0.04

18 2 0
                                    

Jujur karna sudah muak, Anya hanya mengikuti pembelajaran hingga selesai dengan Diam tanpa suara.

Sebenarnya sedari masuk tadi, raya mencoba membuat Anya berbicara namun nihil.

Hingga....

Entah mengapa, Esha dan kawan kawannya datang ke kelas Anya dan langsung menghampiri Anya, tak ada guru di jam pelajaran itu.

"Jauhin Liam, dia punya gue sekarang" peringatan dari Esha.

Anya hanya diam acuh tak acuh lantaran benci situasi seperti ini, semua mata tertuju kepada gadis gadis yang seolah mengajak Anya ribut.

Mereka lumayan ramai, sekitar 8 orang Anya tak mengenal mereka karna Anya tak memperdulikan kawan seangkatan nya.

Karna Esha kesal tak ada jawaban Esha menarik kerah baju Anya, dan itu membuat semua orang terkejut dan membuat teman teman di kelas itu menyoraki Esha dan kawan kawan.

"Woi bajingan gausah main tangan" sahut seorang pria dengan badan tinggi berotot.

Dia adalah altair Alaska, seorang ahli bela diri, dimana kalau dia mau dia bisa mematahkan tangan Esha dan kawan-kawan.

Kalau di tanya mengapa ia perduli dengan Anya, karna ia merupakan ketua kelas jadi wajar aja.

Tanpa aba aba Anya menekan tangan yang tadinya berada di kera nya hingga membuat Esha kesakitan.

"I'm not looking for a problem with you trash" ucap Anya masih tetap menekan tangan Esha.

"AWW" teriak Esha berusaha melepas tangan nya.

Bak pahlawan Liam datang lalu membentak Anya.

"Anvaya resapati, lepasin tangan Lo" perintah liam dengan lantang .

"SIALAND LO BANGSAT, APA APAAN, ESHA MULAI DELUAN TEMEN GUE YANG LO BENTAK BANGSAD" raya meluapkan emosi nya di depan semua orang.

Liam dan Anya sama sama membeku, antara Liam yang shok karna sudah salah paham dan Anya yang merasa seperti di tusuk pisau berkali kali.

Liam di gandeng oleh Esha untuk keluar, lalu, Anya terjatuh di lantai, hampir kepala nya mengenai ujung meja namun di halang oleh altair.

Mereka semua pikir Anya pingsan dan merasa tercekik karna ulah Esha tadi, namun ternyata di balik itu, Anya merasa sakit dan ada teriakan di telinga nya.

Altair membantu Anya untuk duduk dan memberi air dari botol minum nya Anya.

Akhirnya Anya merasa sedikit lega, dan langsung bernafas panjang.

Entah apa yang terjadi Anya merasa bagian dada nya seperti di tusuk ribuan pisau, dan tak bisa mengeluarkan darah.

Damn, apa yang terjadi?

Akhirnya sudah bell pulang, Anya melaju kan motor nya untuk langsung pergi ke sebuah pantai yang kebetulan tak jauh dari rumah nya.

Dia memilih melepas sepatu nya dan pergi ke arah ombak besar itu.

-laut, tolong jaga semesta ku, jangan biarkan dia tenggelam bersama mu. tolong tenangkan ombak mu ketika dia menghampiri mu, janji kepada ku laut -

-anvaya resapati-

Seolah ingin mengakhiri hidup nya, Anya berjalan, 1 langkah ombak yang lumayan besar datang, langkah ke 2 ombak kembali datang dan Anya tenggelam, entah mungkin tuhan masih mengizinkan ia hidup seorang wanita menghampiri nya.

Ia ternyata seorang siswi di sekolah sebrang, ia membopong Anya ke tepian pantai dan langsung memeluk Anya.

"Kalau Lo cape jangan lakuin hal gila gini" wanita itu tau, bahwa Anya hanya butuh di mengerti.

Badan Anya lemas tak tertolong, wanita itu menelpon ambulan, dan akhirnya sebuah ambulan datang lalu membawa Anya dan wanita itu pergi ke rumah sakit.

Karna tak tau ingin menghubungi siapa tepat pertama kali wanita itu membuka hp ada nomer Sadewa yang memberi pesan.

Tanpa pikir panjang wanita menelpon dewa.

Kring ☎️
Sadewa: hallo iya Van kenapa??
Unknown: h-hallo, tolong datang ke rumah sakit xxx teman anda menuju kesana

Sadewa pun langsung mengambil kunci motor padahal kaki nya belum sembuh ia langsung saja pergi tanpa memikirkan diri nya.

Akhirnya sampai di resepsionis rumah sakit itu, Sadewa bertanya kepada Suter penjaga ternyata Anya berada di IGD.

Wanita yang menelpon tadi pun berada di luar ruangan, sambil duduk di kursi.

"Sadewa ya?" Tanya nya

"Iya, kamu yang nelpon saya?" Jawab Sadewa lalu bertanya, ia sangat ingin tahu kronologi nya bagaimana Anya bisa masuk rumah sakit.

"Kalau boleh tau mengapa teman saya masuk rumah sakit, dan kamu menemukan nya di mana?" Tanya Sadewa sedikit khawatir.

"Jadi tadi aku melihat nya di sebuah pantai tak jauh dari sekolah ku, setelah nya ia berjalan ke arah ombak besar dan menenggelamkan diri nya, hanya itu yang ku tahu, aku berusaha menyelamatkan nya aku membawa ia ketepi, namun sayang nya ia langsung tak sadarkan diri" jelas wanita itu.

"Maaf ini sudah larut aku ingin pulang" lanjut nya dengan pamitan dan senyuman.

Betapa hancur nya hati Sadewa mendengar Anya seolah tak kuat dengan semua nya, Sadewa memutuskan tak memberitahu orang tau Anya sebelum persetujuan Anya.

Mama, dan Abang Abang nya sedang dalam perjalanan ke eropa untuk sebuah bisnis akhirnya Sadewa menelpon bunda dan ayah.

Sebelumnya Sadewa sudah mengucapkan terimakasih dengan wanita itu dan memberi sedikit uang, wanita itu menerima dan langsung pergi.

Akhirnya bunda dan ayah tiba dan alangkah cemas nya mereka karna Anya di titip ke mereka untuk sebulan kedepan.

Akhirnya dokter keluar lalu memberi penjelasan bahwa Anya tak apa ia hanya menelan sedikit air, jika terlambat Anya tak akan selamat.

Dan akhirnya Sadewa masuk begitu juga ayah dan bunda.

Di sini titik kelemahan Sadewa ia menangis sejadi jadi nya melihat teman nya ,rambut nya basah, baju yang belum di ganti baju sekolah, yang basah.

"Bun,yah....." Lirih Sadewa.

"Harusnya tadi aku masuk sekolah, coba aja tadi masuk pasti ga bakal gini" ucap Sadewa lalu di peluk oleh bundanya.

Mereka semua sayang pada Anya sangat sayang, Anya adalah belahan jiwa dewa ia tak tega dan merasa tak pantas untuk berteman lagi karna sudah membiarkan Anya hampir melenyapkan kan nyawa nya.

Anya belum sadar waktu itu, seperti nya ia masih terlelap dalam tidur nya.

"Jangan tidur lama lama ya Vanya"
Ucap Sadewa sambil mengecup kening Vanya.

-----------------
Mengakhiri hidup tak membuat masalah selesai.
----------------

-lo tidur gini cantik Van, tapi bangun ya?-

Segini dulu, makasih


want to be a butterfly Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang