"Oi, lu gak bisa seenaknya mukul orang kayak gitu!"
"Hah!? Emangnya lu siapa!?"
"Kuukou-san, Akemi-san, udah ... jangan bertengkar lagi dong ... hiks ...."
Rasanya belum lima menit Akemi menginjakan kaki di Kuil Kuugenji, tetapi ia sudah berteriak-teriak protes karena tidak terima Jyushi dipukuli oleh salah satu biksu yang ada di kuil itu.
Hari itu Jyushi hanya berniat mengenalkan Akemi pada Kuukou, sama seperti bagaimana dahulu Jyushi mengenalkan Akemi pada Hitoya. Jyushi sempat sedikit bercerita tentang Kuukou yang melatihnya dengan cukup keras, tetapi di balik itu Jyushi merasa Kuukou adalah pilihan tepat yang pernah ia ambil. Tidak jarang Jyushi memuji bagaimana sikap Kuukou yang membuatnya kagum.
Namun, tidak hanya sampai di situ. Akemi juga sempat mendengar tentang Kuukou dari Hitoya. Ternyata Hitoya yang mengenalkan Kuukou pada Jyushi untuk mendapatkan latihan khusus di kuil. Kuukou diceritakan sebagai sosok bocah keras kepala yang bertingkah seenaknya, sehingga cukup sering tersandung masalah yang bahkan sempat menyeret Hitoya juga. Meskipun demikian, Hitoya mengakui sikap Kuukou yang patut diacungi jempol karena beberapa aksinya yang terbilang sangat berani menghadapi masalah-masalah besar.
Intinya, ini adalah kali pertama Akemi bertemu dengan Kuukou yang sudah beberapa kali ia dengar dari Jyushi dan Hitoya. Tidak disangka di pertemuan pertamanya ia justru akan beradu mulut dengan laki-laki itu.
"Tck, lu gak usah ikut campur!" seruan dari si laki-laki terdengar seperti mengusir remaja di depannya yang masih mengomel tak henti hanya karena beberapa pukulan ia layangkan pada Jyushi.
"Lo sebut diri lo biksu? Ada biksu mukulin orang lain seenaknya, hah?" Akemi tidak takut. Satu-satunya yang membuatnya berani kala itu hanya Jyushi yang masih sesenggukan usai dipukuli Kuukou.
"Jangan ngomong sembarangan!"
"Apa? Lo pikir gue takut sama tukang bully kayak lo?"
Kuukou berdecak sebal. "Lu tahu apa soal sessou sampe ngomong kayak gitu?"
Dari atas ke bawah Akemi memandangi penampilan Kuukou yang mengenakan hakama dengan kemudian dibaluti sukajan. Fokusnya pun jatuh pada deretan tindik yang terdapat di daun telinga Kuukou dan menjadikannya balasan. Akemi menganggap biksu sungguhan tidak akan berpenampilan seperti Kuukou, dan jika dilihat dari penampilan saja Kuukou lebih terlihat seperti orang yang suka memalak uang.
Tentu saja Kuukou tidak tinggal diam. "Lu gak pernah mendengar pepatah, 'Jangan menilai buku dari sampulnya'? Atau otak lu itu memang terlalu payah untuk memahami pepatah sederhana itu?"
"Hah? Penampilan lo itu payah banget, selain itu sikap lo juga gak ada baik-baiknya dari kayak gimana lo memperlakukan Jyushi! Daripada biksu, lo lebih keliatan kayak tukang pukul!"
Sementara Akemi dan Kuukou masih sibuk memanaskan suasana, saling melempar kalimat ejek, di sisi lain Jyushi kebingungan mencari cara menenangkan keduanya. "Ka-kalian berdua ... Hi-Hitoya-san ...."
"Perempuan kayak lu banyak bacot doang."
Akemi semakin terpancing. "HAH? Apa? Lo pikir gue gak berani mukul lo gitu?"
"Hee? Sini buktiin kalo emang lu be—kh!"
Sebelum Kuukou menyelesaikan kalimatnya, Akemi melayangkan pukulan telak yang ternyata masih bisa ditahan dan sedikit dihindari Kuukou yang memiliki reflek sangat baik.
Namun, tidak sampai di situ saja. Akemi melanjutkan serangan dengan tangannya yang lain. Kali ini Kuukou berhasil menghindarinya dengan mudah dan langsung membalasnya dengan pukulan telak di dahi Akemi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Threads (Harai Kuko x OC)
Fiksi RemajaPertemuan kita mungkin bukan bagian dari rencana hidup yang pernah terpikir dalam benak, tetapi takdir pertemuan kita sebagai lanjutan dari awal yang tak pasti memiliki kemungkinan. Bahkan, jika kehidupan selanjutnya memang ada, aku masih ingin memu...