23. Mula Asmara

24 12 0
                                    

Balas saja pesannya, dia akan sangat sejahtera

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Balas saja pesannya, dia akan
sangat sejahtera.

~ Saujana

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

Malang.
Malam ini kota itu akan menjadi saksi bisu antara dua atma yang saling terjatuh. Entah itu akan baik atau akan buruk, Malang hanya akan mengiringinya dan menjadi tempat yang ke depannya akan selalu di kunjungi atau menjadi tempat dengan kisah hidup yang cukup menjatuhkan. Arina terdiam melihat bianglala yang berputar. Sebelumnya M sudah mengajaknya untuk menaiki wahana permainan itu. Namun, Arina menolaknya karena malam ini ia tidak berminat menaiki wahana permainan apapun, keinginannya hanya pulang.

Semua manusia pasti pernah merasakan apa yang Arina rasakan sekarang. Ia tidak tahu harus memulai percakapan dari mana sampai nantinya bisa membahas topik yang telah dipertanyakan dalam waktu yang lama. Ia merasa was-was karena bukan hanya ada dia di tempat itu. Banyak pula hal yang harus dibicarakan tetapi entah sampai mana puncak perjalanannya.

“Eeum ..., yang lain pergi ke mana?” Arina membuka suara.

“Kulineran.” Jawab Nata.

Mereka berdua kini berada di samping kolam yang berjejeran air mancur dengan hiasan lampu warna -warni.

Arina memberanikan diri menatap Nata. Malam ini laki-laki itu terlihat berbeda menurut nya, karena dari tatapannya ia menyiratkan sesuatu yang menyudutkan Arina.

“Aku ...,”

“Aku ulang pertanyaannya.” Sela Nata.

Menurutnya malam ini Arina terlihat sangat cantik. Gadis itu menguraikan rambutnya, dan menyelipkan satu jepitan rambut bermotif bunga krisan.

“Aku suka sama kamu.” Tutur Nata. Tatapannya tidak lepas dari wajah Arina.

Gadis itu menarik napas, ia mengeluarkan secarik kertas dari dalam tasnya lalu memberikannya pada Nata.

Nata kemudian membuka lipatan kertas itu. Namun, saat kertas itu sudah terbuka ia mengerutkan keningnya. Tatapannya masih tetap melihat kertas kosong itu.

“Ini kos-”

Arina tersenyum. “Arina juga suka sama Nata.” ungkapnya.

Nata langsung mengangkat kepalanya. Ia lihat gadis itu sedang tersenyum menatapnya. Laki-laki itu spontan menggigit bibir bawahnya, Arina mengangguk beberapa kali dan ia tersenyum.

Angin melintas dengan lembut, menggerakkan rambut Arina sehingga gadis itu terlihat lebih gembira. Nata tidak tahu ini adalah sebuah keberuntungan atau kemenangan, tapi malam ini dirinya sangat bahagia. Ia bertekad dalam hatinya untuk tidak pernah menyakiti Arina mulai sekarang dan seterusnya. Arina adalah milik nya.

“Tapi aku ada permintaan.” Ucap Arina.

Nata mengendurkan garis senyum dibibir nya dan mendekati Arina satu langkah.
“Apa?”

SAUJANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang