~ 7 ~

1.4K 60 2
                                    

Selamat membaca

Leon menurunkan temperatur AC hingga diangka 16 derajat celcius.  Rasa dingin dari AC rupanya belum bisa mengurangi rasa panas dalam tubuhnya. Ia pun melepas jas dan dasinya kemudian ia letakkan di sandaran kursi. Tak lupa Leon pun menggulung lengan kemeja putihnya hingga sebatas siku. Karena masih merasa panas, ia melepas 2 kancing kemejanya.

Leon kemudian duduk dan kembali memeriksa dokumen sambil sesekali mengusap keringat di dahinya dengan sapu tangan.

Gerakan Leon pun tak luput dari penglihatan Emily. Ia kemudian kembali ke dapur mengambil dua gelas air es kemudian membawanya ke ruang kerja.

"Minumlah pak. Sepertinya bapak sangat kepanasan." Ucap Emily kemudian menyodorkan segelas kepada Leon.

"Terima kasih Em." Ucap Leon langsung menyambar gelas dari tangan Emily. Tanpa sengaja jari Leon menyentuh jari Emily saat proses peralihan gelas itu terjadi. Darah Leon mendadak berdesir karena sentuhan ringan itu.

Begitu juga dengan Emily yang semakin terasa panas setelah sentuhan ringan diujung jarinya itu. Emilypun ikut menenggak air es dari gelas yang ia bawa.

Gerakan Emily itu tak luput dari penglihatan Leon. Saat Emily menelan air itu, Leon fokus memandang leher Emily yang sudah mengkilat karena keringat.

Leon berusaha mengenyahkan rasa tidak nyaman dalam dirinya. Ia merasakan kejantanannya mengeras hanya karena melihat leher Emily. Pikirannya pun berubah liar, ingin rasanya ia mengecup leher jenjang Emily.

Namun lagi lagi Leon tak bisa mengalihkan pandangan dari punggung Emily yang kini kemeja berwarna pink muda itu telah basah oleh keringat, hingga tampak tembus pandang. Leon bisa melihat dengan jelas bentuk bra yang Emily kenakan.

Emily mulai mengipasi tubuhnya sambil duduk, tanpa ia sadari ia mulai membuka dua kancing kemejanya karena panas. Emily masih menunduk dengan sibuk menulis catatan di atas secarik kertas.

Emily mulai berjalan lagi mendekati meja Leon.

"Pak Leon, untuk penerbangan besok hanya ada penerbangan siang karena pagi sudah full." Ucap Emily sambil menahan suaranya yang bergetar.

Melihat Emily yang tampak pucat, dengan bibir sedikit bergetar, Leonpun berdiri dan menghampiri Emily.

"Kalo kamu sakit, kamu boleh pulang awal setelah booking penerbangan." Ucap Leon sambil menyentuh dahi Emily.

"Emh..." Emily langsung terkejut dan menutup mulutnya dengan kedua tangan. Ia tanpa sadar mendesah saat merasakan tangan dingin Pak Leon menyentuh dahinya.

Tak hanya Emily yang terkejut tapi Leonpun juga terkejut. Ia kemudian beranjak menyentuh pipi Emily dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya menyingkirkan kedua tangan Emily yang menutupi mulutnya.

Emily menggigit bibirnya, ia menahan diri supaya suaranya tidak keluar. Emily tidak tau mengapa sentuhan tangan Leon membuat darahnya berdesir hingga tanpa sadar ia mendesah.

"Are you ok?" Tanya Leon lagi untuk memastikan keadaan Emily. Leon bisa merasakan kulit Emily yang hangat.

"Emh..saya.. emh.. gak apa apa pak.. emh.." ucap Emily sambil terbata, Emily menggenggam erat kertas di tangannya untuk menahan dirinya. Emily merasa ingin melemparkan dirinya ke pelukan Leon untuk lebih merasakan sentuhan Leon di bagian tubuhnya yang lain.

Keringat semakin deras mengucur di dahinya. Rasa sesak memenuhi paru paru Emily. Leon masih menatap Emily, tak sedikitpun hendak melepaskan Emily dari pandangannya.

Leon melihat bibir Emily yang sedikit terbuka, rasanya ia ingin mencicip bibir tipis dan seksi itu. Leon bisa mencium dengan jelas aroma bunga lili yang menguar dari tubuh Emily.

Tanpa Leon sadari, ia bergerak mendekati Emily. Wajah Leon terus mendekat, saat bibir Leon melumat lembut bibir Emily, Emily menutup matanya.

Leon menarik pinggang Emily hingga tubuh Emily merapat ke tubuh Leon. Kertas dalam genggaman Emily terlepas dan jatuh ke lantai.

Seolah haus akan dahaga, Leon terus melumat bibir Emily, hingga Leon merasakan pergerakan dari bibir Emily yang membalas pagutannya.

Leon merasakan lekukan tubuh Emily yang semakin merapat ke tubuhnya seolah mencari kehangatan. Leon menggeram saat kejantanannya mengeras karena bergesekan dengan bagian bawah tubuh Emily.

"This is wrong Emily!" suara dalam benak Emily berseru, membuatnya sedikit tersadar dengan situasi yang terjadi. Emily perlahan membuka mata, dan bertemu dengan netra Leon yang berkilat bagaikan ingin memangsanya bulat bulat.

Emily tidak tau sejak kapan kedua tangannya berada di bahu Leon. Emily pun meremas bahu Leon, namun Leon masih terus melumat bibirnya. Lidah Leon terus bergerak dengan lincah di dalam mulutnya hingga Emily kewalahan dan kehabisan napas.

Emily mendorong kuat kuat tubuh Leon, namun dorongannya hanyalah seperti remasan lembut di bahu Leon yang keras.

"Mmpphh..pak,, ahhh.. mmhmmm...pak..." Emily ingin sekali bersuara untuk menghentikan Leon. Tetapi hanya desahan yang keluar dari bibirnya. Ciuman Leon kini beralih dileher Emily.

Emily merasa kakinya mulai lemah, iapun bersandar pada meja.

Bruk!

Suara benda jatuh yang cukup keras, menyadarkan mereka berdua.

Leon menghentikan tindakannya dan terkejut memandang penampilan Emily. Kemeja Emily telah terbuka dan bercak kemerahan ada di leher hingga dada Emily.

"Shit Em. Sorry, something wrong with me. I cant hold my self." Ucap Leon.

..... BERSAMBUNG .....

PUBLISH : 09 03 2024

My Cute Secretary [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang