'H-Heng?!!!! Tidak mungkin, itu pasti bukan Heng'
Freen kaget dengan apa yang ia lihat, Heng tidak mungkin seceroboh itu sampai ia tidak memperhatikan sekitarnya. Memang cctv nya jauh dari penglihatan tapi biasanya kami mengecek kondisi rumah saat pekerjaan itu diberi kepada kami.
"Apa semuanya sudah berkumpul?"
Tanya Arlan pada petugas yang baru saja memasuki ruangan."Sudah"
"Bagus"
Arlan bangkit dari duduknya sambil memasukan tangannya ke dalam saku celana, Freen mengikuti dari belakang dan bersiap untuk mencatat semua yang mungkin Arlan butuhkan.
Saat sampai ke TKP, mayat sudah dipindahkan dan sudah ditandai bagaimana posisi si korban. Terdapat orang orang yang berkumpul di luar ruangan dengan ekspresi yang berbeda beda.
Ada yang ketakutan, ada yang terlihat begitu malas, ada yang memperhatikan dengan seksama keadaan sekitar. Sekitar 5 orang berada diluar ruangan dan aku sama sekali tidak bisa menebak siapa pelaku dari semua ini.
Arlan keluar dan menyapa orang orang didepannya, menyuruh mereka untuk berpindah tempat dan berkumpul sembari menyelidiki kasus kali ini.
"Kenapa kami dikumpulkan pak?"
"Karena mungkin saja salah satu dari kalian adalah pelakunya." Jawab Arlan kemudian.
"Saya tidak melakukan apa apa, saya hanya kesini untuk memberi tahu Mirna agar segera melunasi hutang. Setelah itu saya langsung pulang." Tiba tiba seseorang berbicara dengan lantang. Freen memperhatikan orang orang tersebut. Semuanya nampak mencurigakan, Arlan meminta catatan kecil yang dipegang Freen dan mulai menganalisis apa yang terjadi sebelumnya. Memperagakan beberapa gerakan hingga menanyai apa hubungan semua orang disini bersama korban.
Freen hanya duduk memperhatikan semuanya, mencatat poin penting kebiasaan Arlan dan kelemahan yang mungkin saja bisa ia manfaatkan.
.
.
.Beberapa jam berlalu tapi si pelaku sebenarnya belum juga terungkap, Arlan terus menerus membaca apa yang aku catat sambil mencari petunjuk lain yang bisa mengungkapkan pelakunya.
"Pak detektif kami sudah berada disini selama 6 jam, dan sudah ditanyai pertanyaan yang sama berkali kali, apa kami sudah boleh pergi? Saya ada pekerjaan setelah ini." Ucap salah satu orang yang berekspresi malas sejak awal.
Beberapa perkataan protes pun bermunculan, dan Freen pribadi memang sudah sangat bosan disini. Ia lebih menikmati waktu saat membunuh dari pada memecahkan masalah yang terlihat masih abu abu.
Arlan berpikir sejenak, ia mondar mandir sambil kembali mengingat alibi orang orang didepannya secara detail. Bahkan tidak ada yang terlewat sama sekali.
'Betapa cerdasnya dia, apa bisa aku mengelabuinya? Tapi, aku beruntung bisa sedekat ini dan menganalisis apa kelemahannya.'
Akhirnya Arlan tersenyum kecil , Freen yang melihat itu penasaran dengan apa yang membuatnya tersenyum.
Lalu sebuah analisis keluar dari mulutnya dengan lancar dan tanpa hambatan sama sekali, semua orang yang berada disitu hanya mendengarkan dan sampailah Arlan dibagian mengungkapkan pelakunya.
Freen kaget dengan analisis yang diberikan Arlan, juga dengan beberapa bukti yang menguatkan bahwa seorang laki laki parubaya lah pelakunya.
Setelah berdebat sedikit dan membantah dengan argumennya, pada akhirnya ia mengakui perbuatannya. Si pelaku di giring ke kantor polisi untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Dan benar orang yang berada direkaman bukanlah Heng.
~~~~~~~~~~~~~~~~
"Bagaimana dengan pekerjaanmu hari ini?"
Freen dan Arlan sedang berada diresto sebagai bentuk terimakasih karena Freen mau menerima tawaran untuk menjadi asisten Arlan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Do you still love me? (21+) - END
Fanfictioncinta adalah sesuatu yang suci dan sakral, cinta datang dari Tuhan dengan murni dan tidak ada yang bisa mencegahnya. lalu untuk aku yang kotor ini, apakah masih bisa merasakan apa itu cinta? adakah seseorang yang bisa mencintaiku apa ada nya?