Chap.9:Everything will be okay

61 3 0
                                    

Satu minggu kemudian...

KRIIINGGG!!!Bell pulang sekolahpun berbunyi.Saatnya siswa-siswa untuk pulang bersama.Seperti biasa,Bintang pulang bersama Dinara.

"Tang!Akhir-akhir ini lo keliatan beda ya!"Kata Dinara.

"Beda kenapa?"

"Yaa...beda aja!Biasanyakan kita debat mulu.Ini kayaknya lo anteng banget."

"Hah?Perasaan lo aja kali!Lo harus tau,debat itu dapat meningkatkan resiko kematian lebih cepat!"Kata Bintang.Mendengar pernyataan Bintang membuat Dinara terdiam.Bintang yang sepertinya sudah salah bicara,bingung harus mengatakan apa.Karena ucapannya tadi pasti malah membuat Dinara tersinggung.

"Na...lo...gak apa-apa?"

"Hm?gue kenapa?Gue gak apa-apa.By the way gue udah tau tentang fakta itu.Oh iya!Balik yuk!Capek nihhh!"Ajak Dinara.

"Ayok!"Baru saja Bintang akan menstarter motornya,tiba-tiba ada yang berdiri didepan motornya.

"Eh kalian,mau balik ya?"Tanya orang itu.

"Na,denger ada yang ngomong gak?"Tanya Bintang pada Dinara seakan2 tidak melihat ada orang selain mereka berdua.

"Ga ada,Tang!Perasaan lo aja kali!Emang sihh,tempat ini emang paling mistis di sekolah.Apalagi di depan motor lo!"Sahut Dinara sok takut.

"Gue kesini gak mau cari ribut ya sama orang-orang ga jelas kayak lo berdua."Kata orang itu mencoba untuk menahan kekesalannya yang diakibatkan oleh Dinara dan Bintang.

"Terus?Ngapain lo kesini nyamperin kita yang gak jelas?"Tanya Dinara ketus.

"Gue tau,lo berdua kan yang buat mobil gue kotor waktu itu?"

Rio.Si Penjahat Wanita.Rutuk Dinara dalam hati.

"Tuh udah tau!Hebat-hebat!"Ledek Bintang sambil tepuk tangan.

"Gue gak mau minta ganti rugi sama kalian.Padahal mobil gue jadi lecet gara-gara tanah liat yang kalian olesin itu banyak batunya..."

"Gak usah bertele-tele,Rio Dewanto!"Potong Bintang malas mendengar ocehan Rio.

"Tang,lo gak salah manggil?Rio Dewanto?Cuih.Kebagusan buat dia!Rio Dewanti tuh baru cocok!Secara,gayanya kayak cewek.Banyak bacot!"Sinis Dinara benar-benar membenci laki-laki yang ada didepannya saat ini.Bintang tertawa kencang dibuatnya.

"Na,aku gak nyangka kamu jadi seliar ini!Mulut kamu jadi gak bisa direm semenjak main sama dia!"kata Rio sambil menunjuk Bintang tepat diwajahnya.

"Alah!sok imut lo!Jangan asal ngomong!Mulut gue juga gak bisa direm cuma ke lo doang!Orang kayak lo sih gak cocok dimanisin!"Bentak Dinara dengan kata-kata tajamnya yang selama ini ia pendam untuk Rio.Laki-laki yang sudah mencampakkannya begitu saja dan menjalin hubungan dengan sahabatnya sendiri.

"Na,lo..."

"Diem, lo,Tania!Ga usah panggil nama gue lagi.Gue gak sudi nama gue disebut sama orang yang mukanya dua!Dan satu lagi!Bilangin ke cowok lo ini,jangan pernah ngatain Bintang seenaknya!Dia bukan orang munafik kayak lo berdua!"Omel Dinara murka.Nafasnya sampai terengah-engah karena terbawa emosi.Membuat ketiga orang dihadapannya bungkam.Tidak menyangka dengan apa yang baru mereka lihat.Dinara murka.

Tiba-tiba genggaman hangat terasa ditelapak tangan Dinara.Dinara menatap tangannya,lalu menoleh kepada sipemilik tangan itu.

"Ayo kita pulang."Ajak Bintang.Dinara mengangguk lalu mengambil helm diatas motor Bintang.

Bad DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang