28

1.5K 46 0
                                    

Tias kembali menangis dan memeluk Dewa erat.

"Cup cup, sudahlah, nanti aku ikut menangis" ucap Dewa.

Tias, Hiro dan Dewa, dulu mereka berteman, selalu bermain bersama, tiada hari tanpa bermain. Meskipun Hiro dan Dewa selalu bertengkar karena meributkan siapa yang layak berada diposisi orang terdekat Tias, tapi mereka tetap saja bermain bersama.

Hingga dimana mereka menginjak ke sekolah menengah atas, Dewa dibawa keluar negeri untuk melanjutkan sekolahnya disana, ia dididik sampai layak sebagai penerus perusahaan.

Dari saat itu mereka tidak pernah bertemu kembali, bahkan hanya mengirim kabar pun tidak. Maka dari itu, Tias sangat merindukan Dewa.

Dewa terkekeh "Kau sangat merindukanku ya?"

Tias mengangguk sambil masih sesenggukan. Dewa tertawa melihat Tias yang menggemaskan.

Dewa terpesona melihat Tias yang sekarang, Tias semakin menawan dan dewasa, Tias yang lucu sepertinya sudah hilang, digantikan Tias yang sexy.

Tias tersentak kaget saat seseorang mengangkatnya.

"Sudah cukup" ucap Hiro tegas.

"Ck, dasar pengacau" protes Dewa.

Hiro menatap Tias yang sembab, ia mengelus pipi Tias.

"Kamu tidak usah menangisi dia" ucap Hiro.

Dewa hanya memutar bola matanya malas, sebenarnya hatinya panas mendapat fakta bahwa Tias dan Hiro adalah sepasang kekasih.

Niatnya untuk pulang adalah menjadikan Tias untuk menjadi istrinya, tapi sudah didahului oleh Hiro.

"Ayo Tias, temani aku menemui orangtuamu" ajak Dewa.

Tias mengangguk semangat lalu menarik tangan Dewa masuk ke dalam rumah.

Dewa tersenyum kemenangan sambil melihat ke arah Hiro.

"Sialan!" umpat Hiro.

Hiro pun masuk kedalam rumah, ia tidak akan membiarkan Tias terlalu dekat dengan Dewa.

****

Setelah kepergian Dewa dari rumah Tias, membuat Hiro sedikit bernapas lega, ia jadi bisa berduaan dengan Tias, meskipun sialnya, Dewa ternyata pindah ke sisi rumah Tias, tapi apa boleh buat, Hiro tidak bisa berbuat apa-apa.

Hiro memeluk Tias yang sedang membereskan alat makan, ia memeluk dari samping dengan wajah yang disembunyikan di ceruk leher Tias.

"Kenapa?" tanya Tias.

"Kau jangan terlalu dekat dengan Dewa" gumam Hiro.

Tias terkekeh "Aku sudah lama tidak bertemu dengannya, aku juga merindukannya, apa kau tidak rindu?" tanya Tias yang langsung dijawab dengan gelengan.

Tias menghela napas panjang, kemudian menghadap ke arah Hito dan menangkup rahang Hiro.

"Dengar Hiro, Dewa itu teman kita, masa aku tidak boleh dekat dengannya" ucap Tias.

Seketika wajah Hiro berubah menjadi datar dan dingin.

"Jadi kau ingin tetap dekat dengannya?" tanya Hiro.

Tias yang menyadari perubahan Hiro, seketika ciut, ia bingung akan menjawab apa. Jika Hiro sudah begini, apapun jawabannya akan selalu salah dimata Hiro.

"Jawab Tias, kau sudah berani membantahku hm?" tanya Hiro sambil perlahan mencengkram rahang Tias.

Tias menggeleng tanpa bisa menjawab, ia memegang tangan Hiro yang mulai menekan rahangnya.

"Le-lepaskan Hiro" ucap Tias.

"Katakan dulu bahwa kau tidak akan dekat dengan Dewa" paksa Hiro.

"A-aku tidak akan terlalu dekat dengan Dewa" ucap Tias dengan terpaksa.

"Bagus, jika kau melanggar, aku akan menghukummu" bisik Hiro membuat Tias merinding seketika.

Crazy LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang