Assalamualaikum semua
Kabarnya gimana? semogga sehat selalu yakarena saya lagi proses menulis mohon bantuan nya ya. Tolong tandain kalau misal ada typo. Saya fokus ke selesai nya cerita ini dulu. Nanti setelah selesai baru saya periksa lagi, Jadi harap dimaklumi
klik bintang yang ada di bawah dan comment, biar author makin semangat melanjutkan di bab berikutnya.
Terimakasih yang sudah sukarela mengklik bintang nya, semogga kamu selalu dalam lindungan Allah dan semogga sehat selalu jasmani maupun rohani nya.
Author mengucapkan terimakasih yang udah selalu setia menunggu cerita ini update
dan selalu setia vote dan comment ❤️"Allahumma solli ala sayyidina muhammad 💚 jangan lupa perbanyak sholawat yaww"✨
"Pada akhirnya, jika saya dapat mengatakan bahwa saya bersenang-senang, itu adalah hari yang baik."
Setetes embun
Semburat Cahaya matahari pagi
Mulai menyinari bumi
Embun Jatuh Perlahan Rembulan terganti Oleh matahari
Cahaya Pagi menerpa pepohonan
Aktivitas pagi perlahan tiba
Menyambut hari Yang indah
Terlihat daun Yang hijau
Hijau memanjakan mata
Daun-daun menari diterpa angin
Meliuk- liuk ke kanan kiri
Menghiasi halaman rumah
Pagi yang cerah membuat seorang gadis bersemangat menyelesaikan tugas rumahnya mulai dari bersih-bersih rumah hingga memasak "Pagi yah, Ayah mau Astra buatkan teh?"Tanya Astra
"Boleh,"Jawabnya singkat padat jelas. Astra membuatkan teh dengan sedikit rasa bahagia. semenjak kepergian Rafaila, Arka sudah tidak marah-marah seperti biasanya entah kenapa, tapi Astra sangat bersyukur setidaknya Arka tidak marah-marah lagi dan mulai sedikit berbicara lebih halus tidak menegangkan seperti dulu.
"Ini yah tehnya. nanti Astra mau izin pergi ke makam ibu. apa Ayah mau ikut?"
"Pergi aja."
"Ayah gak mau ikut ke makam ibu?"Tanya Astra kedua kalinya, ia berharap bisa pergi berdua dengan ayahnya.
"Lain kali,"Ucapnya dengan singkat lalu kembali membaca koran.
Turunlah Bintang dari lantai dua. akhir-akhir ini Bintang sangat sibuk di kampusnya sampai-sampai tidak ada waktu buat adiknya "Kamu mau ke makam ibu?"Tanya Bintang
"Iya bang. Abang mau ikut?"
"Nggak dulu. Abang mau ke kampus ada acara kampus, maafin Abang gak bisa nemenin kamu," Ucapnya sedikit tidak tega dengan adiknya.
"Nggak papa bang. Astra udah besar bisa pergi sendiri ko. Ayok kita sarapan dulu,"Ajak Astra kepada Arka dan Bintang.
"Maafin Abang, Abang jarang ada waktu buat kamu de,"Ujarnya.
Astra mengangguk "Nggak papa bang,"Jawab Astra. mereka makan dengan hikmat tanpa mengatakan sepatah kata hanya ada suara dentingan sendok.
Astra pergi jalan kaki ke makam ibunya. hari ini dia sangat rindu dengan ibunya padahal baru kemarin dia mengunjungi makam ibunya sekaligus mengantarkan kakanya ke tempat peristirahatan terakhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASTRA ADHARA TAHAP REVISI
General FictionGadis yang tidak pernah merasakan kasih sayang dari orang tua nya, bahkan Ayah nya tidak menginginkan gadis itu lahir. "kalo Astra nggak bisa di kasih kebahagiaan tolong ambil saja nyawa Astra, Astra rela ya allah." Astra memandang langit, yang pen...