Pagi pagi sekali Vichandra ke rumah sakit untuk menjenguk sang teman yang dianggap adik olehnya itu, dan saat memasuki kamar nya ternyata Akram sedang menggambar di kertas yang waktu itu diberikan oleh Vichandra, itu membuat Vichandra senang karena kondisi Akram sudah mulai membaik "akra, lu lagi gambar apa?" Tanya Vichandra sambil melihat ke arah buku yang sedang di corat coret oleh Akram "oh, ini saya sedang menggambar sesuatu, ntahlah ini tiba tiba saja berada di pikiran saya, kemungkinan ini adalah masa depan kita ataupun bulan depan? Ya mungkin?" Ucap Akram dengan sedikit kebingungan, Vichandra mengintip sedikit hasil gambarannya dan diapun sontak kaget lalu duduk di sebelah Akram "kenapa lu gambar kita sebagai pembunuh??" Ucap Vichandra dengan kebingungan karena gambar itu percis sekali dengan gambaran seorang pembunuh "saya tidak tau, ini ada di dalam otak saya, kemungkinan ini adalah ramalannya, tetapi apakah mungkin terjadi?" Akram menatap kearah Vichandra dan itu membuat Vichandra memiliki banyak sekali pertanyaan di dalam benak otak nya "jika kita menjadi pembunuh, lu bakal bunuh siapa?" Tanya Vichandra, lalu Akram tersenyum dan berkata "saya akan membunuh para pembully yang sudah membully saya selama saya bersekolah di sana dan juga saya akan selalu mengincar mereka meskipun saya kehilangan jejak mereka" ucap Akram sembari mencorat-coret bukunya kembali, Vichandra mengelus kepala Akram dengan perlahan karena takut membuat kepalanya sakit akibat benturan itu, dan itu membuat Akram mengerutkan keningnya "kamu ngapain elus elus?" Ucap Akram dengan sedikit bingung, Vichandra hanya tersenyum dan tetap mengelus kepalanya Akram "gw selalu percaya sama kata kata lu, lu dan gw bakalan jadi pembunuh terbersih yang pernah ada dengan kebijakan lu itu, lu aja dengan mudahnya menghilangkan jejak darah yang ada di baju ntah gimana caranya, gw aja ga tau tapi lu tau, otak lu kayanya otak orang orang pinter ya pinter mengelabuin orang maksudnya" penuturan Vichandra yang membuat Akram sedikit tertawa "hey itu hanyalah trik biasa, orang orang pun bisa melakukannya, saya saja belajar 2 hari langsung bisa, walaupun agak rumit, nanti saya ajarkan" ucap Akram lalu menyimpan tangannya Vichandra ke pahanya(vichandra) "sudah jangan mengelus lagi, saya tidak nyaman, saya tidak terbiasa, jadi jangan ya?" Ucap Akram dan itu membuat Vichandra sedikit heran, bagaimana bisa Akram tidak pernah di elus seperti itu? Padahal orangtua seharusnya memberikan kehangatan kepada anak nya, tetapi mengapa ini malah sebaliknya? Kemungkinan besar Akram di sayang hanya sewaktu kecil nya, dari TK-SD dan SMP barulah kedua orangtuanya berdebat tentang masalah ekonomi dan itu yang membuat Akram cenderung menggunakan bahasa yang sedikit formal seperti Saya/kamu ataupun Saya/Anda karena Akram dahulu sama sekali tidak bergaul dengan siapapun sampai akhirnya di SMA dia berteman dengan Vichandra. "Ok ok ga gw elus elus lagi, jangan lupa obatnya di minum biar besok bisa langsung pulang" ucap Vichandra lalu tersenyum kepada Akram, Akram yang mendengarkan hanyalah mengangguk paham "obat nya terlalu banyak, saya takut overdosis..." Ucap Akram kepada Vichandra "overdosis obat itu membuat ku melayang~~" nyanyian Vichandra sedikit meledek Akram, dan itu membuat Akram sedikit kesal, dia langsung melempar bantal yang berada di sampingnya dan itu mengenai muka Vichandra "rasain tuh overdosis bantal cth" ucap Akram dengan sedikit mendesis kesal "hey itu sangat tidak sopan!!" Bentak Vichandra pada Akram, sontak Akram pun menatapnya dengan tatapan sinis dan itu membuat Vichandra seketika diam, dia tau jika Akram sudah seperti itu artinya dia marah dan bisa saja memukul Vichandra secara tiba tiba jika terus saja menjahili Akram "maaf ya, gw minta maaf sama lu, lu adik angkat gw sekarang" ucap Vichandra lalu melirik ke Akram, "sejak kapan? Bukankah kita hanyalah sebatas teman dekat?" Tanya Akram pada Vichandra dan mendapatkan gelengan kepala darinya "tidak, sekarang lu bagian dari keluarga gw, meski beda keluarga anggap aja gw sama lu itu adik kakak" ucap Vichandra lalu melihat ke arah jendela "ok ok saya paham.." ucap Akram. Tentu saja itu membuat Akram tidak tenang karena takut merepotkan keluarga Vichandra,mau bagaimana pun Akram tetaplah orang asing di dalam keluarga Vichandra, tiada hubungan darah ataupun hubungan keturunan, dan itu membuat Akram merasa tidak nyaman sama sekali, mungkin lambat laun Akram bisa menerimanya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Pembunuhan Rahasia
DiversosDua bocah SMA terlibat dengan kasus pembunuhan, ya ternyata mereka benar benar terlibat kasus ini. tetapi tidak di ketahui oleh para anggota polisi. nama saya akram al-gibrani nur dzamil, saya mempunyai satu teman yaitu Vichandra ah.. sial saya melu...