2.3 Jangan Terlalu Bahagia

31 15 6
                                    

Bright menepuk pundak Kairav, yang mana dengan begitu tandanya hubungan mereka sudah mulai berada di jalur yang benar. Kairav tersenyum melihat Bright, yang anehnya menunjukkan sedikit kebijaksanaan pada dirinya.

Universitas Menanti Persada, Jurusan Penyiaran.

Keesokan harinya, Kairav memutuskan jalan hidupnya yang baru. 

Dia mulai menerima bahwa apapun yang terjadi, dia akan belajar untuk melepaskan traumanya di masa lalu dan menjalani kehidupan kedua ini tanpa bayang-bayang kisah kejadian di kehidupan yang sebelumnya.

Kairav memasuki kelasnya pagi ini dengan semangat. 

Di dalam kelas, dia bisa melihat Karina yang sudah lebih dulu menempati kursi bersama beberapa temannya.

"Rav!" teriak Beni, teman karib Kairav yang di masa-masa ini selalu satu kelas dengannya. Kairav balas tersenyum dan pergi menuju Beni yang sudah duduk di baris belakang. Tiba-tiba saja Kairav jadi mengingat kenangannya bersama Beni.

Beni yang dikenal Kairav adalah sosok seorang teman yang baik dan perhatian. Sayangnya, jika melihat di kehidupan Kairav yang sebelumnya, hubungan pertemanan Beni dan Kairav tidak akan berlangsung lama karena Beni yang tiba-tiba saja menghilang. 

Kairav saat itu berpikir bahwa, Beni sepertinya berhasil mewujudkan impiannya untuk bekerja di luar negeri dan mungkin saja menjadi terlalu sibuk sehingga melupakan teman-temannya di negara asalnya. 

Sontak, Kairav menghela napas di pikirannya karena cukup sedih karena hubungan mereka di kehidupan ini mungkin tidak akan lama juga. Tetapi, tentu saja Kairav harus menerimanya, kan?

"Pagi, Ben! Tinggal si sotoy aja nih yang belum dateng!" ucap Kairav dengan nada bercanda.

"Iya nih! Tuh, bocah pasti baru mandi jam segini teuh!" balas Beni sambil mengelenggkan kepalanya. 

Sementara Kairav hanya tertawa kecil, ia juga merasa lucu karena kenangan ini membuatnya kembali merasa nostalgia.

Pindah ke sisi depan kelas, Karina kini sedang memasang wajah masam sejak kehadiran Kairav di kelas. 

Hal tersebut karena, belakangan ini, teman-teman kelasnya sudah mengetahui kandasnya hubungan di antara Kairav dan Karina, dan banyak di antara mereka yang berpikir bahwa Karina lah yang memutuskan hubungan keduanya. 

Hal tersebut karena memang selama ini, Karina terkenal memiliki rumor dimana dia sering memutuskan hubungan secara sepihak dengan laki-laki karena alasan yang tidak diketahui.

Dia pun akhirnya mendapatkan panggilan "Queen Bee" atau Ratu Lebah, yang jika ingin ditafsirkan merupakan panggilan hinaan yang ditujukan teruntuk dirinya yang dianggap suka memainkan perasaan/hati laki-laki yang mendekatinya.

Karina merasa hal ini sama sekali tidak adil untuknya.

"Kairav seharusnya menjelaskan kepada mereka bahwa dia yang meminta penyelesaian hubungan," gumam Karina pada dirinya sendiri dengan raut wajah kesal.

Karina kemudian memutuskan untuk tenang dan mencoba mengabaikan kehadiran Kairav sebisa mungkin. Karina kemudian meraih tasnya dan mengambil buku cetak mata kuliahnya untuk dibaca dikala senggang.

Tiba-tiba saat dia akan membuka bukunya, Karina teringat momen Kairav yang berbicara dengan seorang gadis muda di gazebo beberapa hari lalu. Dan hal tersebut membuat Karina termenung, terpaku pada gambaran bagaimana Kairav memandang gadis tersebut dengan tatapan yang menyiratkan kekecewaan.

"Dia pasti cewek yang bikin Kairav berpaling dari gue, kan?" pikir Karina dengan raut wajah sedih sekaligus khawatir.

"Kenapa perasaan gue sakit begini banget, ya?" batin Karina sambil menyentuh dadanya yang tertutupi oleh kemeja coklat.

Karina kemudian mencoba melirik Kairav. Dia bisa melihat tawa dan senyum dari pemuda yang biasanya selalu menjilatnya dan memanjakannya.

Karina selalu berpikir bahwa Kairav juga akan sama sakitnya dengan dirinya karena putusnya hubungan mereka. Tetapi, seolah ditampar oleh kenyataan, melihat Kairav yang saat ini tertawa bahagia seolah tidak terjadi apa-apa, membuat Karina hanya bisa tersenyum ketir.

Karina pun bergumam dengan kepala yang tertunduk, "Ha ... Na, kayaknya kamu yang sejatuh cinta itu sama Kairav, ya?"

Cukup lama Karina melamun tentang perasaannya terhadap Kairav. Sampai sebuah pemikiran melintas di benaknya tatkala kembali melihat gambaran adegan pertemuan Kairav dengan gadis lain di ingatannya.

Karina pun berbisik pada dirinya sendiri, "Liat aja lo, Rav! Gue bakal bongkar kebusukan lo di antara temen-temen."

"Jangan pikir gue bakal diem aja lo mainin sebegininya," ucap Karina dengan sudut matanya yang kini terfokus pada Kairav yang berada tidak jauh darinya.

Rasa sakit sekaligus benci membuat Karina tidak mampu untuk melepaskan Kairav dengan kebahagiannya sekarang begitu saja.

Setelahnya, Karina kembali mengembalikan fokusnya ke buku Etika Penyiaran yang ingin dia baca sebelumnya.

***


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kehidupan Kedua KairavTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang