ANGIN MALAM yang menghantarkan salam sejuk dari Switzerland dibawa masuk oleh Gun melalui jendela yang memang sengaja dibiarkan terbuka untuk memadamkan api kecemasan yang menyala-nyala membakar habis sebuah kepercayaan. Gun duduk menatap pekatnya malam seraya memeluk lututnya, seolah tengah menyemangati diri sendiri untuk tidak lagi menilai dirinya tak berarti.
Namun seberapa keraspun ia mencoba, kalimat-kalimat yang ia dengar tadi tetap mengalun di telinganya seolah tengah mengolok-olok dirinya yang tengah tenggelam dalam sebuah kubangan keraguan dan ketidakpastiaan. Hatinya terasa teriris belati beracun dan perasaannya seolah mulai meminta untuk istirahat sejenak dari kejadian-kejadian yang menyakitkan.
Off masih belum kembali hingga saat ini. Pikiran buruk semakin berkecamuk seolah ada badai dalam hatinya yang tengah mengamuk ingin menghancurkan jiwanya dari dalam. Apa sampai saat ini suaminya itu masih bersama mantan kekasihnya? Apa yang mereka lakukan? Apa kesetiaan Gun akan berbalas sebuah pengkhianatan? Apa semua permohonan pengampunan Off selama ini hanya untuk membuatnya tetap berada di sisi pria itu karena ia masih membutuhkan Gun? Kini Off telah menemukan orang yang pantas menjadi pasangannya, apa sudah saatnya Gun akan dibuang?
Gun memejamkan mata dan meletakkan dagunya di atas lutut. Ia sudah siap jika memang harus diusir pergi dari hidup Off. Toh, empat belas tahun lalu ia juga sudah melewati hal yang sama, seharusnya ia tidak akan kesulitan dan merasa sakit. Ya, seharusnya. Tapi kenapa jauh di lubuk hatinya ia merasa marah seolah nuraninya berkata bahwa ia tidak pantas mendapatkan semua perlakuan ini?
Seharusnya jika Off memang tidak benar-benar merasa bersalah atas apa yang dilakukan pria itu beberapa belas tahun lalu, maka pria itu cukup berbicara terus terang perihal apa yang diinginkannya dari kehadiran Gun tanpa perlu repot-repot bersandiwara seolah ia membawa tumpukan penyesalan yang meminta untuk dituntaskan. Seharusnya jika Off tidak benar-benar berubah-entah sifatnya maupun perasaannya-maka pria itu tidak perlu berusaha untuk mengikis jarak yang sengaja Gun bentuk sedari awal.
Semua yang Off lakukan sejak awal pernikahan mereka membuat Gun terlena. Ia mendamba sebuah permintaan maaf sejak lama dan Off bertingkah seolah pria itu ingin memberikannya. Gun yang sekali lagi terlalu mengasihi pria itu membiarkan dirinya memberikan satu kesempatan untuk dirinya dan Off saling menyembuhkan tapi nyatanya belum sembuh benar semuanya, Off sudah kembali menjatuhkan Gun ke dalam lubang yang sama. Lebih jauh, lebih dalam.
Bulan Januari tinggal menghitung hari. Jika sesuai perjanjian mereka maka seharusnya pernikahan ini akan selesai kurang lebih dalam waktu delapan bulan lagi. Awalnya Gun bisa dengan percaya diri mengatakan akan bertahan selama itu. Ia beranggapan bahwa tidak akan ada lagi hal dari Off yang menyakitkan selain kejadian malam itu di Jepang. Namun, menempatkan dirinya dalam posisi yang membuatnya mempertanyakan kepantasan diri ternyata lebih sulit untuk dihadapi.
Gun ingin mengakhiri semuanya, saat ini juga. Sebelum ia dibuang, Gun ingin melangkah pergi lebih dulu. Tampaknya sejak awal keputusannya untuk kembali membangun koneksi dengan Off adalah hal yang keliru.
Sebuah selimut secara tiba-tiba melingkupi tubuh Gun yang tengah meringkuk. Ia menoleh ke belakang dan bisa melihat sosok yang sedari tadi berkeliaran dalam pikirannya. Off tampak lelah sekali dengan mata yang terlihat sayu seolah pria itu telah menghabiskan waktu sepanjang malam untuk berpikir.
"Kenapa jendelanya dibiarkan terbuka?"
Gun menggelengkan kepala, kemudian kembali meletakkan dagunya di atas lutut. "Hanya ingin menghirup udara malam," jawabnya pelan.
"Setidaknya pakailah pakaian yang hangat. Baju tidurmu tipis sekali, seperti gembel."
Gun menghiraukan ocehan Off. Ia memilih untuk kembali merenung dan menimbang keputusan apa yang patut diambil. Gun bukan tipe orang yang suka mengingkari janji, dan janjinya adalah bertahan dalam pernikahan ini selama satu tahun. Tetapi, orang yang berada di sampingnya telah berkali-kali melanggar komitmennya sendiri, itu artinya bukan sebuah dosa 'kan jika Gun ingin mengakhiri semuanya sedini mungkin?
KAMU SEDANG MEMBACA
Harap Tak Bersisi
Fanfic⚠️OffGun Fanfiction ⚠️ ❗bxb content "Bahwa cinta sudah seharusnya melambungkan harap tak berkesudahan." . Apa yang ada dipikiranmu ketika membuka pintu di pagi hari dan mendapati orang yang dulu sangat kamu benci tiba-tiba muncul dan menawarkan sebu...