Siap mati!

4.7K 331 85
                                    

ゑ⎛⎝ ﷽ ⎠⎞ゑ

Happy Reading

*
*
*

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Empat bulan kemudian.....

Perut Khanza semakin hari semakin membuncit, hal itu membuatnya sedikit susah untuk melakuakan sesuatu. Tapi walaupun Khanza sedang hamil, ia tidak suka jika hanya duduk santai saja. Ia selalu mengerjakan perkerjaan rumah walaupun suaminya sudah melarangnya berkali-kali.

Gus Zhafi selalu melarang istrinya untuk mengerjakan semua itu. Tapi, setiap kali ia melarangnya, pasti sang istri akan mengancam untuk marah. Dan pada akhirnya, Gus Zhafi hanya bisa pasrah juga membiarkan istrinya melakukan semua yang dia mau. Namun Gus Zhafi tak tinggal diam saja, ia juga ikut membabantu istrinya untuk mengerjakan semuanya.

Seperti saat ini. Gus Zhafi tengah membantu istrinya yang lagi masak untuk sarapan dirinya dan juga sang istri. Khanza terlihat sangat girang pagi ini. Entah apa yang membuatnya seceria ini, Gus Zhafi juga tidak tau.

Belakangan ini. Gus Zhafi dibuat kelimpungan dengan mood istrinya yang sering naik turun. Tapi ia tidak marah, untuk apa marah? Gus Zhafi pikir itu adalah hal yang wajar jika sang istri bersikap seperti itu, namanya juga bumil kan?

Gus Zhafi selalu siaga dalam menjaga istrinya. Karena setelah kejadian teror waktu itu, rumah mereka selalu seperti ada yang menghantam menggunakan batu. Ia tidak mau istrinya sampai kenapa-napa, apalagi saat ini istrinya tengah mengandung anaknya.

Sebenarnya Gus Zhafi sudah memerintah seseorang untuk menyelidiki siapa dalang di balik semua itu, dan ia pun juga ikut mencarinya. Tapi sayangnya, mereka kehilangan jejak, sepertinya orang yang meneror rumahnya itu bermain dengan sangat pintar.

"Alhamdulillah, sudah selesai," seru Khanza ketika melihat semua masakannya sudah selesai.

Khanza dan Gus Zhafi pun langsung menyajikannya semua di atas meja. Setelah semuanya sudah tersaji, mereka duduk untuk segera memulai sarapannya.

"Maaas, aku mau makan tapi disuapin sama kamu," rengek Khanza seraya mengerjapkan matanya.

Gus Zhafi terkekeh melihat sikap manja istrinya. Ia sangat suka melihat sang istri yang manja-manja pada dirinya, karena baginya, sang istri terlihat sangat lucu ketika sedang manja, "Iya, aku suapi," jawab Gus Zhafi tersenyum seraya menganggukkan kepalanya.

Bersamamu hingga ke syurga (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang