Haiii, apa kabar kalian semua?
Semoga baik-baik saja, sehat selalu yaaaa.Maaf, aku baru update karena habis dari rumah mertua syukuran 7 bulanan, baru pulang ke rumah.
Makasih untuk yang tetap nungguin cerita Aryan & Shabiya.
Jangan lupa vote & komentar untuk kemajuan cerita ini ya 🌟✨***
Bersabarlah menungguku.
Akan ada waktunya, kita bersama-sama kembali tanpa dikekang oleh waktu.The Perfect Secret
by Arthar Puspita
***
HARI keberangkatan Aryan ke Singapura akhirnya tiba.
Seminggu ini, lelaki itu disibukkan dengan berbagai macam hal. Mengemasi barang, yang anehnya ada saja yang tertinggal. Keluarganya mengadakan acara syukuran dan dia mengundang teman-temannya. Mereka semua hadir tanpa terkecuali. Teman-teman Asya dan Shabiya pun turut hadir untuk meramaikan suasana. Mereka mendoakan yang terbaik untuk Aryan ke depannya. Semoga Aryan betah di tempat barunya dan bisa belajar dengan baik di negeri orang.
Aryan belum tahu, langkah apa yang akan di ambil oleh teman-temannya setelah ini. Dia hanya berharap, mereka akan sukses suatu hari nanti. Takdir adalah rahasia Allah. Dia tidak tahu siapa di antara mereka yang akan sukses duluan. Bisa saja, bukan Aryan yang selama ini kelihatan pintar dan lebih bisa diandalkan. Barang kali Ega, yang biasanya tidur di dalam kelas, bukan?
Shabiya tidak bisa tidur semalaman. Dia takut pagi segera datang dan waktunya berpisah dengan Aryan semakin dekat. Nyatanya, meski ia tidak tidur pun pagi akan datang. Aryan akan tetap berangkat ke Singapura. Shabiya sudah berusaha ikhlas dan mencoba untuk tidak egois.
Pagi hari, mereka sarapan bersama seperti biasa. Abyan dan Icha akan bekerja setelah mengantar Aryan ke Bandara. Mereka semua akan ikut mengantar kepergian Aryan.
Koper-koper besar Aryan sudah tertata rapi di depan pintu. Dia membawa dua koper besar dan Aryan merasa itu lebih dari cukup.
Jam 9 pagi, keluarga itu berangkat ke Bandara. Si kembar juga ikut mengantar Aryan. Aryan menggendong Aqilla dan Arbani duduk di pangkuannya. Mereka terlihat nyaman sekali. Sesekali mengoceh yang terus ditanggapi oleh Aryan. Ah, dia pasti akan merindukan mereka semua. Belum berangkat saja, Aryan sudah merasa kehilangan.
Keluarga besar ayahnya adalah pengelola maskapai terbesar di dalam negeri. Aryan berangkat menggunakan pesawat pribadi keluarganya. Meski begitu, ia tidak bisa sembarangan menggunakannya karena semua itu harus izin Abyan. Kali ini, Abyan mengizinkan Aryan pertama kalinya naik pesawat pribadi sendirian tanpa di dampingi olehnya.
“Makan yang benar disana. Bunda pastiin kamu nggak makan makanan instan terus!” ujar Bunda galak. Sejak semalam, beliau terus menasihati putranya itu untuk tidak makan sembarangan. Kebutuhan gizinya harus diperhatikan kembali. Aryan mengerti, dia mengangguk dan sesekali mencium sang Bunda yang terlihat menggemaskan meski marah-marah.
Aryan berpamitan pada keluarganya satu persatu. Kemudian, ketika ia menghadap Shabiya yang terus menunduk, Aryan tersenyum. Tangannya terangkat untuk mengusap kepala Shabiya yang tertutupi hijab berwarna peach.
“Aku berangkat, ya.”
Shabiya mengangguk.
“Kalau kangen, telfon aku aja. Lewat Bunda juga nggak apa-apa.”
KAMU SEDANG MEMBACA
[NUG's 7] The Perfect Secret
Espiritual| Young Adult - Romance - Religi - Comedy | | Sequel 'Jodoh Untuk Alyssa' | ⚠AREA BERBAHAYA! ⚠AWAS BAPER! _____________________ Aryan dan Shabiya adalah sepasang remaja yang saling mencintai hingga akhirnya memutuskan menikah muda. Namun, belum gen...