Empat Puluh Empat

4.1K 213 2
                                    

Kini kehamilan Salsa sudah memasuki Delapan Bulan, dan mereka pun sudah meresmikan Pernikahan nya di catatan sipil, Salsa dan Lian menjalani kehidupan mereka penuh dengan kebahagian meskipun ada perdebatan kecil disetiap harinya, tetapi itu akan menumbuhkan bumbu di rumah tangga Lian dan Salsa.

"Nanti aku bawakan Makan siang ke kantor ya" Ucap Salsa yang mengantarkan suaminya hendak pergi bekerja

"Gak usah sayang, nanti aku pesen aja, nanti kamu kecapekan kan sekarang perut kamu udah gede banget, nanti kelelahan kalau harus pergi pergi"

"Liat nanti deh, kalau aku gak capek aku kekantor ya"

"Iya udah, nanti kabarin aku aja ya, sekarang aku berangkat dulu" ucap Lian .
Salsapun mencium tangan suaminya. dibalas lian dengan mencium selurug waja salsa dan trrakhir Perutnya.

"Bayik, papa pergi kerja dulu ya, bayik sama mama, jagain mama ya"

Setelah Lian menghilang dari pandangannya salsa menduduki dirinya di kursi depan TV. mereka masih mendiami Apartemen Lian karena Rumah yang dibeli Lian sebentar lagi akan selesai.
Rencana Lian setelah salsa melahirkan mereka akan Pindah kerumah yang baru.

--------

"Loh, Reyna" ucap Lian yang terkejut melihat Seorang perempuan yang sudah duduk di sofa ruang kerjanya.

"Hai Lian, kangen juga sama kamu" Reyna memeluk Lian yang baru saja datang.

"Eh, iya rey" merasa tidak nyaman, Lian melepaskan pelukannya.

"Ada perlu apa Rey kekantor gue" tanya Lian

"Gak apa apa cuma Pengen ketemu kamu aja, kebetulan aku balik ke jakarta, dan tadi makan dicafe depan kantor kamu jadi mampir kesini"

"Kok tau ini kantor gue" ucap Lian yang kini sudah duduk di kursi meja kerja nya.

"Siapa sih Li yang gak tau kantor Lian atmajaya"

"Bisa aja Lu" jawab Lian yang masih berusaha ramah, sebenarnya Lian cukup risih karena ditinggal berdua perempuan diruangan kerjanya. apalagi Danil dan Aro masih ditugaskan untuk meninjau proyek bersamaa pak Roberts.

"Oh iya Li, apa kabar Salsa"

"Alhamdulillah baik , sehat sehat aja, eh Rey gue sambil ngecek kerja ya "Lian membuka Laptopnya

"Santai Li, maaf ni gue ganggu kerja lu, tapi gue lagi bosan gak tau mau kemana" ucap Reyna.

"iya Rey, gak apa apa"

"Li, ini tadi gue bikinin minum buat lu, minum aja dulu, nanti keburu dingin" Reyna menyuguhkan segelas kopi yang ia buat sebelum Lian datang.

"Terimakasih REy" Lian mengambil Gelas yang diberikan Reyna dan meminumnya.

"Gue numpang tiduran ya Li" Tanpa aba aba Reyna baring di sofa Yang ada didalam ruangan Lian, Reyna sengaja memancing Lian dengan Pakaiannya yang super seksi.

kok panas batin lian

Menyadari keanehan dari Lian, Reyna sengaja mendekat ke Lian.

"Li, kenapa kamu kepanasan" Ucap Reyna menggoda Lian yang kini Reyna sudah duduk dipaha Lian.

"Lu apa apain sih Rey, duduk di sofa aja, gak sopan kayak gini ini kantor" lian semakin merasakan ada yang aneh dari tubuhnya.

"Gue bisa bantu Li, kamu butuh pelepasan kan saat ini" Ucap Reyna yang kini berusaha menjamah dada bidang Lian.

"Bajingan, pasti lu campurkan sesuatu diminuman gue kan Rey" lian akhirnya menyadari sesuatu ia berdiri dan menarik tangan Reyna untuk pergi keluar ruangannya.

"Ayok lah sayang aku bisa bantu kamu, waktu itu disingapura kamu susah sekali aku dekati, sekarang kita cuma berdua loh diruangan ini" Reyna masih tetap menggoda Lian.

"Keluar Rey, dan asal lu tau gue gak akan menyentuh perempuan manapun, kecuali istri gue, keluar dan jangan pernah lagi untuk muncul dihadapan gue. Pergi Rey" Lian menarik keluar Reyna dan ditolong oleh security nya.

"Haloo sayang, kamu kekantot aku sekarang ya, aku sudah gak kuat"

"Lian, kamu kenapa sayang"

"Kekantor aku sekarang ya, aku mohon"

Tanpa pikir panjang salsa pergi ke kantor lian dengan Posisi yang hamil besar Salsa dengan cepat agar bisa cepat sampai ke ruangan suaminya, ia tidak tau apa yang terjadi dengan suaminya. pikirannya sudah kacau.

"Sayang kamu kenapa" Tanya Salsa yang baru saja membuka pintu ruangan Lian.
melihat Salsa yang sudah dihadapannya. Lian segera menarik tangan salsa ke dalam Kamar yang ada diruangan Kerja Lian tidak lupa dia mengunci pintunya.

"Kamu kenapa Li" salsa panik ketika melihat Penampilan Lian yang sudah urak urakan, kancing bajunya sudah terbuka setengah, keringat Lian sudah muncul disekitar wajahnya

Tanpa suara apapun Lian melumat Bibir Salsa tanpa ampun, Salsa pun membalas ciuman suaminya.

"Aku gak kuat sayang, tadi ada reyna mau ngejebak aku, dia kasih obat perangsang dalam gelas yg aku minum, untung saja aku masih bisa tahan diri didepan dia, dia udah aku usir" ucap Lian yang masih mencium leher jenjang Salsa.

Mendengar itu salsa ingin rasanya marah dengan Reyna, tetapi dia harus  membantu Lian untuk menuntaskan hasratnya saat itu.

"Mcccchhhhhh" Desahan Salsa mulai keluar.

"Arghhhhhh" kini mereka berdua sudah mengeluarkan suara kenikmatan satu sama lain.

Lumayan lama dipergulatan itu, ntah mengapa sejak hamil besar Salsa malah tambah seksi menurut lian.

"Kamu seksi sekali kalau sudah hamil besar begini sayang" Ucap lian setelah mendapatkan pelepasannya yang ntah sudah keberapa kalinya

"Aku tambah gendut ya"

"Gak, kamu seksi aku suka, ininya tambah besar enak" Lian kembali meremas payudara Salsa.

"Ashhhhh" Salsa kembali mendesah

"Hahhahahha" lian tertawa melihat ekspresi istrinya.

Salsa selalu bersyukur Lian selalu bisa menahan Nafsu nya ketika melihat perempuan lain mau seseksi apa pun perempuan itu. Bagaimana mau tergoda dengan wanita lain, kalau bagi Lian istrinya sangat sempurna.

Pagi,
Maaf kalau banyak typo

Enjoy ceritanya, selalu bijak dalam membaca ya.

Vote dan Koment terus.

Gentari (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang