Nama aku Zea saat ini umurku sudah 20 tahun setelah lulus sekolah 2 tahun yang lalu. Aku banyak melewati ujian dan proses di dalam hidup sehingga membuat diri ini menjadi lebih dewasa dan pola pikir yang tidak lagi seperti sebelumnya. Untuk diriku yang sekarang aku sangat bersyukur bisa sampai dititik ini dengan semua ujian yang aku alami aku bisa menemukan diri ku sendiri. Tapi di balik semua itu ada masa dimana aku berusaha menemukan kebahagiaan untuk diriku sendiri.
Flashback...
Semua bermula pada saat aku di bangku SMP tepatnya kelas 2 semester 1 dimana aku tidak ingin menerima diriku sendiri. Hal yang aku tak sangka hari itu aku mengalami jerawatan yah hari demi hari jerawat yang ada di wajah ku kian membanyak, yang membuat ku tidak percaya diri lagi seperti hari sebelumnya. Di tambah dengan aku yang ambis dalam pelajaran membuat ku semakin tertekan, sikap malu dan tidak percaya diri telah menguasai diriku.
Soal pertemanan aku mempunyai teman yang cukup baik di kelas tetapi ada juga yang gak suka aku persoalan aku yang anaknya ambis namanya fani anaknya pintar, publik speaking nya bagus banget saat pertama kali aku masuk SMP aku sangat kagum melihatnya. Tetapi kekaguman itu tak bertahan lama setelah mengetahui sifatnya.
"itu buku siapa?" Tanya aku.
"Tau kok ini buku sepupu kamu" Fani melempar buku itu ke arah ku dengan penuh amarah.
Saat itu kelas hening.
"Aku cuman bertanya" Semampuku menahan air mataku jatuh.
Sepupu aku namanya Nisa kita sebelahan kelas anaknya lebih ambis dibanding aku. Saat itu atas perintah guru mapel bukunya di pinjam untuk memperlengkap catatan di kelas ku.
Aku yang tak tahan di perlakukan seperti itu saat jam istirahat tiba, aku meluapkan tangisku di taman. Kelas ku ini berada di ujung dan sebelah nya adalah taman kelas aku.
"Udah nangis nya zea, sabarin aja emang orangnya kayak gitu dari dulu" Jawab zahra teman fani dari SD yang berusaha menenangkanku.
"Aku malu zar, aku gak tau kenapa dia terang-terangan gak suka aku. Padahal aku hanya bertanya agar aku bisa meminjam buku Nisa nanti."
"Fani kadang baik ko ze tungguin aja sisi baiknya nanti datang ke kamu kok sabar aja dulu semoga kedepannya kalian bisa berteman dengan baik."
"Iya zar makasih yah."
Saat mendengar kata zahra aku sedikit lebih tenang.
Kalian harus tau di kelas ku itu kebanyakan siswa nya cowok dan terkenal kelas yang paling nakal diantara kelas yang lain. Dan yah bukan hanya aku seorang yang diperlukan seperti itu di kelas oleh fani terkadang fani ini juga sering bertengkar dengan siswa cowok.
Pernah suatu ketika fani memukul teman cowok sekelas ku dengan sapu hingga sapu itu sampai patah. Kami semua tercengang melihat kelakuannya. Pikir ku memang orang nya yang sangat keras dan gak bisa mengontrol emosinya.
Disini aku masih bergulat dengan diriku yang introvert akibat jerawat yang ada di wajahku setelah saat itu juga sifatku berubah aku yang sering memakai topi dan jarang keluar kelas karena takut bertemu dengan org saat itu, aku gak bisa berkata-kata lagi melihat pantulan diriku dicermin dimana jerawat ku sudah bermunculan di pipi. Aku menangis sejadi-jadinya segala macam aku lakuin buat nyembuhin baik dari bahan alami maupun cuci muka yang kata orang bagus buat nyembuhin jerawat pun gak mampan di aku. Saat aku mau berangkat ke sekolahpun aku mesti memaksakan diri ini untuk baik-baik saja dengan niat untuk berusaha menyelesaikan waktu SMP ku ini dengan cepat, aku sudah gak tahan lagi dengan diriku terlebih lagi omongan orang.
"Kamu pake apa kok jerawat kamu nambah banyak"
"Ciee pasti lagi pacaran ya"
"Makanya jangan pake sembarangan"
"Jijik banget"
"Kamu kena cacar kah?."
Mendengar kata orang-orang yang terus keluar dari mulutnya di tiap hari sekolah terlebih lagi yang ngomong kebanyakan cowok sekelas aku. Sangat sakit rasanya seakan-akan perkataannya mengahantui pikiran ku yang membuat ku muak Fisik dan mental ku yang semakin hari semakin tersiksa langkah ku pun semakin cepat ketika berjalan di koridor sekolah sambil memegang topi untuk menutupi wajahku rasanya aku ingin berhenti sekolah tapi aku gak boleh menyerah, pikir ku aku hanya perlu memaksakan diri walaupun rasanya ingin mati di serbu perkataan orang lain yang begitu menusuk di hati.
Untuk permasalahan aku dengan fani saat aku semester 2 dia mulai gak banyak tingkah lagi sekarang dia lebih banyak berteman dengan siswa cowok belajar nya pun sudah gak seambis dulu aku juga sudah mulai berteman dan menerima nya dengan baik.
Disisi lain aku sangat bersyukur aku mempunyai sahabat yang baik dan selalu mendengar curhatan ku. Bisa di bilang sahabat ku ini lah yang membuat ku bertahan.
Sahabat aku namanya Azizah, Intan, Dede. Dede ini orang nya lucu dia cowok tapi dia suka berteman dengan cewek walaupun belok dikit tapi orangnya asik aku banyak tertawa saat bersama sahabat ku ini soalnya intan sama dede itu sering bertengkar, adu mulut, saling pukul dan jail satu sama lain terkadang aku sama azizah hanya tertawa melihat mereka. Azizah ini orang nya gaul dan ramah dibanding aku yang pendiam. Aku terkadang iri dengan sahabatku Azizah orang nya percaya diri, cantik ditambah mukanya bersih.
Tentang seorang yang aku suka sewaktu SMP aku gak suka sama siapapun aku hanya sibuk belajar dan ya aku malu dengan diri ku apalagi ingin suka dan mengenal orang lain gak mungkin.
Seiring berjalannya waktu saat aku kelas 2 semester 2 aku mendapatkan peringkat 1 sampai lulus SMP.
****
Hari ini adalah hari terakhir aku pengayaan. Aku duduk di gazebo sekolah di iringi angin sepoi-sepoi membuat pikiranku lebih tenang sambil melihat siswa-siswi yang berlalu-lalang.
"Aku hanya berharap masa SMA gak seburuk masa SMP ku dan semoga jerawat ini bisa sembuh secepatnya agar aku bisa menemukan kebahagiaan di dalam diriku ini" Ucapku saat itu sambil tersenyum.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aku
Teen FictionAku dan takdir, perjalanan yang tak terasa dan waktu yang terus berjalan menghampiri ku untuk keluar dari zona nyaman, perlahan-lahan aku sadar untuk selalu berdamai dan menyayangi diri ku sendiri. Saat aku masih duduk di bangku sekolah aku salah sa...