination Lover
RomancePenulis sebuah Novel romantis yang menemukan sosok imajinasi yang dia cintai