Setelah kekalahan Johan, Ander dapat mencapai menara paladin dengan sangat cepat. Tidak peduli apakah itu bangunan atau manusia, semua yang menghalangi jalannya akan dia hancurkan.
Serangan Ander memotong menara untuk kedua kalinya. Beomgyu yang sudah selesai mengevakuasi semua orang –segera setelah dia mendapat kabar bahwa Lotte dan Ander sudah bebas tanpa ragu langsung memindahkan potongan menara itu agar jatuh ke lautan.
"Sihir yang sama dengan kakakku! Aku tidak salah, memang ada orang kuat di sini." Ander menunjuk Beomgyu dengan senyuman lebar. "Kau, lawan aku!"
"Tidak begitu cepat." Joseph Alsteris berdiri di depan Beomgyu dengan percaya diri. Dagunya terangkat dan ekspresi wajahnya terlihat tenang.
"Minggir kau, kakek tua! Kau bukan lawanku!"
"Oh, dipanggil tua oleh mereka yang lebih tua rasanya aneh juga."
"Tuan Joseph, Anda akan baik-baik saja, kan?" tanya Beomgyu khawatir.
"Kalau Anda membicarakan soal wewenang, saya pasti akan mendapatkan teguran dari Dewan Pertimbangan karena Alsteris masih dalam masa hukuman, tapi kalau Anda bertanya tentang saya, saya bisa bilang saya akan menang."
Tembakan hitam Ander dengan sangat mudah ditahan oleh Joseph. Dia membuat tameng dengan menggambar pola melalui ujung jari telunjuknya yang bercahaya. Tameng itu bahkan menahan pantulan dari tembakan hitam Ander dan mengurangi efeknya sampai habis sama sekali.
Ander tampak terkejut. "Aku tidak pernah melihat sihir seperti itu."
"Anda mungkin lahir lebih dulu , tapi saya hidup lebih lama daripada Anda," balas Joseph. "Saya telah melihat dan mempelajari ratusan sihir lebih banyak dan saya juga punya lebih banyak pengalaman."
"Persetan!!" Ander berlari ke arah Joseph dengan tinju terangkat.
"Berhenti."
Namun, Ander dapat dihentikan hanya dengan satu kata.
"Bagaimana kau bisa?" Ander bersusah payah bicara dengan giginya yang bergemelatukan.
"Domination milik Alsteris dapat bekerja dengan sangat maksimal pada satu kondisi." Joseph mengangkat satu jari telunjuknya ke atas. "Yaitu saat Alsteris merasa bahwa dirinya berada di atas orang lain. Ini adalah sihir yang murni diaktifkan dari rasa percaya diri dan keangkuhan."
Meskipun bisa dihentikan, Ander merupakan penyihir yang sangat kuat sehingga domination tidak berhasil menahannya terlalu lama. Joseph terus menghindar dan membuat pelindung untuk menahan tembakannya. Jarang sekali dia menyerang Ander. Joseph bilang itu karena dia sudah tua dan lama sekali waktu berlalu sejak terakhir kali dia melawan musuh yang sangat kuat.
Beomgyu yang berdiri tidak jauh dari sana hanya bisa mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk. Joseph Alsteris adalah seorang mage –termasuk jajaran penyihir terkuat di dunia sihir, jadi bolehkah Beomgyu berharap padanya?
Sampai beberapa waktu, Joseph tiba-tiba hadir di sisi Beomgyu dan mengatakan sesuatu yang aneh kepadanya, "Sihir paling hebat di dunia ini adalah kebijaksanaan."
Tepat setelah Joseph menyelesaikan kalimatnya, Beomgyu merasa dadanya berdenyut sakit. Matanya memanas dan mendadak napasnya jadi memburu. Dia yakin bahwa dia sudah bersiap untuk segala kemungkinan terburuk, tapi dia tidak yakin apakah dia akan siap dengan kenyataan yang akan dia hadapi sekarang.
Tanpa dia sadari, tahu-tahu dia sudah memindahkan dirinya ke akademi. Beomgyu mendapatkan Heeseung dalam pelukannya sebelum laki-laki itu benar-benar jatuh menyentuh tanah.
Beomgyu bahkan tidak sanggup mengeluarkan banyak suara selain rengekan dari bibirnya dan deru napasnya yang tersengal-sengal. Dia tidak memperdulikan panggilan Jungwon dan hanya mengambil lengan Heeseung yang jatuh di dekat anak itu.
Sebuah ruang terbangun memisahkan Beomgyu dan Heeseung dengan dunia di sekitar mereka. Dengan segala pengetahuannya sebagai seorang mage, Beomgyu coba sambungkan lagi lengan saudaranya, tapi bagaimana caranya ketika hampir separuh badannya sudah tak ada –hancur lebur oleh serangan Lotte?
"Si bajingan Ivarr itu menusukku dari belakang. Aku tidak mungkin kalah dari Lotte, Beomgyu."
Beomgyu tidak mengerti dari mana Heeseung mendapatkan kekuatan untuk bicara begitu dalam keadaan seperti ini.
"Kau harus balaskan dendamku, ya?"
Beomgyu masih tak bersuara.
"Jangan dekat-dekat denganku. Pakaianmu itu putih, kalau kena darah bakal susah dicuci. Habis ini kamu cuci baju sendiri soalnya."
"Diam! Memangnya siapa yang mau cuci baju sendiri?! Aku tidak mau! Seumur hidup harus kamu yang cuci bajuku!"
Air mata Beomgyu mengalir makin deras saat Heeseung tidak lagi membalas kata-katanya. "Apa pun bayarannya, aku akan menyelamatkanmu."
Ledakan cahaya muncul dari bawah tempat Heeseung dibaringkan. Bagian-bagian tubuh Heeseung yang hilang perlahan-lahan pulih kembali. Heeseung mungkin bisa diselamatkan, tapi berapa banyak harga yang harus dibayar untuk melakukan itu?
Jungwon terus menjerit sambil memukul-mukul dinding transparan di hadapannya. "Beomgyu! Beomgyu, ku mohon jangan lakukan itu! Aku akan segera panggil Soobin ke sini! Tolong jangan..."
Federasi Kebebasan tidak membunuh Aria karena dia mengetahui rencana mereka, melainkan karena sejak awal tujuan mereka memang paladin. Aria diberi racun yang menguras energi sihir agar dia mengambil kembali energi sihirnya dari sphere untuk memulihkan diri dan dengan begitu selubung dunia sihir akan terbuka. Akan tetapi, Aria lebih memilih mati sendiri daripada mengorbankan dunia sihir yang ia cintai.
Tubuh Jungwon tiba-tiba oleng dan jatuh bebas. Dalam kejatuhannya, dia dapat melihat kakinya sendiri, orang-orang, dan tanah yang dia pijak terbalik bersamanya. Para anggota Federasi Kebebasan –yang bukan homunculus berteriak dalam kesukacitaan.
"Aku bebas! Dunia manusia menungguku!"
"Manusia-manusia itu menunggu kebijaksanaanku!"
Jungwon dapat melihat dari ekspresi dan sorot mata mereka, betapa kotornya kebebasan yang ada dalam pikiran orang-orang itu.
Federasi Kebebasan dibentuk dari sekumpulan orang yang terbuang di dunia sihir. Mereka yang lebih lemah daripada yang lain. Mereka yang sedikit kurang beruntung untuk bersaing dengan yang lain. Mereka yang enggan bekerja keras untuk mengubah nasib mereka sendiri. Mereka berpikir itu kesalahan dunia tempat mereka tinggal dan satu-satunya cara untuk memperbaiki kesalahan itu adalah dengan pergi ke dunia yang berbeda.
Membantu manusia yang membutuhkan? Hanya Yuri yang mempercayai kebohongan itu.
Yuri tampaknya telah salah memaknai arti kebebasan yang dimaksud oleh Federasi Kebebasan. Yang mereka inginkan sesungguhnya adalah 'kebebasan' untuk memerintah manusia, 'kebebasan' untuk menggunakan sihir sepuasnya pada manusia, 'kebebasan' untuk menikmati rasa dari yang apa yang disebut kekuasaan.
Karena di dunia manusia mereka akan jadi istimewa. Di dunia manusia, mereka akan jadi orang-orang yang dihormati, tidak seperti diri mereka yang terbuang dan terkucilkan di dunia sihir.
"Bodoh sekali ibuku."
Cahaya keemasan memasuki netra Jungwon dan menyilaukan pandangannya. Matahari tenggelam dengan langit berwarna oranye kemerahan.
Oh tidak, matahari di dunia sihir bersinar dengan cara yang berbeda.
Saat senja, matahari di dunia sihir memancarkan cahaya yang lebih merah daripada ini dengan langit keunguan yang dihiasi ribuan bintang-bintang kecil. Kelip bintang-bintang itu bertabur seperti tumpahan serbuk glitter di atas kanvas berwarna gelap. Udara di dunia sihir jauh lebih ringan dan bersih. Jungwon juga dapat merasakan aliran energi sihir di setiap tempat bahkan dari tarikan napasnya. Namun, dia tidak merasakan hal yang sama di tempat ini.
Udara kotor dan berdebu, matahari keemasan dengan sedikit awan polusi, serta tidak adanya energi sihir di sekitarnya. Jungwon merasakan sebuah perasaan nostalgia dari tempat yang familiar.
"Ini dunia manusia."
-to be continued-
KAMU SEDANG MEMBACA
POLARIS: The Academy of Magic | ENHYPEN
FanficJungwon menghabiskan hari-hari dengan menghindari penagih hutang yang mencari ayah brengseknya. Ketika Jungwon mulai putus asa akan masa depan, ayahnya memberitahu Jungwon sesuatu yang tak masuk akal. "Ibumu adalah seorang penyihir." !baku!