"Berisik.."
Aku yang tengah tertawa bersama pacarku lantas terdiam,aku hanya melirik winwin dengan sinis.
"Bacot,lo juga sering berisik sama cewek lo." Ujarku membuat langkah winwin yang hendak ke dapur berhenti.
"Ini rumah gue kalau lo lupa." Ucapnya,lihat alisnya yang menukik itu benar-benar menyebalkan.
"Tapi isinya punya gue." Sahutku
"Tetap aja gue bisa usir lo kapan aja."
"Silahkan,ibu lo lebih sayang gue kok. Tinggal gue aduin,dan lo juga di usir." Jawabku tak mau kalah,winwin hanya mendecak sembari melengos ke dapur.
Aku dan winwin terpaksa menikah,karena di jodohkan tentu saja. Ibu winwin sangat menyayangiku seperti pada anaknya sendiri karena dulu aku pernah menolongnya saat kecelakaan. Siapa sangka dia malah memohon-mohon untuk aku mau menikahi anaknya,tentu saja awalnya aku menolak tapi ternyata mereka sangat banyak uang jadi aku mau. Yah aku realistis saja,tidak masalah kita tidak saling mencintai yang penting hidup ku terjamin dan nyaman.
Winwin benar-benar membenciku,dia hanya menganggap aku perempuan mata duitan karena tidak menolak pernikahan ini yang dia anggap sebagai hambatan di hidupnya. Ia merasa tidak bebas seperti dulu,dia selalu bilang dia kehilangan banyak hal karena pernikahan ini terutama kebahagiaannya.
Tentu saja aku mengerti,jadi kita membuat kesepakatan. Kita menikah hanya status dan rumah ini yang di berikan kedua orangtua kita,kita pakai untuk tinggal bersama sebagai formalitas saja. Padahal tanpa orangtua kita tahu aku maupun winwin punya pacar masing-masing,tak jarang kok kita bawa pacar kita ke rumah. Kita sudah saling bodo amat soal itu.
....
Hari ini anniversary pernikahan kita yang pertama,tidak terasa sudah satu tahun aku tinggal bersama orang menyebalkan itu. Selama ini winwin bertindak seolah aku tidak ada.
Kita sama-sama menghela nafas malas ketika saling bertemu di depan kamar masing-masing. Orangtua winwin mengajak kita makan malam bersama,dan mau tak mau kita harus berpura-pura.
Aku meraih tangannya kasar untuk menggandengnya,membuat winwin mendecak sebal.
Waktu makan malam rasanya lama banget,setelah makan orangtua winwin masih mengajak kita mengobrol."Jadi,kapan kalian akan punya anak?" Tanya mamanya winwin
"Kita belum siap ma,baru satu tahun juga santai dulu aja. Kita masih mau pacaran." Jawab winwin,iya pacaran sama pacar masing-masing.
"Sebaiknya jangan di tunda terlalu lama,kalian gak pakai kontrasepsi obat gitu kan? Soalnya itu gak baik buat kesuburan."
"Enggak kok ma,tenang aja." Jawabku
"Syukurlah,yah pokoknya mama tunggu banget kabar kehamilan kamu." Aku hanya tersenyum dan mengangguk,bagaimana bisa aku hamil kalau aku saja masih perawan.
Jangankan bersentuhan,makan bersama saja tidak pernah. Bahkan kita hanya berciuman di hari pernikahan kita saja...
Akhirnya para orang tua itu pulang juga,berjam-jam harus sok manis dan baik pada winwin itu benar-benar melelahkan. Aku duduk di sofa membalas chat dari pacarku lagi,memintanya mengirimkan foto-foto saat kita liburan bersama minggu kemarin.
"Habis dari mana lo kemarin?" Tanya winwin di belakangku,sepertinya dia mengintip handphone ku juga.
"Itu loh tempat wisata yang baru,bagus banget kan tempatnya." Jawabku sembari memperlihatkan beberapa fotoku pada winwin,dia cuma diam memperhatikan layar ponselku.
Matanya langsung menyipit ketika melihat fotoku yang tengah berciuman dengan pacarku,aku buru-buru menslide ke foto sebelumnya. Dengan begitu cepat winwin merebut ponselku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wild Dream (Exclusive)
FanfictionSekumpulan cerita oneshoot yang memuat konten dewasa,harap bijak dalam membaca dan berkomentar. semua cerita yang ditulis disini murni hasil pemikiranku sendiri,apabila ada kesamaan nama tokoh/atau alur cerita itu hanya kebetulan. disini aku hanya m...