05. Bukan sesuatu yang baik

2K 231 6
                                    

Mendengar tangisan Claire serta aduan dari dua ular kesayangannya. Jayden segera pergi menemui Claire. Di kamar itu, Jayden melihat jelas Claire yang meringkuk di lantai dingin tanpa alas selimut. Jayden berdecak pelan melihat pemandangan yang tidak ia sukai. Dia tidak suka melihat wanita lemah tak berdaya. Ayolah, Claire bukanlah manusia. Wanita itu adalah penyihir yang lebih kuat dari manusia biasa. Mengapa Claire sangat berlebihan sekali.

Jayden menggendong tubuh yang sudah bergerak kesana kemari ingin dilepaskan itu. Membawa Claire menuju kebun yang terlampau mirip dengan tempat tinggal Claire. Jayden mendudukkan Claire di tengah taman bunga yang indah. Kemudian pria itu berjalan untuk memetik beberapa bunga yang sudah mekar untuk diberikan kepada Claire.

"Kau suka hutan kecil ini?" Tanyanya smebari menatap Claire yang terfokus melihat langit.

"Makanlah."

Jayden menyodorkan bunga yang telah ia petik. Claire menerimanya dengan terpaksa, karena melihat wajah Jayden yang mulai mengeras. Claire tidak ingin membuat Jayden memperkosanya lagi. Cukup satu kali saja ia dinodai.

"Kau merasa diperkosa?"

"Menurutmu?" Jawab Claire sekenanya. Mulutnya sudah sibuk menelan beberapa kelopak bunga. Membuat tubuhnya segar kembali.

"Menurutku kau juga menikmatinya." Jayden mengangkat satu sisi bibirnya. "Aku suka melihat tubuhmu meminta untuk dipuaskan." Jayden meraba paha Claire yang tersembunyi di balik gaun tipis yang dikenakan Claire.

Begitu tangan itu ingin membuka bagian bawah gaun tidur milik Claire, salah satu ular menggigit tangan Jayden. Dengan salah satu ular lain melilit tangan tersebut, mencegah Jayden untuk berbuat lebih jauh.

Jayden berdecak keras, tidak terima dengan perbuatan kedua bayinya itu. "Baik, baik. Aku tidak akan menyakitinya." Jayden menjauhkan tangannya. Beralih untuk merangkul tubuh Claire. "Nah, sudah puas kalian?"

Kedua ular itu lantas bersembunyi di balik tubuh Jayden, hanya berani mengintip Claire dari balik punggung kokoh milik Jayden.

"Kenapa kau mengusir mereka? Padahal setiap hari mereka berdua menjagamu."

Merasa pertanyaan itu tidak menarik, Claire tidak menjawabnya. Wanita itu beralih menatap lurus hamparan bunga di depan matanya. Membiarkan pertanyaan itu terbang dihempas udara.

"Aku bisa saja membuatmu bisu jika aku mau. Jadi berhenti mengabaikanku."

"Kau bisa membaca pikiranku, bukankah itu sama saja? Aku hanya ingin pulang. Kau bisa cari iblis lain atau penyihir yang lebih kuat."

Jayden menaikkan sudut bibirnya, memandang Claire dengan tatapan remeh. "Kau kira aku butuh kekuatan lagi? Bahkan aku bisa menghancurkan bumi sekarang juga."

"Lalu? Buktinya kau memakai tubuh manusia. Bukankah itu artinya kau lemah? Kau terlalu menyombongkan diri, padahal kau tidak sekuat itu. Pantas Tuhan saja mengusirmu dari surga, Lucifer. Kau diusir karena kesombonganmu. Kau tidak bisa menghancurkan bumi, kecuali dengan membisikkan rencana buruk kepada manusia yang tersesat!"

Wajah Jayden sudah berubah masam. Tangannya mencekik leher Claire. Jayden berubah menjadi wujud asli darinya. Dengan tanduk serta sayap hitam yang mengepak lebar membawanya serta Claire terbang. Tentu Claire merasa kesakitan, namun ia paksakan untuk tetap menatap iblis itu dengan tatapan berani. Mungkin saja ini saatnya untuk mati. Jauh lebih baik karena hidup pun tidak berguna. Ia telah menjadi wanita yang hina.

"Sayang sekali Claire. Keinginanmu untuk mati tidak akan terwujud. Hidup atau mati, kau tetap berada disini. Rasakanlah hukuman kecil dariku!"

Jayden membanting tubuh Claire dari ketinggian. Sontak saja wanita itu merasakan tulangnya terasa hancur. Claire ingin berteriak untuk menyalurkan rasa sakitnya. Justru suaranya tidak keluar dari rongga mulut miliknya. Claire terus memukul dada dan lehernya, namun nihil, suaranya tetap tidak mampu keluar.

Black Clouds [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang