FOLLOW DULU SEBELUM BACA !!!
⚠️IDE ITU SANGAT MAHAL!⚠️
⚠️DILARANG PLAGIAT!!!⚠️
"Nak, apakah engkau bersedia jika Abi menikahkanmu dengan putra kami ini?" ujar Kiai Fatih serius sambil menatap Khanza sekilas.
DEGH!
'Ya Allah apakah ini episode sel...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Gus Afif penasaran dengan orang yang dicurigai oleh istrinya, sebab ia juga merasa curiga dengan seseorang. Tapi ia tidak bertanya lebih pada sang istri pada saat masih ada di ndalem. Ia berinisiatif untuk bertanya pada saat mereka sudah pulang.
Di dalam mobil, Gus Afif langsung membuka suara untuk bertanya pada sang istri, "Sayang, siapa orang yang kamu curigai itu?" Tanya Gus Afif sangat penasaran.
"Aku gak mau suudzon ya Mas, tapi pada saat Ummi mengatakan bahwa surat di dalam teroran itu mengancam untuk membunuh dik Khanza, aku jadi langsung kepikiran sama ibu," ungkap Ning Rara mengungkapkan apa yang ada di dalam benaknya.
Gus Afif terdiam dengan penjelasan dari istrinya. Apakah Gus Afif akan marah dengan kecurigaan sang istri kepada ibunya sendiri? Tentu tidak. Karena apa yang ada di dalam benak Gus Afif juga sama dengan apa yang sedang dipikiran istrinya.
"Aku juga nyangkanya ibu sih, tapi gak tau juga, aku gak mau nuduh sembarangan sebelum ada bukti," ucap Gus Afif.
Ning Rara menganggukkan kepalanya, "Iya Mas. Tapi ini semua gak bisa dibiarin, soalnya semua itu sangat berbahaya buat adikku," ucap Ning Rara khawatir.
"Iya, aku tau. Tapi gimana caranya kita buat nyelidikin siapa dalang dari balik semua itu?"
"Tapi hati aku tetap mengatakan bahwa pelaku itu adalah ibu Mas," kekeuh Ning Rara.
"Jangan suudzon dulu sayang, kita kan masih belum punya bukti,"
"Iya Mas."
"Mas, gimana kalau kita ke rumah adik sekarang?" Usul Ning Rara.
"Enggak, aku cuma mau liat keadaan adikku sekarang. Boleh gak?"
Gus Afif terdiam sesaat lantas ia menganggukkan kepalanya. Ning Rara yang melihat sang suami mengangguk pun langsung tersenyum senang.
Gus Afif langsung menjalankan kendaraannya menuju arah rumah sang adik.
Selang beberapa saat di perjalanan, mobil Gus Afif sudah sampai di kediaman Gus Zhafi dan juga Khanza. Mereka berdua turun dari mobil dan berjalan menuju pintu rumah utama di depannya itu.