Claire terbangun saat merasakan sensasi basah yang menggerayangi lehernya. Matanya terbuka sempurna, merasakan benda tajam menusuk lehernya. Claire berteriak dengan keras, tidak dapat menahan rasa sakit itu. Tangannya terus meraih rambut makhluk yang terasa menyedot darahnya ini.
"Sa...kit..."
Jayden baru menghentikan kegiatannya untuk menyedot darah Claire. Lidahnya menjilat bekas gigitan taring miliknya. Secara ajaib, luka itu hilang. Rasa nyeri yang menyerang Claire juga lenyap. Jayden mengelus wajah Claire, membawa gadis itu ke atas pangkuannya. Meraup bibir sang istri dengan rakus, tidak peduli dengan diamnya Claire yang tidak membalas ciuman tersebut.
"Kau terlalu lama tertidur, Sayang. Aku sudah tidak tahan dengan aroma darahmu yang sangat nikmat."
Claire memalingkan wajahnya dari Jayden. Pria itu lantas mencengkram wajah Claire untuk menatapnya. Iblis itu lantas melanjutkan kegiatannya untuk menjilat seluruh permukaan kulit wajah Claire hingga lehernya. Claire dibuat kegelian merasakan sensasi yang baru ia temui ini.
"Hentikan...aku mohon berhenti!"
Jayden mengabulkan permintaan itu. Merekatkan jarak antara mereka berdua yang bahkan sudah tidak berjarak lagi. Sengaja menekankan bagian inti Claire dengan miliknya. Claire bergerak tidak nyaman di atas pangkuan Jayden. Tubuhnya terlalu lemah untuk sekadar melepaskan diri. Hanya pasrah yang dapat Claire lakukan. Karena ia tahu pasti, pria di hadapannya ini bukanlah manusia. Claire bahkan pasrah jika nantinya dia akan tewas di tangan iblis ini.
"Sayangku, aku tidak akan membunuh istriku sendiri. Kita sudah terikat, kau menjadi milikku sekarang. Jadi hilangkan pikiran burukmu itu." Jayden tertawa pelan menatap raut wajah Claire yang kebingungan.
"Aku bukan istrimu, aku ingin pulang—"
"Kau istriku dan ini rumahmu sekarang. Bukankah jauh lebih bagus daripada rumahmu di alam manusia. Bahkan jauh lebih bagus dari rumah mungilmu di Gardenia. Aku bisa memberimu kehidupan yang menyenangkan di sini, bersamaku."
"Sebenarnya ini dimana? Kenapa kau membawaku ke sini? Lalu siapa kau sebenarnya"
Jayden mengelus wajah cantik Claire, memasukkan ibu jarinya ke dalam mulut Claire. Menjelajahi rongga mulut Claire, mengabsen satu persatu gigi Claire serta memainkan lidah gadis yang tengah berurai air mata tersebut. Claire tidak bisa menggerakkan seluruh badannya, dia kaku layaknya patung. Hanya air mata yang dapat mengalir dari pelupuk mata indahnya.
Jayden menjilat air liur yang membasahi ibu jarinya. Lalu kembali mengajak Claire untuk saling bertukar saliva. Membelit lidah Claire hingga gadis itu hampir kehilangan kewarasannya. Mati-matian dia menahan kenikmatan yang diberikan oleh sang iblis yang lihai bercinta ini.
"Kau berada di dalam istanaku, Neraka. Aku akan mengajakmu berkeliling saat kau sudah pulih, rakyatku harus mengenal ratu mereka. Aku bisa saja memulihkanmu, tapi kau harus tetap menjaga kemurnian jiwa penyihirmu. Karena aku suka sekali dengan aroma jiwamu, Sayang."
Jayden kembali menghirup aroma tubuh Claire dengan rakus. "Kau harus menebak siapa aku, Sayang."
"Aku tidak mau menebakmu. Kau tidak tahu siapa aku. Semua ini hanya kesalahan, aku harus kembali. Di sini bukan tempatku." Claire masih mencoba memberanikan diri menatap mata merah menyala Jayden.
"Claire Woods, penyihir alam. Anak dari Samantha Woods, penyihir alam di Gardenia. Lahir dari tetesan embun bunga peony dan mawar di musim semi. Tidak ada kesalahan, Sayang. Semua terjadi sebagaimana mestinya. Kita sudah terikat oleh perjanjian darah."
Claire menatap takut ular-ular yang menggerayangi tubuhnya. Ular yang terlihat akan menerkam Claire dalam sekali lilitan atau dalam sekali gigitan. Claire dapat mendengar dengan jelas bagaimana desisan ular yang semakin membuatnya bergidik ngeri. Claire tidak dapat berbuat apapun saat lidah ular itu terasa nenyapa kulitnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Clouds [Tamat]
FantasyClaire yang awalnya hidup tenang harus terusik karena kecerobohan sabahatnya. Abigail yang termakan rasa iri dan ingin memiliki Jayden, nekat mencuri ramuan sihir di rumah Claire. Bencana itu terjadi karena Abigail tidak mengikuti instruksi pengguna...