Tunggu aku

4.4K 295 48
                                    

ゑ⎛⎝ ﷽ ⎠⎞ゑ

Happy Reading

*
*
*

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Bu Fatma terdiam sejenak mencerna ucapan terakhir yang terlontar dari mulut Gus Zhafi. Ada rasa takut yang menggerogoti hati dirinya tatkala mendengar kalimat terakhir yang dilontarkan oleh Gus Zhafi. Tapi, karena hatinya sudah tertutup dengan amarah, Bu Fatma menepis rasa takutnya itu dan merasa dirinya ini sudah benar.

"Saya tidak perduli dengan semua itu, kamu tidak usah menceramahi saya!"

Kiai Fatih menggelengkan kepalanya tatkala mendengar ucapan Bu Fatma yang merupakan besannya sendiri. Sungguh, hati Bu Fatma sudah seperti tertutup dengan keindahan dunia, sehingga ia tidak memikirkan tentang akhiratnya.

"Mas, hati aku sakit banget liat ibu seperti itu, aku malu banget sama abi sama ummi," ujar Ning Rara yang masih berada di pelukan Gus Afif.

"Sudah sayang, jangan pikirkan lagi. Itu semua sudah menjadi urasan ibu,"

"Tapi beliau tetap ibu aku Mas," ucap Ning Rara.

Gus Afif menganggukkan kepalanya, "Aku tau, tapi kamu sudah berusaha untuk menyadarakan ibu dari kesalahannya, tapi, ibu masih belum juga bisa sadar akan kelakuannya. Jadi, sekarang semua itu sudah menjadi tanggungan ibu," jelas Gus Afif menenangkan.

"Bi. Sebenarnya saya sudah memutuskan untuk membawa masalah ini ke jalur hukum, tapi  disaat saya konfirmasi sama istri saya, istri saya menolak karena tidak mau melihat Bibi di penjara. Jadi, saya minta tolong, sebelum saya benar-benar membawa kasus ini ke jalur hukum, tolong Bibi berubah menjadi lebih baik lagi kedepannya." Gus Zhafi menghentikan nafasnya sejenak.

"Dan tolong hentikan niat buruk Bibi untuk mencelakai istri saya, atau Bibi akan merasakan yang namanya menderita dua kali. Pertama Bibi akan menderita di dunia karena masuk ke dalam penjara, dan yang kedua Bibi akan menderita karena masuk ke dalam panasnya api neraka." sambung Gus Zhafi.

Bu Fatma tersenyum sinis mendengar ucapan Gus Zhafi yang seolah-olah sedang menasihatinya, "Kamu tidak perlu capek-capek menasihati saya, karena semua ucapanmu itu tidak akan pernah masuk ke dalam benak saya!" ujar Bu Fatma seraya menunjuk ke arah Gus Zhafi.

Bersamamu hingga ke syurga (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang