🦉9🦉

1K 74 3
                                    

Happy reading

Sesampainya di Italia keluarga Francesco segera masuk ke mobil yang sudah berada dibandara lalu menuju ke mansion besarnya.

"Daddy ayo ke zoo"pinta sikecil dengan tatapan berbinar dimobil.


"Hm..nanti boy kita baru sampai"ujar lean lembut mengusap rambut Evvo pelan.

Seketika mata binar itu meredup lalu melengkung bersama bibirnya,Evvo ingin sekali pergi ke zoo tapi dirinya sadar Daddy dan abangnya baru sampai pasti butuh istirahat lebih.

"Jangan menangis hm..kita akan ke zoo diwaktu senggang okey"ujar Zian mencoba menghibur Evvo dengan mimik datar.

Evvo yang mendengar hanya mengangguk pelan lalu memandangi jalanan hutan yang berada di Italia,sampai dia melihat rumah bak  istana impian Evvo yang tertutup rindangnya pohon.

Gerbang terbuka secara otomatis iringan mobil memasuki halaman rumah tersebut lalu berhenti diteras depan mansion.

Keluarga Francesco keluar lalu dengan segera menuju masuk kerumah bodyguard dan maid segera membuat barisan untuk menghormati tuan mereka yang pulang.

Saat sudah masuk mata Evvo terpaku pada Anak yang sedang berdiri diruang tamu dengan tatapan datarnya ,anak itu menunduk tanda hormat ketika kepala keluarga Francesco melihatnya.

"Selamat datang"ujar dingin bocah tersebut menatap dengan tatapan memindai.

Gilbert de Francesco anak hasil ketidak sengaja ayah lean atau tuan besar bersama maid nya yang dijebak oleh nyonya besar.terlepas dari statusnya yang merupakan anak ketidaksengaja
Lean tetap menganggapnya sebagai adik.
Gilbert berumur 10 tahun

"Daddy siapa dia"tanya lirih Evvo menatap sedikit takut anak didepannya ini.

"Hm perkenalkan dia Gilbert sepupu Daddy"jelas Lean mana mungkin dirinya menjelaskan bahwa Gilbert adalah adiknya yang ada dirinya akan diteror pertanyaan yang sangat sulit untuk dijawab oleh Evvo.

Gilbert yang mendengar pun tidak merasa marah melainkan matanya terus terpaku pada mata Evvo yang indah,setelah perkenalan kecil itu keluarga Francesco memilih untuk istirahat sebelum makan malam.

Disini dikamar bernuansa blue macaron Evvo sedang memandangi kearah bulan yang terlihat dari balkon,Evvo meminta agar memiliki kamar sendiri dan awalnya lean menolak itu dengan keras sehingga membuat Evvo merajuk dan tidak mau berbicara dengan Daddy nya itu akhirnya dengan pasrah lean mengijinkan Evvo untuk mendapatkan sebuah kamar.

Merasa bosan Evvo kemudian berjalan menuju pintu menggapai knop lalu membuka pintu untuk keluar,saat menelusuri lorong dengan penuh pintu itu Evvo berpapasan dengan Gilbert.

"Ughh halo Gilbelt"Sapa Evvo dengan malu malu sambil meremas bajunya dengan kedua tangan nya.

Gilbert yang niatnya hanya melewati pun terhenti melihat tingkah lucu anak kecil didepan nya ,Gilbert pun tanpa sadar menepuk kepala Evvo dengan gemas sambil terkekeh pelan.Evvo yang merasakan kepala nya ditepuk pun pipi nya kembali merona seperti kepiting rebus.

"Mau kemana?"tanya Gilbert.
"Evvo bosan dikamal jadi Evvo kelual telus ketemu Abang"

Gilbert yang dipanggil Abang pun dengan segera mencubit kedua pipi Evvo karena saking gemasnya.

"Sakit Abang jangan dicubit Evvo bilangin Daddy nih"sentak Evvo dengan garang namun hanya dibalas dengan tawa lebar Gilbert.
"Ngadu saja bocah aku mana takut"tantang Gilbert melipat kedua tangannya.

Evvo yang mendengar pun mata nya berkaca entahlah" Evvo itu anak kuat kenapa sekarang sering cengeng si "batin Evvo sekian kali nya yang bilang dirinya itu anak kuat.

Gilbert yang melihat Evvo segera menangis dengan cepat menghentikan tawa nya lalu mengelus pelan kepala Evvo dan menawarkan untuk ikut dengannya keperpustakaan.

Evvo yang sedang murung awalnya ingin menolak tapi kan dirinya sedang bosan jadi dengan sangat terpaksa dirinya menerima ajakan bocah didepannya ini dengan syarat Evvo harus digendong dan benar saja Gilbert menggendong Evvo dipunggung nya walaupun sedikit kesal ketika Evvo mengerjainya dengan mengeratkan tangannya sehingga Gilbert merasa tercekik.

Cklek

Pintu ruangan dibuka oleh bodyguard yang berjaga dipintu perpustakaan Gilbert menurunkan Evvo dengan perlahan didekat meja baca lalu Gilbert beralih pergi untuk mengembalikan buku yang ia baca dikamarnya.

Sementara Evvo melihat perpustakaan itu dengan berbinar , dalam imajinasinya perpustakaan yang dimiliki oleh Daddy nya besar, seram ,banyak tanaman rambat , banyak debu ,dan banyak hantu pemakan anak.

Tetapi perpustakaan didepannya ini sangat indah dan cantik dengan gaya klasik Eropa yang menghias dinding perpustakaan Ruangan bersih dan harum tidak ada debu sama sekali terlihat sangat segar tanpa adanya hantu pastinya.

Dorr

"Kyaaa setan Bodoh"kaget Evvo dalam lamunannya.

"Hahaha"tertawa Gian dan Gilbert mengudara melihat gaya Evvo yang seperti anak dikejar ayam kedua tangan yang diangkat ke atas kaki dengan kuda kuda mata tertutup.

Sementara recine yang melihat itu hanya menggeleng dengan pelan segera ia pergi mendekati Evvo lalu menggendongnya dan menyentil bibir Evvo membuat Evvo mengerucut tidak senang.

"Ucapanmu dek"tegur recine.
"Ishh salahin bang Gian jangan adek"gerutu Evvo melipat tangannya dan membuang muka.

"Dih jadi Abang salah adek lah"goda Gian tidak mau kalah sama adiknya ini.
"Pokoknya salah Abang"garang Evvo.

Recine dengan segera membawa Evvo untuk berkeliling di perpustakaan agar Evvo dan Gian tidak adu mulut,recine membawa Evvo sambil menjelaskan tentang rak yang berisi buku.

Sampai pada ditempat sedikit ada ruang terdapat buku yang ditaruh didalam kaca kotak ,buku itu tersampul dengan rapi berwarna emas dan buku itu adalah buku silsilah keluarga Francesco terdahulu hingga sekarang.

Evvo tertarik dengan salah satu buku dongeng tentang si buaya darat yang baik hati ,ia meminta recine untuk membacanya dikarenakan Evvo belum fasih membaca dulu dirinya hanya belajar dari gambar buku yang dibuang oleh Abang kandungnya.

Evvo mendengar kan dengan baik dan antusias setiap recine mengeluarkan suara menceritakan isi dari cerita tersebut hingga tidak terasa malam makin larut Evvo dengan perlahan menutup matanya saat kantuk menyerangnya.

Recine yang sudah merasakan tidak ada pergerakan pun dengan segera berdiri dengan hati hati dan menyuruh Gilbert mengembalikan buku ke dalam rak nya,dan menyuruh Gian untuk menunggu Gilbert.

Drttttt...drttt

Suara dering dari handphone recine terdengar mau tak mau recine berhenti sebentar untuk mengangkatnya dan ternyata Daddy nya yang menelepon dengan segera recine mengangkatnya.

"Hallo ada apa dad?"

"......."

"Hm baiklah aku segera kesana"

"......."

"Iya kanjeng otw"

Telepon dimatikan secara sepihak oleh lean yang membuat recine harus lebih sabar lagi, untung saja abangnya Zian lewat dengan segera menitipkan Evvo untuk diantarkan kekamarnya.

Setelah kepergian recine ,Zian dengan segera membawa Evvo kekamarnya agar tidak akan ada yang menggangu Zian dan Evvo

3 Maret 2024
Nayla O.V

Halo semuanya hehe terimakasih yang sudah menunggu cerita ini jangan lupa vote dan komen
Jika ada typo tandain(s)
Terimakasih see you.

YOURSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang