Hilang

151 15 0
                                    

"dimana ratu?" tanya Hao Lan setelah tiba di kediaman ratu Lan
"ratu ada di kamarnya" ucap pelayan
Hao Lan langsung bergegas menemui ibunya
terlihat wanita paruh baya itu lemas, wajahnya pucat, badannya nampak kurus. tega sekali manusia yang meracuni wanita ini
"ratu" ucap Hao Lan
Ratu membuka matanya
"oh.. kau, ada apa?" tanya ratu dengan pelan
"tak apa, saya ingin menjenguk anda" ucap Hao Lan
"aku sudah tidak apa apa, aku merasa sedih telah membuat khawatir semua orang" ucap ratu
"anda harus banyak beristirahat dan minum obat. apakah anda ingin sesuatu?" tanya Hao Lan
ratu menggeleng, "bagaimana kabar istrimu? kau tidak mengajaknya kemari?"
Hao Lan terdiam sejenak, "dia baik baik saja. kebetulan istana sedang membutuhkan bantuannya untuk melayani tuan putri" ucap Hao Lan
"asal bukan bertuan pada orang yang semena mena, seorang pelayan dapat hidup tenang" ucap ratu
Hao Lan menunduk
"kalau boleh saya tau, anda sakit karena makan sesuatu?" tanya Hao Lan hati hati
Ratu Lan mengangguk, "sepertinya aku memakan banyak makanan. sejak pagi tadi aku sudah menyantap kue beras, bubur gandum, sup kelinci dan terakhir sup jamur salju"
"siapa yang membuat hidangannya?"
"entahlah" jawab Ratu Lan
"pelayan tidak mungkin membuat makanan mewah seperti itu untuk ibu"
"ratu, saya harap anda mengkonsumsi obat secara rutin dan memperbanyak istirahat"
Ratu mengangguk, "terimakasih atas perhatianmu A-Lan"
Hao Lan berdiri, ia pergi dari kamar itu
"siapa yang memasak hidangan untuk ratu?" tanya Hao Lan
"saya pangeran" seorang pelayan mengangkat tangannya
"apa hidangan yang kau buat hari ini?"
"saya membuat kue beras dan bubur gandum" ucap pelayan itu
"apa ada lagi yang membuat makanan untuk ratu?" tanya Hao Lan
tidak ada jawaban
"aku ingin bicara denganmu" ucap Hao Lan pada pelayan setia ratu Lan
"baik pangeran"
Hao Lan pergi untuk berbincang secara pribadi

Hujan turun dengan lebat hari itu
"apa kau tau ada berapa makanan yang sudah dimakan oleh ratu?" tanya Hao Lan dengan nada datar

pelayan mengangguk, "ada 5 hidangan, pangeran""apa saja?" "kue beras, bubur gandum, sup babi, sup-" ucapan pelayan terpotong"sup babi? kenapa ratu makan sup babi? hari ini bukan hari perayaan atau hari penting" tanya Hao Lan"saya memberikan hidang...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

pelayan mengangguk, "ada 5 hidangan, pangeran"
"apa saja?"
"kue beras, bubur gandum, sup babi, sup-" ucapan pelayan terpotong
"sup babi? kenapa ratu makan sup babi? hari ini bukan hari perayaan atau hari penting" tanya Hao Lan
"saya memberikan hidangan yang ada didapur untuk ratu seperti biasanya, Pangeran. Jika anda mencurigai saya silahkan tetapi saya sudah hampir 45 tahun mengabdi pada ratu Lan dan saya sangat setia padanya" ucap pelayan
"apa yang tabib katakan setelah memeriksa ratu?"
"tabib mengatakan racun persik, namun untung saja ratu masih mencoba sedikit makanannya sehingga tenggorokannya tidak mengalami perdarahan" ucap pelayan itu
"lagi lagi racun persik"
"apakah ada orang dari luar kediaman yang masuk kemari dan membawa makanan itu?" tanya Hao Lan
pelayan menggeleng, "saya rasa tidak ada orang dari luar yang masuk, karena penjaga tidak pernah membuka pintu untuk orang luar kecuali anda" ucap pelayan
"orang yang sama, yang ingin membunuh orang orang disekitarku"
"baiklah" Hao Lan beranjak pergi

"memohonlah maaf padaku dan katakan bahwa kau sudah salah memilih lawan" ucap Ling Zhi yang berteduh dibawah atap kediaman
sementara Yuan Wei duduk diluar kehujanan, kakinya tidak kuat menopang badannya karena ulah pelayan yang memukulnya menggunakan balok kayu

"meskipun gue bukan Zhou Yuan Wei disini, tapi gue gabakal hilang harga diri buat mohon ampun sama orang bajingan ini""jika kau terus menatapku saja tanpa meminta maaf aku akan meminta pelayan dibelakangmu untuk memukulmu lagi agar kau membuka mul...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"meskipun gue bukan Zhou Yuan Wei disini, tapi gue gabakal hilang harga diri buat mohon ampun sama orang bajingan ini"
"jika kau terus menatapku saja tanpa meminta maaf aku akan meminta pelayan dibelakangmu untuk memukulmu lagi agar kau membuka mulutmu" ucap Ling Zhi
"kau berharap aku minta maaf?" ucap Yuan Wei getir
"bukan hanya maaf, aku minta kau mengakui bahwa kau ini jauh berada dibawahku dalam segala hal" ucap Ling Zhi
"tidak bisa menikah dengan pangeran kedua membuatmu menjadi segila ini" ucap Yuan Wei
"beri dia sepuluh pukulan!" ucap Ling Zhi
pelayan yang berdiri dibelakang Yuan Wei sembari memegang balok kayu yang panjang dengan keras memukul punggung Yuan Wei hingga membuatnya tersungkur bersujud di tanah
Ling Zhi tersenyum, "jika dia mati katakan saja jika dia mengakhiri hidupnya karena merasa bersalah telah membuat fitnah padaku" ucap Ling Zhi
"gue ga bakal mati ditangan lo bajingan!" ucap Yuan Wei
tidak ada yang mengerti umpatan yang dikatakan oleh Yuan Wei, mereka tetap diam andai saja jika mereka tahu entah berapa pukulan lagi yang didapat oleh Yuan Wei
"Hentikan!!" suara pria memecah derasnya hujan
"pangeran mahkota" ucap para pelayan
Ling Zhi bangkit dari duduknya
sementara Yuan Wei masih tersungkur badannya terlalu sakit untuk bangun
"apa apaan ini? kalian menindas istri pangeran kedua?!" Li Dong sangat marah
Li Dong masuk kedalam kediamannya setelah Anliu mengadukan apa yang terjadi
"kenapa dia ada disini? bukannya dia berencana tidak akan kembali ke kediaman untuk beberapa waktu?"
"Putri Zhang?" panggil Li Dong
Yuan Wei tak menjawab ia terlalu lemas
tiba tiba suara langkah kuda terdengar menggebu gebu mendekat
"pangeran kedua" celetuk seorang pelayan
rahang Hao Lan mengeras, ia mengeluarkan pedangnya
"siapapun yang membuat istriku seperti ini dia akan mati!" Hao Lan menusukkan pedangnya pada bahu kiri pelayan yang telah memukul Yuan Wei
"ini hanya peringatan, jika istriku terluka parah aku akan datang padamu dan memisahkan kepala dari badanmu" ucap Hao Lan, ia kemudian menggendong Yuan Wei kembali ke kediamannya dengan terburu buru
"seluruh pelayan yang menyaksikan penyiksaan ini akan dihukum!" ucap Li Dong
Li Dong menatap istrinya lekat dengan tatapan marah
"kita akan berpisah, tunggu saja beberapa hari" ucap Li Dong pada Ling Zhi
Ling Zhi turun dari kediamannya mengejar Li Dong yang hendak pergi, "suamiku.. tidak, tidak, apa yang kau katakan? aku tidak ingin berpisah denganmu" ucap Ling Zhi sembari tersedu-sedu
"bukankah kau menikah denganku hanya terpaksa? kau sebenarnya tidak pernah mencintaiku. hanya aku yang jatuh cinta pada hubungan dua manusia ini. aku tidak bisa melanjutkannya, lebih baik kita hidup sendiri sendiri" ucap Li Dong
"tidak, aku mencintaimu, aku tidak ingin berpisah"
"tenang saja, meskipun gelar permaisuri akan hilang setelah kita bercerai, tetapi namamu masih akan tertulis dalam sejarah sebagai istri pertama putra mahkota kekaisaran Li" jelas Li Dong lalu ia pergi meninggalkan kediamannya menuju istana
"tidakk.. aku tidak ingin menjanda, aku tidak ingin berpisah" Ling Zhi menangis
"jika hanya aku yang jatuh cinta dalam hubungan ini lebih baik kita tidak bersama lagi. maaf Ling Zhi"

The Battles Of Prince's Lady (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang