Dengan wajah merengut dan bibir yang maju beberapa senti, Jungkook turun dari pangkuan Seokjin.
"Pokoknya adek ga mau minum obat!" Tegas Jungkook, menatap Seokjin yang masih duduk termangu.
Tentu saja si kakak sangat terkejut karena ini adalah pertama kali melihat Jungkook marah kepadanya bahkan mengancamnya dengan hal yang menurut Seokjin sangat konyol, khas ancaman seorang bocah.
Dari tempatnya duduk, Seokjin sedikit membungkuk, mendekatkan wajahnya ke wajah kecil Jungkook dan menatap tajam mata bulat yang cantik itu dari jarak yang cukup dekat.
"Heh bocah, kenapa sekarang jadi banyak maunya?" Tanya Seokjin dengan nada suara yang sengaja direndahkan untuk membuat Jungkook takut.
Tidak, Jungkook yang sekarang bukanlah Jungkook yang dulu. Alih-alih merasa takut, kini Jungkook melipat kedua tangannya di dada dan menjawab argumen Seokjin dengan percaya diri.
"Maunya adek cuma supaya Kakak tidur dirumah malam ini. Titik!"
Perlahan tapi pasti, Seokjin kembali menegakkan badannya ke posisi semula.
'Buset, nih bocil pinter juga ternyata'' ucap Seokjin dalam hati dengan kedua pipi yang mulai bersemu merah karena diam-diam merasa malu.
Jika dipikir lagi, benar juga jawaban Jungkook. Yang diinginkan anak itu memang cuma satu, Seokjin menginap dirumah malam itu.
"Kakak" panggil Jungkook.
"Apa?"
"Tadi Kakak bilang kalo Kakak yang bikin Kookie jadi berantem sama Mingyu dan akhirnya Kookie jadi sakit kan?"
"Iya, kenapa emangnya?""
"Berarti Kakak yang harus temenin Kookie tidur malem ini karena Kookie lagi sakit. Ini nih lihat nih, masih panas kan badan aku?" Jungkook menarik telapak tangan Seokjin untuk ia letakkan di keningnya.
Seokjin yang masih shock dengan betapa cerdas adik bungsunya ini, menarik tangannya dari kening Jungkook dengan canggung lalu menggaruk kepalanya sendiri yang tidak gatal.
"Dek, please..."
"Please apa?"
"Lain kali aja Kakak nginepnya Jangan sekarang, Please? Kakak janji. Lain kali Kakak tidur dirumah temenin Kookie. Ya?"
Terlihat Jungkook menghela nafas malas. "Ya udah, sana pulang. Adek ga mau minum obat!"
Berlalu dari hadapan Seokjin dengan langkah kaki yang dihentak-hentak, Jungkook masuk ke ruang keluarga yang berseberangan dengan ruang makan membuat semua orang yang ada disana, Namjoon, Taehyung, Jimin dan Bunda menoleh dan menatap keheranan wajah kesal si hungsu.
"Lah, kenapa lagi nih si bontot?" Gumam Jimin lirih.
Semua yang ada di meja makan pun semakin dibuat heran ketika melihat Seokjin menyusul Jungkook dari belakang dengan langkah cepat.
"Adek, Berhenti. Minum obat dulu. Kakak ga bercanda ya!" Tegas Seokjin.
Jungkook lalu menghentikkan langkahnya, membalikkan badan kebelakang dan kembali menatap Seokjin.
"Gak mau. Adek ga mau minum obat. Oke?"
Seokjin pun dibuat menghela nafas panjang dengan sikap Jungkook yang ternyata cukup keras kepala ini. Yang sayangnya, Persis sama seperti dirinya.
Kemudian Seokjin berlutut di hadapan Jungkook dan kembali berujar.
"Kakak tuh besok kerja adeek, ga bawa baju buat ke kantor. Kalo malem ini Kakak nginep disini, emangnya besok Kakak ke kantornya pake seragam sekolahnya Kookie?" Ujar Seokjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUNSET SKY
Fiksi PenggemarMemiliki tiga kakak dengan rentang usia yang cukup jauh menjadi berkah tersendiri untuk hidup Kookie terutama jika itu menyangkut Kakak kedua dan Kakak ketiganya kecuali Kakak sulungnya yang bahkan tak pernah menatapnya.