MOSCOW MOSCOW 🔞

89 3 57
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bukan kali pertama Hyojin bepergian ke luar negeri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bukan kali pertama Hyojin bepergian ke luar negeri. Sebaai salah satu kolumnis dengan berbagai mcam tuntutan pekerjaan yang mengharuskannya mencari rekomendasi artikel dan sumber referensi dari berbagai negara, Hyojin sepertinya telah menghabiskan separuh waktu untuk terbang ke sana kemari seolah dia sendiri hendak bersaing dengan awak burung besi itu. Satu malam di North Carolina, membuat pesta peluncuran buku dengan salah satu penerbit terkenal. Lalu besoknya harus bertolak ke Paris untuk mewawancara seorang tokoh senator yang tengah mengalami bentrokan rumor pribadi. Dari kegemarannya mengangkat isu-isu sosial, Hyojin mulai fokus dan mengerucutkan tulisan menjadi kolumnis politik.

Bagi Hyojin, menjadi kolumnis politik adalah sebuah kebebasan. Dia bebas memilih ide cerita, memunculkan ide-ide baru lewat surat kabar dan juga majalah digital yang lebih digandrungi. Selain membaca, -hampir dimana pun- Hyojin selalu menyempatkan waktu untuk menonton berbagai informasi serta mendengar radio. Selama ini pemimpin redaksi tempat Hyojin bekerja selalu mengandalkan pemuda itu untuk melakukan penelitan -tentang isu korupsi yang belum berani diangkat oleh media manapun- misalnya. Atau perbincangan ringan seputar upaya badan legislatif memangkas dana anggaran. Ini bukan hanya sekedar mengungkapkan fakta bagi Hyojin, tapi juga kebebasan mengemukakan pikiran serta pendapat dari berbagai perspektif. Hyojin merasa bisa menempatkan dirinya sebagai masyarakat, lawan politik, atau pemerintah.

“Kita akan segera mendarat, Tuan. Silahkan pasang sabuk pengaman anda.”

Suara lembut seorang pramugari membuat Hyojin terkesiap. Dia lalu berhenti memandangi gumpalan awan putih yang disemburati cahaya matahari pagi dari balik jendela pesawat dan memasang sabuk pengamannya. Langkah pemuda itu terasa berat saat menapaki seputar area bandara. Suasana klasik, megah dan luas langsung menyambut. Udara dingin seperti menguar dimana-mana. Membuat Hyojin lekas merapatkan mantel dan mengencankan syal di leher.

Dia melihat sekeliling, mencari siapapun yang katanya akan menjemput Hyojin. Lalu sosok itu terlihat, membawa spanduk kecil bertuliskan namanya dalam abjad latin dan hangul. Hyojin tersenyum tipis, menghampiri sambil menggeret koper yang dia bawa.

“Tuan Kim,” sapa pria itu dengan anggukan sopan dan tubuh tegap.

“Hai, anda lama menunggu?”

“Tidak Tuan, silahkan sebelah sini.”

ENVISION || YONGHOON 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang