Hari ini merupakan hari dimana hari yang sudah ditunggu-tunggu para pelajar yang sekedar merebahkan badannya sampai pergi berenang, berolahraga untuk sedikit merefresh otak. Namun beda dengan gadis cantik satu ini, entah mengapa dia sangat hobi mengumpulkan siput setiap minggunya.
"Jihan, ngapain sih dek ngantongin kayak begituan" Farel melihatnya dengan tatapan jijik mendadak bulu kuduknya berdiri.
"Apap sih, dia tu kaya manfaat tau. Imut-imut gemoy" Tangannya mengangkat salah satu siput lalu dia amati setiap inci bentuk hewan yang menurutnya sangat menggemaskan.
"udah, lepasin nggak?!" Tangan kekar Farel menarik lengan Jiihan yang masih kekeh memegangi siput
" kakak tau sih gimana hebatnya dia? Kandungan protein yang tinggi dan asam-asam amino, lendirnya yang ada dalam cangkangnya mampu memepercepat penyembuhan luka karena disayat atau robek. Dan nggak kalah pentingnya lagi lendirnya itu loh, juga mampu merawat kulit wanita memicu pertumbuhan sel kulit baru dan merangsang produksi kolagen sehingga jadi kenceng nampak awet muda." Jelas Jihan sambil terus mengamati hewan tersebut. Farel hanya terdiam menddengar penjelasan dari adiknya.
"Suka-suka loe aja, yang penting loe seneng aja, gue nggak mau lihat loe sedih" Batinnya sambil tersenyum masam. Mengingat keadaannya yang akhir-akhir ini sangat terbatas apabila ingin bertemu dengan orang tuanya. Membuat Jihan sering terlihat murung dan terus menanyakan kapan kedua orang tuanya bisa ulang secara bersamaan.
"Kita harus mampu menjaga dan melestarikan ciptaan Allah bukan, dengan cara seperti ini. Kita sebagai seorang muslim harus lebih pandai mengolah sumber daya alam supaya tidak di eksploitasi sama tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab" Lanjutnya sambil mengantongi kedalam plastik lalu beranjak pergi meninggalkan Farel. Heran, mengapa dia bisa berpola pikir sampai sejauh itu, padhal sejauh ini dia sangat minim mengenyam pendidikan agama.
Setelah memakan waktu beberapa menit entah apa yang dilakukan gadis cantik di dapur, wangi semacam daging bakar bakar menguar sampai indera penciuman sang kakak yang berada diruang tengah. Dengan langkah riang dan semangat menuju keruang tengah untuk menunjukkan hasil eksperimennya kali ini.
"hmmm enak banget loh kak, baunya harum banget" Kata Jihan sambil mengedarkan tusukan rangkaian daging tepat didepan Farel. Dan lelaki tampan dengan kulit khas asia itupun hanya menautkan alisnya. Nampak menunjukkan raut wajah curiga "Nggak usah aneh-aneh ya dek"
"Beneran dijamin enak banget, kakak mau coba?" tawar Jihan dengan percaya diri. Spontan farel langsung menggelengkan kepalanya.
"Hati-hati loh, nggak boleh konsumsi daging begituan. Haram!" Tegas Farel
"siapa juga yang mau makan, nih aku mau kasih ke Dirly, soalnya dia lagi alergi gatal nggak sembuh-sembuh. Kasian juga lihatnya"
"emang bisa?" Tanya Farel lagi-lagi dia kurang yakin nampak curiga
Dan jihan hanya menggedikkan bahu "katanya sih manjur kak. Dan bisa ditoleransi kalau toh itu haram".
"Dia kan bukan seorang muslim dek, jadi ya nggak usah rept-repot pikirin halal haramnya"
Jihan menggaruk-garukkan kepalanya sambil menunjukkan gigi kelincinya " oh ya lupa" Lalu Ia beranjak pergi menuju kamar mandi, tidak bisa dibayangkan betapa kumuhnya penampilan Jihan pagi ini dari pagi blusukan dipekarang belakang mencari ekor demi ekor siput hingga memanggang dagingnya.
********************************************
Suara mesin motor sport berhenti dihalaman rumah bergaya minimalis. Lama menunggu berharap saudara laki-lakinya itu langsung mengajaknya menuju lapangan futsal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back street
RomanceDevano Zayyan El Fawwaz mempnuyai trauma kehilangan terhadap dua wanita terpenting dalam hidupnya. Pasca kejadian itu menimpanya terpaksa dia harus dikirim oleh papanya kesebuah pondok pesantren, untuk menghindari ancaman dari pesaing bisnis orangt...