Bab 4.

1.3K 34 2
                                    

.
.
.

Setelah keyra menjelaskan semua kejadian yang dia alami tanpa ada yang ia tutupi .

Dira langsung kembali memeluk tubuh Keyra menyalurkan kesenangan untuknya.

Tanpa sadar dia juga ikut meneteskan air mata mendengar semua cerita adik angkatnya ini.

" Hiks...aku udah kotor mbak".

" Sutt.. enggak key kamu gak boleh ngomong gitu, kamu bukan perempuan kotor keyra ".

" Hiks...mbak aku merasa seperti wanita murahan".

" No...kamu bukan perempuan kayak gitu kamu perempuan baik-baik key, laki-laki bajingan itu yang merenggut kesucian kamu".

Dira terus menanangkan keyra yang kondisinya sangat terpukul.

" Udah tenang ya, dia akan dapat balasan setimpal atas perbuatannya itu, apa kamu mau Mbak hajar orangnya".

"Jangan mbak aku nggak mau masalah ini di perpanjang".

"Tapi dia udah kurang ajar sama kamu key, nggak bisa dibiarin Mbak harus kasih pelajaran sama tuh laki"

"Mbak Dira nggak usah kasih pelajaran ke dia takutnya kita yang kena masalah".

Keyra berfikir percuma mereka menuntut pada ujungnya orang susah sepertinya lah yang akan salah.

"Sekarang kamu mandi terus istirahat".

" Mbak Dira gak kerja hari ini ".

" Mana mungkin mbak tinggalin kamu dalam keadaan gak baik kayak gini, gak papa libur sehari gak bakal ngaruh buat potong gaji".

Keyra hanya menurut apa yang di bilang oleh Dira.
Jujur saja Saat ini tubuhnya memang sangat lelah.

.
.
.

Di lain tempat tepatnya di dalam kamar hotel Matahari yang semula terpejam kini perlahan terbuka.

" Shitt...di mana". Tanya pada diri sendiri.

Reyder terkejut melihat penampilannya yang tak mengenakan sehelai benang pun. matanya itu melirik ke sekeliling tempat yang tampak kacau dan pandangannya langsung terpaku saat melihat ada noda darah di kasurnya.

Deg

Darah apa ini. Pikirannya melayang mencoba mengingat kejadian semalam. Perbuatan keji yang seharusnya tak ia perbuat

" Shitt.. biadap".

Reyder teringat ketika dia masih berada di club tadi malam meminum minuman yang sudah diberi obat perangsang tapi tak dia ketahui.

Siapa sebenarnya yang sudah berani menjebaknya ini. Reyder terus berfikir apa mungkin salah satu dari musuhnya. Yang pasti orang itu tak akan bisa lepas begitu saja.

Drett ..drett..

Bunyi ponselnya yang terletak di lantai menyadarkan Rey dari lamunannya.

" Ada apa ". Tanya pria itu tudup poin saat panggilan berlangsung.

"Maaf Tuhan mengganggu waktu anda saya hanya mengingatkan bahwa Anda harus segera menuju bandara untuk penerbangan ke singapur".

Ah iya dia hampir melupakan mengurus musuhnya yang sudah mulai nakal selain itu juga perusahaan yang ada di negara sana memang lagi membutuhkan dirinya.

" Hm persiapkan ".

Panggilan terputus sepihak oleh rayder.

Dia akan memikirkan masalah ini nanti setelah ia pulang dari luar negeri.

hamil anak mafia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang